19 : Akhir

5K 365 51
                                    

Sasuke memandang jalanan yang mobil keluarganya lewati dengan tatapan kosong. Pemandangan indah yang membuat Kenichi memekik senang tak mampu menarik perhatian Sasuke sedikitpun. Hatinya terlampau sakit. Sakit hingga membuatnya seolah mati rasa.

Rasa sakit itu bermula ketika dirinya dalam perjalanan pulang ke rumah beberapa hari yang lalu. Saat tiba di gerbang mansion, onyx Sasuke menangkap siluet yang begitu familiar di matanya.

Haruno Sakura. Gadis itu terlihat keluar dari dalam rumahnya dengan seorang pria berambut merah yang berdiri di samping gadis itu.

Sasuke tidak bisa mendengar percakapan mereka karena jarak yang lumayan jauh. Namun meskipun demikian, Sasuke bisa mendengar samar-samar suara tawa Ibunya.

Kini, begitu banyak pertanyaan dalam benak Sasuke.

Apa yang mereka bicarakan?

Mau apa Sakura datang ke rumahnya?

Dan siapa laki-laki itu?

Sasuke tidak mengerti. Jika memang ia begitu ingin tahu, kenapa tidak menghampiri mereka? Kenapa dirinya malah memilih untuk bersembunyi seperti ini?

Setelah beberapa saat, Sakura pamit dan berjalan memasuki sebuah mobil yang Sasuke yakini adalah milik laki-laki berambut merah itu.

Untunglah posisi mobil Sasuke agak tersembunyi hingga keberadaan dirinya tidak disadari oleh Sakura dan laki-laki itu ketika melewati gerbang.

Menahan rasa sesak yang tiba-tiba dirasakannya, Sasuke lekas kembali melajukan mobilnya memasuki halaman.

Ibu dan Ayahnya masih ada di sana ketika Sasuke keluar dari mobil. Sang Ibu menyambutnya seperti biasa, namun bukan itu yang Sasuke butuhkan sekarang. Kini, yang ia butuhkan adalah penjelasan.

"Tadi itu ... Sakura, kan?" tanya Sasuke setelah ia berdiri di depan orangtuanya.

Sejenak Ibunya terdiam sebelum mengangguk membenarkan.

"Ada keperluan apa Sakura kemari?" tanya Sasuke lagi.

'Dan siapa laki-laki yang bersamanya itu?' lanjutnya dalam hati.

Sang Ibu terlihat melirik Ayahnya sejenak sebelum mengatakan sesuatu yang membuat jantungnya seolah berhenti berdetak.

"Sakura kemari untuk memberi kita undangan pernikahan."

.
.
.

"... ke ..."

"......"

" ... suke..."

"......"

"Sasuke!"

Sasuke tersentak kaget saat Itachi menepuk pundaknya.

"Hn?"

"Kita sudah sampai. Ayo turun."

Sasuke mengerjap dan melihat sekeliling. Ayah, Ibu, Itachi, Kakak Ipar, serta Kenichi sudah keluar dari mobil dan kini tengah menatapnya bingung.

"Kau baik-baik saja, Nak?" tanya Ibunya cemas. "Wajahmu pucat."

"Aku tidak apa-apa." jawab Sasuke pelan sebelum keluar dan menutup pintu mobil dengan pelan. Entahlah, Sasuke merasa tenaganya hilang entah kemana.

"Kuatkan dirimu." Sial. Kenapa Itachi malah berkata seperti itu? Apakah dirinya terlihat menyedihkan sekarang?

"Meskipun kau begitu tidak ingin datang kemari, tapi kau harus menghargai Sakura yang telah mengundang kita." Fugaku menatap Sasuke tegas.

"Paman Sasuke, ayo kita temui bibi Sakura." Kenichi menarik tangan Sasuke yang masih diam bagai patung. Entah sejak kapan bocah itu memanggil Sakura dengan sebutan 'bibi' seperti itu.

ANA UHIBBUKA FILLAH [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang