Setelah ucapan Taeho padaku beberapa hari lalu, aku jadi benar-benar memantapkan hatiku untuk tak terlalu peduli dengannya. Maksudku, aku menjadi cenderung ekstra hati-hati agar tak menaruh rasa pada lelaki ini.
Kupikir, akan lebih mudah untuk meghendalikan perasaanku ketika memikirkan kalimat terakhirnya sebelum pamit pergi dari sisiku kemarin. Tanpa bahkan mungkin disadarinya, Taeho telah berencana tak lagi berbincang seakrab ini denganku.
Ia mungkin meninggalkanku, dalam arti duniawi. Toh benar bahwa ia menolak untuk menjelaskan lebih lanjut dan memilih untuk pergi sebelum aku sempat memikirkan tanya.
Aku melangkahkan kakiku menuju mini market yang letaknya tak jauh dari halte bus. Waktu telah menunjukkan pukul delapan malam ketika aku menengok arloji yang melingkar di pergelangan tangan kiriku.
"Aku lelah. Lebih baik aku duduk dulu disini sebelum pulang," gumamku, sangat pelan sembari mengambil sebuah ramen instan dan sebotol mineral.
Entah kebetulan macam apa yang terjadi padaku, Taeho memasukki mini market tepat ketika aku berniat duduk di luar.
"T-Taeho?"
✘✘✘
"Hey Ji Yunhee, sebenarnya bagaimana kau melihat sosokku?"
Taeho yang tadi berpaling duduk di sampingku, akhirnya membuka mulutnya ketika aku selesai dengan ramenku. Aku menegak air mineralku sejenak sebelum beralih menanggapi ucapannya.
"Mungkin.. sosok yang tak dapat kumengerti?" ucapku, balas bertanya.
Aku tak mau menimpali Taeho dengan serius. Aku hanya takut aku akan menggunakan perasaanku lagi di banding otakku.
"Kalau begitu, tak ada bedanya dengan caraku memandang diriku sendiri," timpal Taeho, dimana lagi-lagi jawabannya diluar pemikiranku.
Aku hanya mengedipkan kedua mataku cepat melihatnya, tanpa berkata apapun. Ia tak tampak mabuk, jadi kurasa cukup aman untukku bersamanya sebentar disini. Setidaknya ia tak akan banyak melantur, bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
y o u ✓
Teen Fiction"Aku tak tahu spesies manusia sepertimu masih ada di dunia." ©2018, amyoungiya_