Sasuke POV
Aku tidak tahu apa istimewanya Sakura untuk kupikirkan. Gadis itu terlihat biasa saja, tapi dia selalu mampu membuatku penasaran. Hingga waktu membawa kami ke dalam sebuah kebersamaan, aku semakin mengenalnya, semakin sering melihatnya lalu memperhatikannya diam-diam.
Mungkin Sakura tidak pernah menyadarinya. Karena mungkin baginya, aku bukanlah apa-apa. Tapi kali ini aku harus jujur. Aku sering menatapnya dari jauh. Aku sering menikmati tawanya, senyumnya dan candanya walaupun semua itu tidak dia tujukan untukku. Aku senang mendengar suaranya, walaupun bukan aku orang yang dia ajak bicara. Aku bahagia bisa melihatnya, menikmati setiap gerak-geriknya. Aku bahkan bersyukur walau aku hanya bisa memandangi punggungnya ketika dia membelakangiku atau ketika dia berjalan menjauhiku.
Aneh bukan? Jika aku bertanya pada Sakura, akan dia sebut apa semua ini? Gilakah? Jika dia menganggapnya begitu, maka kupikir dia salah. Aku… menurutku, aku mencintainya. Aku bisa merasakan gejolak kebahagiaan di hatiku saat dia berada di dekatku. Aku bisa merasakan dentuman hebat di jantungku saat kami saling berbicara, meskipun itu hanya obrolan yang teramat singkat.
Dikala itu aku tersadar. Ketika aku mulai melihat dirinya lebih dalam dan mencoba untuk mengenalnya lebih jauh.
Aku pernah bertanya pada Sakura untuk kedua kalinya tentang penampilan gadis itu yang sedikit berbeda dengan wanita muslim yang pernah aku lihat. Aku hanya penasaran, kenapa disaat perempuan lain menunjukkan betapa cantik mereka, Sakura justru menutupinya?
Sakura itu cantik. Aku berkata seperti itu karna aku sudah melihatnya sendiri. Itu tidak disengaja, tentu saja. Ketika aku kembali menyuarakan pertanyaanku, Sakura menjawabnya dengan kata-kata yang membuatku kembali terkagum pada gadis itu. Aku masih ingat kalimatnya, kira-kira seperti ini.
"Kau tahu bagaimana bunga mawar kan? Dia indah karena mahkotanya. Dia mempesona karena wanginya. Namun tak sembarang orang bisa memetiknya. Tersebab dia jadikan duri-duri sebagai pelindungnya. Kau juga tahu bagaimana mutiara? Dia harus bersembunyi dalam kerang dalam waktu yang lama. Dia terlindung pasir didalamnya lautan samudera. Bahkan harus terhantam ombak berkali-kali, namun dia tetap menutup rapat pintu cangkangnya. Mawar ditepi jurang tak akan sama dengan mawar yang ada di taman. Mutiara yang tumbuh dengan sendirinya tak akan sama dengan mutiara yang sengaja ditumbuhkan. Segala apa yang Allah tetapkan sebagai aturan, adalah tak akan menjadi sia-sia jika itu bukan untuk melindungi diri kita sendiri. Allah menjadikan duri sebagai pelindung bunga mawar. Allah menjadikan karang sebagai tempat berlindung sang mutiara. Dan Allah menjadikan hijab (batasan) bagi kita sebagai perisai dalam diri kita. Allah sangat mencintai umatnya, khususnya bagi para wanita muslimah. Apabila setiap perintah-Nya dikerjakan pasti akan membawa manfaat. Begitu pula dengan berjilbab, yang dapat menjaga kesucian hati bagi kaum wanita. Selain itu dapat menjauhkan kita dari gangguan orang munafik dan laki-laki yang fasik, serta insyaAllah akan mendapatkan ampunan dan rahmat dari Allah."
Aku hanya bisa termenung mendengar setiap kata yang terucap darinya. Sakura adalah gadis yang baik, sopan, dan aku bisa menebak bahwa Sakura sangat taat pada Tuhan dan juga agamanya.
