9 : Pengasuh Dadakan (2)

3.2K 340 31
                                    

"Paman Sasuke, bangun!"

Sasuke mengerang begitu seseorang berteriak tepat di telinganya. Pria itu meraih bantal untuk menutupi wajah, membuat sang pelaku teriakan yang membahana tersebut merengut sebal karena diabaikan.

"Ayo bangun, paman Sasukeeeee." Seru Kenichi yang kini menarik-narik selimut yang melilit tubuh paman tampannya itu.

"Ada apa, Kenichi?" Sasuke bergumam dengan mata setengah terpejam. Sejenak pria itu melirik jam weker yang bertengger manis di nakas samping tempat tidurnya.

"Ini bahkan baru jam lima pagi." Lanjut Sasuke yang kembali memejamkan matanya.

"Bukan baru jam lima pagi paman, tapi sudah jam lima pagi." Sahut Kenichi.

"Sama saja." Gumam Sasuke pelan. Nampaknya pria itu akan kembali terbuai ke dalam mimpi.

Kenichi kembali merengut, bocah itu terlihat begitu kesal karena sang paman kembali melanjutkan tidurnya. Sejenak putra semata wayang Itachi itu tampak berpikir, dan tak lama kemudian sebuah seringai terbit diwajah manisnya. Entahlah kenapa anak sekecil dan seimut Kenichi bisa menyeringai seperti yang sering Sasuke lakukan.

Dengan pelan, Kenichi menggeser tubuhnya diatas tempat tidur dan berhenti untuk sekedar memeriksa apakah pamannya tersebut masih terlelap atau tidak. Kenichi melanjutkan aksinya dan bocah tampan itu tersenyum begitu tiba ditempat tujuannya.

Kenichi menghitung menggunakan jari-jari mungilnya, begitu sampai hitungan ketiga, bocah itu melakukan sesuatu yang ternyata berhasil membangunkan pamannya tersebut saat itu juga.

*****

Sasuke terus melayangkan tatapan kesal pada bocah yang asik bersenandung riang di kursi samping kemudi. Jika Kenichi bukan keponakannya, mungkin bocah itu sudah ia lempar keluar jendela. Ia masih kesal pada apa yang dilakukan Kenichi untuk membangunkannya tadi pagi. Kaki Sasuke masih terasa perih akibat perbuatan keponakannya tersebut.

"Paman, kalau pulang kerja nanti kita ke kebun binatang ya." Kenichi menoleh dan menatap Sasuke dengan tatapan memohon.

"Tidak mau." Jawab Sasuke datar. Tatapan pria itu tetap fokus pada jalanan di depannya.

"Kenapa?" Tanya Kenichi lesu. "Apa paman masih marah padaku?"

"Hn."

"Aku kan sudah minta maaf."

"Tapi aku tidak memaafkanmu."

"Paman ini pendendam sekali. Itu tidak baik, paman." Kata Kenichi bijak. Sasuke mendengus mendengarnya.

"Kau juga menjahili pamanmu. Itu juga tidak baik, Kenichi."

"Aku tidak menjahili paman."

"Lalu yang kau lakukan padaku tadi pagi itu apa?"

"Aku membangunkan paman." Kenichi menatap Sasuke polos. "Itu yang papa bilang. Katanya jika paman susah dibangunkan, cabut saja bulu kakinya. Begitu."

Sasuke mendesis. Itachi syalan.
"Kau tidak perlu mengikuti ajaran sesat ayahmu itu, Kenichi."

"Tapi nanti kita pergi ke kebun binatang kan, paman?" Tanya Kenichi lagi.

"Kebun binatang tutup dihari senin." Jawab Sasuke asal.

"Kenapa?"

"Karena semua binatangnya upacara."

"Paman garing." Sahut Kenichi datar. Sedatar ekpresi wajahnya saat ini.

Kening Sasuke berkedut. Kenapa Kenichi harus mewarisi sifat menyebalkan Itachi, sih.

"Aku sudah bilang padamu untuk diam dirumah selama aku ke kantor, Kenichi."

ANA UHIBBUKA FILLAH [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang