Rontokan salju, keringnya
summer, semua kembali beranjak pergi. Perlahan autumn melambai menyapa kemudian menghampiri. Maple yang berjatuhan melambai-lambai seakan memberi isyarat perpisahan pada batang pohon yang menumbuhkannya.Tidakkah sangat menyakitkan melihat perginya sesuatu yang sudah lama kita lindungi, sayangi, tumbuh bersama disertai suka dan duka yang menghiasi .
Tapi itulah hidup, mereka yang sudah dikodratkan untuk pergi pastilah pergi. Namun, seiring waktu berlalu lambat laun pasti akan datang hal yang baru dan mampu merubah tatanan kehidupan kita.
Maka dari itu sambutlah, terimalah, cintailah, lindungilah, sayangilah hal baru yang telah kita dapatkan. Karena kita tidak pernah tahu hal yang telah menghampiri kita itu bisa kita dapatkan kembali atau tidak sama sekali.
Jadi, jagalah baik-baik apa yang telah di berikan oleh Allah Ta'ala kepada kita.
26 Maret 2018
Tokyo, Japan
Haruno Sakura🍁🍁🍁🍁
Uchiha Sasuke atau biasa dipanggil Sasuke. Pria tampan nan menawan dengan berjuta kejutan didalam dirinya, terlahir dari keluarga konglomerat yang sudah pasti memiliki harta berlimpah yang mungkin tidak akan habis sampai tujuh turunan, itu tidak dapat dielakkan lagi bukan.
Bukan hanya tampan, Sasuke juga memiliki otak yang sangat jenius sehingga diumur nya yang menginjak angka dua puluh lima, pria itu mampu menyelesaikan S3 nya didibidang bisnis dan manajemen.
Setelah Sasuke menamatkan S3 nya, Uchiha Fugaku -yang tidak lain adalah ayah Sasuke- memutuskan untuk menyerahkan jabatan Presdir kepada putra bungsunya tersebut.
Uchiha Corporation adalah perusahaan besar yang bergerak di bidang Property, Resort, Perhotelan, Pendidikan dan masih banyak lagi.
Awalnya, pria lulusan Oxford Unversity itu sempat menolak keinginan sang ayah, karena Sasuke ingin membangun perusahaannya sendiri yang ia mulai dari nol. Bukan hasil pemberian dari orang lain, terlebih dari Ayahnya itu.
Sudah cukup Sasuke diberi fasilitas lengkap semasa hidupnya. Kini pria itu ingin membalas semua jasa kedua orang tuanya karena telah membesarkan dan mendidiknya hingga ia seperti ini.
Tapi, Ayah Sasuke itu tipe orang yang keras kepala. Sebuah sifat yang menurun pada putra bungsunya itu. Fugaku tidak menerima penolakan sama sekali, bahkan kalau sampai Sasuke menolak keinginannya itu, pria paruh baya itu mengancam akan menghapus nama Sasuke di silsilah keluarga Uchiha, dan mengecap dirinya sebagai anak durhaka. Mengerikan bukan?
Maka dari itu, suka atau tidak, Sasuke harus menerima tawaran -atau mungkin paksaan- dari Ayahnya itu.
Diawal kepemimpinannya, Sasuke langsung disuguhkan dengan berbagai permasalahan. Dimulai harga saham yang menurun, pekerja yang korupsi, kinerja karyawan yang tidak sesuai dengan keinginannya, dan juga banyaknya pembatalan kerja sama dengan para investor. Kepala Sasuke rasanya ingin meledak memikirkan persoalan mengenai perusahaan Ayahnya itu.
"Hhhh..." helaan nafas terdengar dari seorang pria yang tengah duduk disebuah bangku taman dekat perusahaan dengan segelas CoffeLate ditangan nya. Pria itu, Uchiha Sasuke.
Sasuke mendongak memandang birunya langit yang membentang luas diatas nya. Rambut pria itu terlihat bergerak lembut tertiup angin. Sasuke memejamkan mata, mencoba menikmati kedamaian yang merasuk kedalam jiwanya.
Drtt.. Drtt..
Getaran Smartphone disaku celananya membuat Sasuke terusik. Pria itu meghela napas sebelum meraih ponselnya tersebut.
"Moshi-moshi.."
"Teme, kau ada dimana?! Cepat kembali kesini! Rapat sudah mau dimulai! Semua klien sudah menunggumu tau!"
"Ak- " belum selesai dengan kalimatnya, sambungan telepon sudah terputus, membuat pria tampan itu berdecak kesal.
"Baka Dobe! Sebenarnya yang boss disini itu aku atau dia?!" Dengus Sasuke jengkel. Dengan malas, pria itu beranjak dari duduknya dan berjalan kearah dimana kantor nya berada untuk menghadiri rapat sebelum teman berisiknya itu kembali mengomel.
***
At Tokyo University
Haruno Sakura, satu-satunya gadis berpenampilan sangat mencolok dibandingkan mahasiswa-mahasiswa lainnya. Sakura mengenakan khimar panjang yang mampu menutupi sebagian tubuhnya, ditambah selembar kain yang menutupi wajah hingga menyisakan bola mata hijau terang gadis itu saja.
Kadangkala banyak orang dikampus menatap aneh, risih, jengkel dan hal semacamnya mengenai penampilan Sakura itu. Walaupun begitu, Sakura tidak pernah ambil pusing akan tanggapan atau penilaian orang-orang terhadap dirinya.
Sebab motto Sakura adalah:
"Jangan utamakan penilaian orang lain tapi utamakan lah penilaian Allah Ta'ala. Sebab, sebaik-baik pemberi nilai ialah Allah Ta'ala. Tuhan yang Maha Adil."
Sakura kini tengah duduk di bangku panjang yang terdapat dihalaman kampusnya. Gadis itu tampak sesekali melihat arloji yang melingkar manis ditangan kirinya.
"Huufftt.. Ino mana yah?" Gumam Sakura. Gadis itu terlihat bosan menunggu teman satu-satunya itu.
Meskipun Sakura dan Ino berbeda keyakinan, tapi mereka mampu menjalin persahabatan yang indah, bahkan kedua gadis itu sudah seperti saudara.
"Sakura!" panggil seseorang yang sontak membuat Sakura mendongakkan kepalanya yang sejak tadi tertunduk.
Orang itu Ino, Yamanaka Ino. Gadis berambut pirang tersebut tampak melambai pada Sakura dari kejauhan.
"Maaf membuatmu menunggu, Sakura. Aku kesiangan." ucap Ino setelah gadis itu mendudukkan diri disamping Sakura.
"Kebiasaan." Balas Sakura yang mengundang kekehan dari gadis pirang disamping nya.
"Maklum, Putri tidur." Sahut gadis pirang itu.
"Jadi bagaimana? Apa sudah ada?" Sakura bertanya, gadis berniqab itu memilih untuk mengabaikan kalimat temannya tersebut.
"Tentu saja ada." Jawab Ino bangga. "Kemarin aku sudah bertanya pada saudaraku, dia bilang ada lowongan untuk menjadi sekretarisnya dikantor."
"Saudaramu itu laki-laki atau perempuan?" Tanya Sakura.
"Laki-laki."
Sakura terdiam mendengar jawaban Ino. Laki-laki? Apa dirinya bisa bekerja dengan baik? Terlebih menjadi seorang sekertaris. Bukankah sekertaris bertugas untuk mengurus segala keperluan dan mengikuti kemanapun sang boss pergi? Jika boss nya itu perempuan, ia tidak akan sebingung ini. Tapi yang menjadi boss nya nanti itu adalah seorang laki-laki.
Sebenarnya Sakura berasal dari desa, gadis itu bisa menempuh pendidikan di Tokyo University karena sebuah beasiswa. Namun sebagian besar beasiswa tersebut tidak termasuk biaya hidup, sehingga Sakura harus mencari lagi pendapatan tambahan dengan bekerja sambilan. Oleh karena itu Sakura meminta bantuan Ino untuk mencarikan pekerjaan untuknya guna memenuhi kebutuhan hidup selama di ibukota ini.
"Tenang saja, saudaraku itu bukan orang yang cabul kok." Ujar Ino karena gadis itu melihat Sakura yang sedari tadi terdiam.
"Bukan itu maksudku." Sargah Sakura. Ia jadi merasa tidak enak, karena diamnya tadi membuat Ino berpikiran seperti itu.
"Yasudah. Ayo kita berangkat!!!" ucap Ino seraya menarik tangan Sakura untuk melangkah menuju mobil ungunya yang terparkir apik tak jauh dari mereka.
"Berangkat kemana?" Tanya Sakura bingung.
"Kehatimu..."
"Aku serius Ino!"
Ino terkekeh, "Kemana lagi? Tentu saja ketempat kerja mu."
Emerald Sakura membulat mendengar jawaban gadis pirang itu.
"Apa?!"
Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
ANA UHIBBUKA FILLAH [✓]
FanficSebaik-baik rasa cinta adalah yang dibangun dengan mencintai karena Allah. Tapi bagaimana jika jatuh cinta pada orang yang tidak tepat? Pada orang yang kau sendiri tau tidak akan mungkin bisa bersamanya. "Tak sepantasnya aku memiliki perasaan sepert...