Jujur, aku bukanlah orang yang taat. Aku jarang pergi ke kuil dan intensitas berdoa ku pun terbilang sedikit.
Saat itu aku kembali tersadar. Agama kami berbeda. Tuhan kami tidak sama. Keyakinan kami jelas tak sejalan. Aku tak menyesalkan dengan adanya segala perbedaan di antara kami. Aku hanya menyesalkan kenapa harus ada hati di dalamnya. Sampai aku harus kembali merasakan sakit di dada. Apa kali ini aku sedang tak tahu diri? Yang mencoba menampik segala logika dan lebih mengedepankan rasa. Jika dipertimbangkan kembali. Batasannya telah mutlak dan tak bisa kuganggu gugat.
Aku kembali teringat akan kalimat Naruto ketika aku memberitahunya bahwa mungkin aku jatuh cinta pada Sakura. Naruto adalah orang yang konyol dan jarang bersikap serius, kecuali menyangkut pekerjaannya dan juga hal-hal tertentu.
Naruto terdiam cukup lama sebelum pria kuning itu membuka suara.
"Aku senang orang yang kau cintai itu adalah Sakura. Karena aku tau, Sakura adalah gadis yang baik. Tapi kalian terlalu berbeda, Sasuke."
Sasuke
Jika Naruto sudah memanggil namaku, itu berarti ia sedang dalam mode serius. Aku tau betul arti kata berbeda yang di ucapkannya. Terkadang terbesit dalam hati ini, mengapa Tuhan mempertemukanku dengan Sakura yang tak mungkin menyatu.
"Kecuali kau memilih jalan yang sama dengan kakakmu. Mungkin akan berbeda ceritanya."
Aku menatap kopi dalam cangkir seraya merenungi kata-kata Naruto. Kakakku, Itachi. Dia memang memilih jalan yang sukses merubah hidupnya, serta jalan yang membuatnya terusir dari keluarganya sendiri.
Ayah mengusir Itachi karena kakakku itu menikah dengan seorang perempuan muslim yang berhasil membuat Itachi berpindah keyakinan. Ayah sangat marah ketika mengetahui hal itu. Bahkan ia menyebut Itachi sebagai pengkhianat dan mengusirnya saat itu juga. Tapi aku bersyukur orang tua ku menerima Kenichi dengan baik sebagai cucu satu-satunya yang mereka miliki.
Aku yakin, ayah hanya marah pada Itachi. Dan aku harap, suatu saat nanti ayah bisa membuka hatinya dan kami bisa kembali berkumpul sebagai keluarga.
Aku pernah bertanya pada Itachi, apakah ia berpindah keyakinan karena permintaan calon istrinya itu? Dia bilang tidak, itu murni keinginannya. Tadinya memang iya, Itachi berpindah keyakinan karena ingin mempersunting Izumi (istri Itachi). Itachi bilang Izumi-nee berkata padanya, jangan memeluk agama islam hanya karena ingin mempersuntingnya, tapi peluklah agama islam jika memang merasa yakin dengan agama itu. Tidak ada pakasaan dalam islam, itu yang Izumi-nee katakan.
Hingga akhirnya Itachi mencaritahu tentang islam, dan ia pun jatuh cinta pada agama itu.
Apakah aku bisa memilih jalan yang sama dengan Itachi? Aku tidak tau. Dan yang lebih penting adalah, apakah Sakura memiliki perasaan yang sama denganku?
Ingin rasanya aku bertanya pada Tuhan Sakura.
"Apakah aku yang bukan umatNya, boleh mencintai hambaNya?"
Sasuke POV end
Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
ANA UHIBBUKA FILLAH [✓]
FanfictionSebaik-baik rasa cinta adalah yang dibangun dengan mencintai karena Allah. Tapi bagaimana jika jatuh cinta pada orang yang tidak tepat? Pada orang yang kau sendiri tau tidak akan mungkin bisa bersamanya. "Tak sepantasnya aku memiliki perasaan sepert...