[✘] cinta dan cerita

107 33 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku lelah menunggumu disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku lelah menunggumu disini. Kapan kau akan selesai dengan tulisanmu, Yoon Hayoung? Lima menitmu pasti berarti satu jamㅡㅡ"

"Iya iya. Sabar, kau Jihoon"

Hayoung mengetikkan kalimat terakhirnya pada cerita pendek yang baru saja selesai ditulisnya dengan senyum puas. Gadis berambut sebahu itu akhirnya beranjak berdiri setelah membuat sang pacar, Song Jihoon, menunggunya di sofa ruang tengah selama nyaris satu setengah jam.

Hayoung mematikan laptopnya dan segera menutupnya. Gadis itu meringis memandang wajah Jihoon yang kesal dibuatnya karena terlalu lama menunggu.

"Hehehe, lama ya. Kubelikan es krim ya, nanti?" goda Hayoung, cengesan.

Jihoon yang gemas melihatnya, refleks menepuk pelan sebelah pipi Hayoung dengan tangan kanannya.

"Hey, Song Jihoon!"

"Ahahaha, maaf. Kau menulis cerita soal apa, sih? Aku sampai tak enak hati menyelamu untuk bertanya," ujar Jihoon.

"Tentang.. Yulhee"

Jihoon mengernyitkan dahinya.

"Park Yulhee..? Teman dekat SMA-mu? Memangnya, ada sesuatu yang menarik untuk kau jadikan cerita untuk blogmu?"

Hayoung menganggukkan kepalanya. Ia meraih laptop miliknya untuk dikemasi masuk ke dalam ranselnya untuk dibawa pergi.

"Sebenarnya.. ya. Ia bercerita padaku secara cukup detil soal suatu hal ketika kami bertemu dua hari lalu," ungkap Hayoung.

"Sampai kau tuliskan ini.. semenarik apa memangnya?" tanya Jihoon, penasaran.

"Ia.. menemui sosok laki-laki yang dapat dibilang unik dan tak bisa ditebak di kampusnya. Kupikir, seru saja jika aku mengambil benang merah cerita Yulhee menjadi sebuah cerita," aku Hayoung.

Jihoon mengangguk mengerti. Tapi kemudian, lelaki itu bertanya lagi.

"Tidakkah kau harus menentukan akhir ceritanya? Maksudku, tentu saja itu fiksi. Tapi.. apakah kau membuat akhir yang sama dengan aslinya?"

Hayoung tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya, cepat.

"Tidak. Tidak sama sekali. Akhir dari cerita Yulhee.. jauh lebih menyakitkan dibandingkan akhir cerita fiksiku. Karena itu, setidaknya aku harus membuat ending yang agak lebih baik dari yang sebenarnya," jawab Hayoung.

Hayoung beranjak bangkit dari posisinya, diikuti oleh Jihoon. Setelah menunda sekitar dua jam lamanya, akhirnya mereka benar-benar keluar untuk makan.

"Aku jadi penasaran akan satu hal. Laki-laki yang dikenal Yulhee itu orang baik atau bukan sampai berakhir menyakitkan?"

Hayoung menghela nafas pendek.

"Entahlah. Awalnya ia cukup baik dibalik segala.. keunikannya. Tapi, ia berubah dengan cepat tanpa alasan bak petir menyambar beberapa bulan setelahnya. Aneh, bukan? Kuharap kau tak seperti itu, Song Jihoon"

Jihoon terkekeh, lalu dengan cepat menggelengkan kepalanya.

"Tidaklah. Sebelum aku denganmu, aku sudah memutuskan matang matang segala konsekuensinya. Pacaran bagiku bukan untuk main-main, tahu," kata Jihoon.

Hayoung tertawa dan merangkul akrab pundak Jihoon, sembari mereka berjalan kaki keluar rumah menuju halte bus.

"Aku juga. Jika aku tak begitu, aku tak mau menerimamu"

"Tapi kau menerimaku"

"Tentu saja, kau baik. Sudah tiga tahun berlalu, ya?"

Hayoung melangkahkan kakinya di samping Jihoon dengan senyuman merekah. Ia beruntung memiliki Jihoon yang dapat mempertanggungjawabkan segala ucapannya.

Pandangan tokoh Taeho yang ditulisnya pun, sedikit banyak ia tulis sembari mengingat pacarnya itu. Tentu saja, selain sifat yang ia tentukan atas inspirasi pengalaman nyata Yulhee, temannya.

Jika Hayoung boleh berkata, tokoh Taeho karangannya memang terkesan sok, labil, dan belum cukup memahami dirinya sendiri. Tapi setidaknya, Taeho mau berusaha mempertanggungjawabkan ucapannya di akhir dan meluruskan segalanya dengan Yunhee.

Ya. Walau mungkin Taeho tak berakhir bersama dengan gadis itu, setidaknya ia tak lari dari ucapan dan prinsipnya.

Setidaknya.. Taeho di cerita Hayoung tak membuat Yunhee berakhir terluka seperti Yulhee, temannya.

Lagipula, terkadang akhir cerita yang dirasa mengecewakan belum tentu benar-benar mengecewakan, bukan? Begitu pula soal akhir cerita bahagia belum tentu benar-benar membahagiakan.

Lagipula, terkadang akhir cerita yang dirasa mengecewakan belum tentu benar-benar mengecewakan, bukan? Begitu pula soal akhir cerita bahagia belum tentu benar-benar membahagiakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

END。

langsung baca akhir kataku di chapter selanjutnya yang aku publish bebarengan dengan ini yaa~ terimakasih ♡

y o u ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang