[✘] kali kedua Yunhee (2)

167 57 11
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mengapa kau masih disini? Dimana pun rumahmu, kau harus segera pulangㅡㅡ siapa namamu? Oh ya, Ji Yunhee"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mengapa kau masih disini? Dimana pun rumahmu, kau harus segera pulangㅡㅡ siapa namamu? Oh ya, Ji Yunhee"

Aku yang memikirkan banyak hal, dan tak segera menjawab pertanyaannya, sontak membuat Taeho kembali membuka ucapannya.

"Hey, jawab aku. Cepatlah pulang, cuaca makin dingin. Aku akan berbaik hati mengantarmu ke halte bus," ujar lelaki itu.

Ia yang mulanya berjalan berlawanan dari arahku pulang, langsung membalikkan badannya kembali dan melangkah mendahului.

Takut akan bentakan yang mungkin diserukan Taeho--yang mabuk-- padaku, aku mengikuti saja lelaki itu dari belakang.

"Jangan berjalan di belakangku. Kemarilah. Aku bukan lelaki pengecut yang hobi menyentuh perempuan. Kau aman."

Aku terdiam. Bagaimana bisa Taeho mengatakan itu dalam tingkat kesadaran yang tak bahkan penuh?

Tapi, karena lelah. Aku mengikuti saja apa yang dikatakannya tanpa menuturkan sepatah kata pun. Berjalan di samping Taeho mungkin akan lebih baik daripada kemungkinan diculik orang lain jika berdiri di belakangnya, bukan?

Oke, kupikir aku mulai melantur saat itu.

"Duduklah."

Kami berdua tiba di halte dalam diam, sebelum Taeho mempersilahkanku duduk di bangku tunggu halte. Tanpa dikata pun, aku tahu ia berniat menungguku hingga dijemput bus.

Alih-alih duduk di sampingku, lelaki bertindik itu memilih untuk menyandarkan tubuh jangkungnya di besi penyangga bangku halte. Ia memasukkan tangannya ke saku, berniat mengeluarkan bungkus gulungan tembakaunya hingga ia melihat ke arahku dan mengurungkan niatnya.

"Kau tampak lelah. Kenapa kau baru pulang sebegini malamnya?" tanya Taeho, dengan suara agak tersendat karena kondisi mabuknya.

"Kerja kelompok. Ah, tapi tak dapat dikata demikian, toh dari enam orang hanya aku dan seorang temanku yang mengerjakannya," jawabku.

Entah apa yang membuatku mengatakan itu, tapi kalimat itu seakan keluar begitu saja dari mulutku. Mungkin aku memikirkan bahwa tak masalah mengatakan ini pada orang mabuk.. bukan?

Tapi, aku salah. Aku sadar bahwa aku belum mengenal Taeho sedalam itu. Aku tak tahu bahwa.. ia akan marah.

Kuulangi. Aku tak tahu ia akan marah..









..dalam keadaan mabuk.

"Siapa?? Siapa orang-orang ******* yang membiarkanmu bekerja sendiri, hah?? Pengecut-pengecut itu sangat tidak bertanggungjawabㅡㅡ Biar kuhajar mereka! Dimana mereka sekaㅡㅡ"

Sial. Refleks aku beranjak berdiri dan menarik lengan Taeho dan menghentikannya. Tentu saja sebelum lelaki itu berlari menerobos orang-orang dan menghajar anggota kelompokku satu persatu.

"Taeho, hentikan! Kau mabuk!"

Anehnya, lelaki berjaket hitam itu langsung terdiam. Ini kesempatanku untuk melepaskan tanganku dari lengannya.

"Sial. Kupastikan mereka takkan hidup tenang jika seperti itu lagi padamu," ucap Taeho, penuh kekesalan.

Aku tak pernah tahu Taeho akan marah pada hal-hal semacam itu. Maksudku, ia marah pada.. orang-orang yang tak bertanggung jawab? Bahkan ketika ia.. tidak mengenal mereka?

"Taeho. Tenanglah," ucapku. Tak ada cara lain untuk menenangkannya selain itu, kurasa. Aku kan tak terlalu mengenalnya.

"Jangan pikirkan aku. Aku paling benci hal-hal semacam itu, kau tahu. Pulanglah dan istirahatlah. Bahkan dimata orang mabuk sepertiku kau tampak begitu kelelahan. Hey Ji Yunhee. Cepat," tutur Taeho, tepat ketika bus terakhir hari ini tiba di halte.

Aku pun segera masuk ke dalam bus. Segera setelahku masuk, aku melihat lagi ke arah Taeho. Tapi lelaki itu memberi tanda dengan jemari dan telapak tangannya, seakan mengusirku agar cepat pulang. Tak kusadari, aku tersenyum dan tertawa kecil.

Ini kedua kalinya aku berinteraksi dengan Taeho. Tapi mengapa rasanya.. seperti aku telah biasa dengannya?

 seperti aku telah biasa dengannya?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
y o u ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang