"Sakura!"
Sakura berhenti melangkah saat sebuah suara yang amat ia kenal memanggil namanya.
"Ino." Sakura memandang heran Ino yang kini sudah berada di depannya. Gadis bermata biru itu kini tampak menumpu kedua lututnya dengan napas tersengal. "Ada apa?"
"Kau harus ikut aku." Setelah mengatur deru napasnya, Ino segera menarik tangan kiri Sakura agar gadis itu mengikutinya.
"Kemana?" Sakura berusaha mengimbangi langkah Ino yang nyaris berlari menyusuri koridor kampus mereka.
"Kau tinggal ikuti aku saja, Sakura." Sahut Ino tanpa menoleh pada Sakura yang kebingungan karena tingkahnya.
Entah hanya perasaan Sakura saja atau memang selama perjalanan mereka semua mata mahasiswa yang ada di sepanjang koridor memandang dirinya dengan tatapan iba. Hal itu semakin membuat kebingungan Sakura semakin menjadi. Sebenarnya ada apa?
"Minggir semuanya!" Teriakan menggelegar Ino membuat mahasiswa yang mengerumuni papan mading berjengit dan otomatis memberi jalan pada gadis berkuncir itu.
Suara bisik-bisik mulai terdengar saat Ino dan Sakura berjalan menuju tempat yang tadi menjadi pusat perhatian para mahasiswa.
"Apa dia baik-baik saja?"
"Kasihan sekali ya."
"Bukankah dia sangat pintar? Lalu kenapa beasiswanya di cabut."
"Entahlah, mungkin dia melakukan pelanggaran."
Emerald Sakura membulat mendengar kalimat tersebut. Beasiswanya di cabut? Mendengar hal itu, Sakura mempercepat langkah kakinya hingga ia berdiri di depan papan pengumuman.
Sakura terpaku. Lidahnya terasa kelu. Netra hijaunya tak lepas dari deretan huruf yang tertera di papan pengumuman tersebut.
"DENGAN INI KAMI MENYATAKAN BAHWA HARUNO SAKURA BUKAN LAGI MAHASISWA DI UNIVERSITAS TOKYO"
Ya Allah, apalagi ini?
.
."Maaf Haruno-san, mengenai alasannya pihak kampus juga tidak tahu. Keputusan itu langsung diberikan oleh pemilik kampus sendiri."
Sakura kembali teringat kembali akan kalimat prof. Saratobi selaku Rektor di Universitas tempatnya menuntut ilmu ketika ia menanyakan alasan mengapa dirinya di Drop Out dari kampus. Dan jawaban pria paruh baya itu sangat tidak memuaskan. Jadi ia di keluarkan tanpa alasan yang jelas? Rasanya baru kemarin Sakura di pecat, dan sekarang dirinya di keluarkan dari kampus.
Apa yang akan Sakura katakan pada orangtuanya nanti? Ingin menangis rasanya, namun hal itu Sakura urungkan karena gadis itu percaya bahwa tidak ada suatu pun kejadian, bahkan selembar daun yang terjatuh pun, melainkan sudah di dalam skenario Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Begitu pula apa pun yang menimpa kita dalam hidup keseharian. Mulai dari peristiwa besar hingga yang kecil, semua telah direncanakan oleh Allah. Karena itu sikap orang yang beriman dalam menghadapi segala kejadian diterimanya dengan hati lapang dan ridha. Musibah yang secara lahiriah merugikan, bagi orang yang bersabar justru ladang mendapatkan pahala di sisi-Nya.
Sakura terus meyakinkan dirinya bahwa apa yang ia alami saat ini adalah semata-mata ujian dari Allah untuk menguji seberapa sabar dan tawakkal dirinya.
"Sakura, kau baik-baik saja?" Ino menyentuh pundak Sakura pelan. Kekhawatiran tampak jelas terlihat dari raut wajah gadis pirang itu.
Sakura tersenyum kecil. Bohong kalau dirinya berkata bahwa ia baik-baik saja. Namun karena tidak ingin membuat Ino semakin khawatir, Sakura memilih untuk memberikan kebohongan kecil pada sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANA UHIBBUKA FILLAH [✓]
Fiksi PenggemarSebaik-baik rasa cinta adalah yang dibangun dengan mencintai karena Allah. Tapi bagaimana jika jatuh cinta pada orang yang tidak tepat? Pada orang yang kau sendiri tau tidak akan mungkin bisa bersamanya. "Tak sepantasnya aku memiliki perasaan sepert...