11 : Kau yang ku pilih...

5.2K 178 14
                                    

"Keegoisan terbesarku adalah mempertahankan dua hati, tanpa rela melepaskan salah satu hati."
-Grissham Arfan Irawan-

Langkah kakinya sangat tergesa dan tak enak untuk dikatakan baik. Arfan berjalan dengan perasaan sulit didefinisikan antara kesal, marah dan kecewa. Perasaannya campur aduk, walaupun dia disambut dengan sosok wanita cantik nan seksi di depan pintu Apartemen tersebut tak dapat menyingkirkan perasaan kacaunya.

Kedua tangan wanita itu merangkul manja diantara leher Arfan, dia hanya merotasikan matanya. Wanitanya mulai menggodanya, tetapi Arfan sama sekali tidak tergoda.

Arfan melepaskan kedua tangan si wanita dia masuk kedalam rumah dan tidak memperdulikan apa yang akan terjadi selanjutnya ketika dia menolak sang kekasih.

Arfan menyandarkan tubuh diatas sofa, memejamkan kedua matanya berharap bayangan-bayangan di otaknya sirna. Sepanjang perjalanan hingga dia tiba di apart kekasihnya bayangan wajah istrinya terus tergambar, dari senyumnya tutur kata halusnya dan tingkah sopannya terus mengiang. Sulit sekali untuk dihilangkan, terutama rasa bersalahnya yang berbohong untuk bekerja.

"Kamu kenapa Fan?" tanya Syandra seraya mendudukan diri di samping tubuh Arfan dengan sebelah tangan mengelus surai Arfan.

Orang yang di tanya tidak menjawab hanya memejamkan mata dan diam. Syandra menaruh kepalanya di atas dada Arfan, dia bergelanyut mesra berharap Arfan mau meresponnya.

"Apa aku melakukan kesalahan?" tanyanya lagi merasa didiamkan oleh Arfan.

Arfan berdecak kecil, ingin sekali dia berkata iya jika seandainya dia sudah melupakan perasaannya pada Syandra mungkin dia akan melakukan hal itu.

"Bagaimana dengan istri mu?"

Seketika Arfan beranjak dari duduknya kelewat prustasi, Syandra terus banyak bertanya membuatnya ingin sekali menyentak atau apalah sekedar melampiaskan rasa kacaunya.

Arfan menghela kasar di rauplah wajah tampannya itu.

"Sebenarnya ada apa kamu memanggilku dari siang dan mengancam ini itu? Ada apa?" to the point Arfan terdengar tak wajar, sebab biasanya dia selalu berkata lembut berbanding dengan sekarang dia terlihat kasar.

Syandra ikut berdiri menyamai posisinya dengan Arfan. Dia berusaha meraih lengan Arfan namun Arfan terus menghempasnya.

"Kamu kenapa sih Fan? Tidak biasanya kamu begini?" heran Syandra yang sangat ingin di jelaskan apa penyebab Arfan berbuat kasar padanya.

Arfan siap menyemburkan kata-kata yang mungkin sedikit menyakiti tapi ia urungkan, dia tahan sebisa mungkin. Bagaimanapun Syandra adalah wanitanya, dan dia tidak akan melakukan hal menyakiti hati wanitanya.

"Aku sudah bilang kan, jika aku sedang berada dengan istri ku kamu tidak boleh menelpon atau mengirimkan pesan," ucap Arfan berusaha di haluskan.

"Aku tahu-"

"Lalu? Kenapa kamu bersikap kekanakan begitu? Dan mengancam segala?" Arfan mulai emosi, niatnya ingin di waspadai malah tak terkendali.

Syandra memeluk Arfan.

"Aku rindu kamu. Beberapa hari ini kita tidak ketemu. Apa kamu tidak merindukan ku?" kepalanya menengadah keatas.

Tangisan Seorang Istri (Versi Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang