Di sekitaran halaman kampus yang berderet bangku dan meja beton panjang, aku melihat Yunhee duduk seorang diri. Sebuah laptop terbuka di hadapannya.
Raut wajah lelahnya tampak dari kejauhan. Mungkin ia sedang mengerjakan tugas desainnya? Ya, mungkin benar demikian.
Setelah melihat ke arah arloji sejenak, kuputuskan untuk mendekatinya. Siapa tahu keberadaanku disana mungkin agaknya sedikit dapat membantunya?
"Hey, kemeja kuning. Sedang apa?"
Yunhee-- yang mengenakan kemeja kuning dan jeans biru panjang-- tampak terkejut ketika mendengar suaraku yang memanggilnya tepat di belakangnya.
"Taeho!!! Kau mengejutkanku, tapi.. pas sekali! Kala waktu, kau berkata mau membantuku jika aku kesulitan dengan sesuatu, bukan?"
Sebenarnya, aku agak tak menyangka melihat senyum merekah di wajah gadis itu setelah raut wajah lelahnya kutangkap dari kejauhan.
Yunhee mungkin menyadari diamku, karena setelah itu ia menunjukkan sesuatu pada layar laptopnya padaku.
"Kau pintar fotografi, jadi kupikir kau punya sense yang bagus soal warna kontras. Jadi, bantu aku memilihnya. Ungu-kuning, atau merah-hijau?"
Aku melangkah mendekat agar dapat memperhatikan desain yang sedang dibuat oleh Yunhee dengan lebih jelas. Desainnya bagus. Oh ya, tentu saja. Gadis itu, kan, anak DKV.
"Dilihat dari kesan pertamaku pada desainmu.. kupikir akan bagus jika kau ambil warna kontras ungu-kuning. Kau menonjolkan tulisan utamamu ini kan? Jadi.. menurutku jika kau letakkan warna itu pada tulisan utama, atensi pertama orang yang melihat desainmu akan refleks terfokus dengan itu. Pun, pandangan mereka cenderung tak terdistraksi oleh desain tambahanmu yang berwarna kelabu," ujarku.
Yunhee mengangguk-anggukkan kepalanya, tampak mempertimbangkan saranku.
"Ah ya, kurasa kau benar. Terimakasih banyak, Taeho. Aku senang kau tak hanya membantuku memilih, namun juga mengatakan alasan pilihanmu. Itu sangat membantu. Terimakasih!"
✘✘✘
Aku duduk di hadapan Yunhee, sembari menunggunya menyelesaikan desainnya. Gadis itu tak merasa terganggu dengan keberadaanku disana. Toh aku hanya diam memburu waktu.
"Kau tidak kuliah?" tanya Yunhee, tiba-tiba.
Ia tampak telah selesai dengan tugasnya, lalu menutup laptopnya perlahan.
"Seharusnya, ya. Tapi kau bisa lihat aku disini haha," ucapku, santai.
"Kau bolos?"
Aku mengangguk. Ya, aku membolos, memang. Tapi, bukan karena aku sedang malas atau semacamnya. Mungkin sesekali aku memang sengaja tak kuliah karena malas, tapi tidak kali ini.
"Aku ada urusan penting dengan dekan dua puluh menit mendatang. Jadi kupikir.. kukorbankan saja waktu kuliahku. Toh, bukannya aku tak biasa membolos hahaha," tuturku, tertawa kecil.
Yunhee mengernyitkan dahinya. Sebentar kemudian, gadis berkuncir ponytail itu tampak seperti mengingat sesuatu.
"Ah, benar. Kudengar kau akan mengadakan pameran fotografi bersama teman-temanmu, dan kau.. ketuanya? Keren"
Aku menghela nafas, seakan itu bukankah hal yang perlu dibesar-besarkan.
"Ya, tapi.. dapat bilang itu terencanakan oleh karena kekeraskepalaanku," tuturku.
"Maksudmu?"
Aku mengacak rambutku kasar, dan melihat ke arah Yunhee sembari menjawab pertanyaannya.
"Dimataku, teman-temanku memiliki bakat dan sense yang bagus soal karya fotografi penuh makna, Yunhee. Mereka dapat menangkap momen sederhana, yang kurasa dapat menghasilkan interpretasi berbeda tergantung bagaimana orang mempersepsi hasil fotonya," paparku.
Aku berhenti sejenak, lalu melanjutkan.
"Tapi, kupikir kau juga menyadarinya, Yunhee. Masyarakat kita masih berpikiran sempit soal karya. Batasan suatu karya apik di mata publik kurang luas, sehingga karya-karya 'beresiko' hanya dipandang sebelah mata oleh mereka dan bahkan diabaikan."
Yunhee diam. Gadis itu tampak mengambil kesimpulan atas ucapanku.
"Jadi.. tunggu. Kau bersikeras membuat pameran untuk karya teman-temanmu itu dan mengambil resiko untuk membicarakannya dengan de.. kan? Kau gila."
"Benar, dan bukankah kau juga sudah tahu bahwa aku gila?"
ㅡ
mulai chapter depan, gagasan yang rumit dan (mungkin) sarkas sudah mulai muncul
ehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
y o u ✓
Teen Fiction"Aku tak tahu spesies manusia sepertimu masih ada di dunia." ©2018, amyoungiya_