12 : Hidayah

3K 332 23
                                    

"Perjodohan? Perjodohan apa?" Sekuat tenaga Sasuke menahan nada suaranya agar tetap tenang, meskipun kanyataannya pria raven itu ingin sekali berteriak pada ayahnya tersebut.

Fugaku menatap Sasuke dalam ketenangan. "Perjodohanmu dengan putri dari keluarga Uzumaki."

"Uzumaki?" Gumam Sasuke. Entah kenapa mendengar marga tersebut, ia hanya terpaku pada satu nama. Jangan bilang kalau orang yang ayahnya maksud itu adalah...

"Ya, Uzumaki Karin lebih tepatnya."

Sasuke tidak bisa lagi menyembunyikan raut kagetnya. Onyx pria itu membulat mendengar sang ayah menyebutkan satu nama yang sangat tabu baginya. Uzumaki Karin?! Yang benar saja!

"Aku tidak mau." Tolak Sasuke tegas.

"Sayangnya ayah tidak memberimu pilihan."

Sasuke manatap ayahnya tidak percaya. "Ayah tidak bisa membuat keputusan sepihak seperti itu."

"Kenapa tidak bisa?" Tanya Fugaku tenang. "Aku ayahmu."

"Tapi ini hidupku, Ayah. Aku yang akan menentukan siapa perempuan yang akan menjadi istriku nantinya."

"Apakah yang kau maksud adalah perempuan ninja itu?" Fugaku tersenyum remeh melihat tubuh putranya berubah kaku seketika. "Suka atau tidak, pertunanganmu akan di selenggarakan akhir minggu ini."

"Aku bilang aku tidak mau."

"Ayah tidak akan mengulang kalimat Ayah, Sasuke."

"Dan aku tidak akan mengubah keputusanku." Sahut Sasuke tajam. Pria itu bangkit dan melangkah meninggalkan Fugaku yang hanya menatap Sasuke hingga punggung putranya itu menghilang di balik pintu yang kembali tertutup dengan keras.

*****

Sasuke melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Meskipun suasana hati pria itu sedang tidak baik, tapi ia tidak akan membahayakan nyawanya sendiri dengan mengebut di jalanan yang basah karena terguyur hujan.

Perkataan sang Ayah kembali terngiang di kepalanya. Sasuke tidak habis pikir, bagaimana mungkin Ayahnya menjodohkan ia dengan wanita itu?! Dari sekian banyak orang, kenapa harus Uzumaki Karin?! Bukan berarti Sasuke tidak keberatan jika itu adalah wanita lain. Ia tetap tidak akan menyetujui perjodohan konyol Ayahnya itu. Tidak akan pernah.

"Sial." Sasuke memukul stir dengan keras. Emosinya sudah tidak bisa di sembunyikan lagi. Kenapa sang Ayah selalu memaksakan kehendak padanya? Selama ini Sasuke selalu mengikuti keinginan Fugaku agar Ayahnya itu senang. Tapi sepertinya itu tidak akan pernah cukup.

Sasuke menepikan mobilnya di daerah perumahan Yoyogi Uehara dekat dengan Shinjuku dan Harajuku. Pria itu mendongak dengan sebelah tangan terangkat menutupi matanya. Helaan napas panjang terdengar seiring debaran jantungnya yang mulai tenang karena sejak tadi Sasuke menahan ledakan emosi.

Allahu akbar... Allahu akbar ...

Sasuke menurunkan tangannya, pria tampan itu duduk tegak di kursi kemudi dan menoleh pada bangunan besar yang terdapat tepat di sebelah kanannya. Sebuah bangunan yang Sasuke tau sebagai rumah ibadah kaum muslim di Jepang.

Tanpa sadar, kelopak Sasuke menutup, menyembunyikan sepasang permata onyx yang mempesona. Entah kenapa hatinya merasa tenang mendengar lantunan adzan yang berkumandang dari Masjid tersebut. Emosi yang tadi meluap, kini hilang tak berbekas.

Drrttt... Drrttt...

Sasuke melirik pada ponselnya yang tergeletak di atas dasbord mobil, dan onyx pria itu mendapati nama "My Queen" terpampang manis di layar persegi panjang tersebut.

ANA UHIBBUKA FILLAH [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang