5.SB : Ingin Terlihat

994 101 5
                                    


Didedikasikan
Untuk kamu
Yang nunggu di Notice doi.

















Vera menarik nafasnya putus-putus, bertopang pada lutut, Ia menghadap guru Olahraganya. Ia berhenti berlari disaat teman-temannya masih saja berkeliling lapangan sebanyak 10 kali sebagai pemanasan. Sementara Vera baru saja 3 kali dan kepalanya sudah pusing.

“Pergi ke UKS.”

Pak Jay namanya, Dia sudah tahu penyakit Vera dan dipermisikan orangtuanya sejak awal masuk—maka ia maklum dan menyuruh Vera pergi ke uks.

Vera menggeleng, “Saya hanya istirahat saja, Pak. Boleh?”

Dan anggukan pasrah sebagai jawaban, Vera duduk di pinggir lapangan memperhatikan rumput yang bergoyang di dekat sepatunya, sesekali mendengar gosip teman-temannya.

“Enak sekali dia, Segitu baiknya pak Jay sama dia.”

“Iya, Kita juga lelah, sama kayak dia. Tapi kalau kita minta izin seperti dia, pak Jay tak pernah mengasih.”

Gunjingan rasa tak suka itu selalu Vera dapatkan setiap saat. Vera tak pernah memusingkan hal itu, Tak pernah peduli.

“Vera dekat dengan guru, maka juara.”

Vera menghela nafas, merasa bahwa hidupnya benar-benar melelahkan.

Tak beberapa lama, Yang lain sudah selesai berlari dan beristirahat sebentar di pinggir lapangan. Vera hanya diam—tak punya teman, duduk menunduk.

Sesaat, Ia melihat darah menetes dari hidungnya. Dengan cepat, ia mengambil tissue di saku dan berdiri.

Satu helaan keluar saat ia menahan darah itu dengan tissue agar tak jatuh mengotori bajunya—ataupun dilihat teman-temannya.

Menghela nafas lagi, Ia berjalan ke arah Pak Jay untuk permisi ke toilet.

Terhitung 3 kali menghela nafas, Sebelum pergi ia menghela nafas lagi. Sangat lelah rasanya.

“Satu hela nafas, Satu keberuntungan pergi. Jangan terlampau sering.”

Suara Raka tadi menghentikan pergerakkannya. Sedikit menoleh, Ia menghela nafas lagi.

Itu Raka berkata untuk Tere yang belajar bermain Voli dengannya—dan terdengar bodoh sekali ia berharap kalimat Raka tadi untuk dirinya.

Ia melanjutkan jalan, sangat ingin terlihat dimata Raka.

“Hah...” Menghela nafas lagi dan lima keberuntungannya sudah melayang.















;












Pelajaran seni lukis menjadi salah satu yang tidak terlalu disukai Vera. Vera lebih menyukai seni musik, timbang seni lukis.

Cara membubuhkan pemikiran tentang berbagai perspektif objek yang digambar dan unsur-unsur yang lain cukup membuat Vera merasa pusing.

Siapa Bilang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang