"Arfan tidak mau di jodohkan dad. Arfan sudah punya pilihan sendiri, daddy gak berhak maksa Arfan. Syandra tagung jawab Arfan, daddy harus ingat!!"
"Arfan!!" bentak Arkam yang hampir melayangkan sebuah tamparan untuk Arfan yang terus menentang atas keinginan Arkam.
Arfan tidak takut akan tentangan atau bahkan tatapan tajam sekalipun Arfan tak takut. Dia bahkan melayangkan tatapan yang sama persis seperti Arkam.
"Daddy kecewa sama kamu-"
"Arfan lebih kecewa sama daddy. Daddy egois, daddy tidak pernah memikirkan perasaan Arfan. Dari dulu Arfan selalu dipaksa untuk menjadi anak seperti yang daddy inginkan, Arfan tak pernah menentang Arfan selalu menuruti meski Arfan terkekang. Dan itu semua demi kebahagiaan daddy sendiri!! Arfan cape dad, jika terus menuruti keinginan daddy. Maaf dad kali ini Arfan tidak bisa menuruti keinginan daddy, Arfan tidak bisa sekalipun daddy memelas," final Arfan membalikan badan melangkahkan kakinya.
Pak Arkam menggeleng, bukan maksud dirinya untuk mengekang, dia hanya tidak ingin Arfan menjadi korban seperti yang dirasakan Irfan. Arkam tak sudi jika kejadian dulu terulang kembali. Karena kehilangan darah daging kita sendiri sesuatu yang tidak diinginkan setiap orang tua. Terlebih Arfan adalah satu-satunya pewaris keluarga Irawan.
"Kamu tidak pernah tahu bagaimana perasaan daddy. Daddy memaksamu untuk menikahi wanita pilihan daddy, karena daddy sayang sama kamu," pak Arkam mulai emosional, air mata yang semula membatu kini roboh bagaikan pasir.
Arfan membalikan badannya kearah Ayahnya. "Daddy menyayangi Arfan?" dia tersenyum miring, "omong kosong. Jika daddy memang menyayangi Arfan daddy tidak akan memaksa Arfan supaya mau dijodohkan. Jika menyangkut kebahagiaan, daddy pasti membiarkan Arfan memilih keinginan Arfan. Karena seorang ayah akan memilih mengalah demi kebahagiaan anaknya."
Arfan mendaratkan ucapannya sedikit menajam hingga menembus pada organ sensitif Arkam. Arkam menangis tersedu melihat kepergian anaknya yang tidak mau memahami bentuk pengekangannya ini. Arfan tidak pernah mau mendengarkan alasan Arkam, Arfan akan selalu pergi. Menurut Arfan ayahnya seperti itu karena tidak menyukai Syandra karena Syandra berasal dari kalangan kelas bawah.
Dibalik itu Arfan tidak mengetahui alasan pasti Arkam melarangnya. Bukan masalah kelas bawah yang jadi permasalahan, melainkan sebuah kenangan lama yang menyangkut wanita bernamakan Syandra. Kenangan pahit bersimbahan darah.
○○○
Di sebuah koridor fakultas terlihat seorang wanita muslim berwajahkan cantik bercampur manis itu berjalan seorang diri dengan perasaan kecamuknya. Beberapa jam lalu gadis itu menjadi bahan topik perbincangam seisi fakultas. Akibat berita mengenai kedekatannya dengan salah satu dosen disana alhasil namanya melambung tinggi bagaikan bola diterjang dengan kekuatan penuh. Yah Adiba menjadi viral setelah fenomena beberapa minggu lalu dimana dirinya dipergoi pulang bersama Zidan.
Adiba mendengus kesal, menghentakan kakinya. Pegangan tangannya yang merengkuh beberapa buku novelnya mengerat pucat. Beberapa wanita yang di koridor baru dia lewati tadi telah menyindirnya membuat hatinya geram dan begitu ingin memberikan suatu sumpalan. Jika saja di sekitar koridor tadi terdapat sebuah kotoran mungkin Adiba akan mengambilnya dan menyuapinya kedalam mulut tak berpendidikan itu. Masih diuntungkan keadaan koridor sangat steril.
Adiba masih harus melewati beberapa kpridor lagi untuk tiba di parkiran. Dia menghela jengah membayangkannya.
"Aku sangat membutuhkan sayap," gumamnya lemah tak berdaya. Tepat sekali disaat keadaan begini sayap memang hal terampuh untuk dirinya. Dengan memiliki sayap Adiba tidak perlu berjalan kaki sekedar melewati koridor terutama melintasi berbagai ocehan sampah pengisi fakultas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tangisan Seorang Istri (Versi Revisi)
ChickLitFollow dulu yu sebelum baca;) Dia pria yang tidak ku ketahui, dia pria yang menjadi suami ku imam hidupku. Dia pria terbaik sekaligus terjahat sepanjang hidup ku bersamanya. Dia tidak pernah melakukan kontak fisik untuk menyakitiku, dia menyakitiku...