Han Jina memasuki kamar apartementnya, ia segera melempar tasnya dan rompi seragamnya ke atas sofa.
Tubuhnya sudah merasa lelah, Jina langsung menjatuhkan tubuhnya tepat di samping tasnya. Bekerja di sebuah Kasino membuatnya harus bekerja dua kali lipat daripada di tempat Jina bekerja sebelumnya.
Dulu Jina bekerja di sebuah cafe, tapi semenjak teman-teman universitasnya memergoki Jina, Jina memutuskan untuk pindah kerja di tempat yang tak mungkin di kunjungi teman-temannya.
Jina bekerja sebagai bartender karena harus membiayai hidup rantaunya, bakatnya itupun turunan dari ibunya.
Hidup sebagai perantau di negeri orang cukup menyusahkan, meskipun Jina adalah murid beasiswa tapi itu hanya membiayai biaya sekolah dan tempat tinggal saja.
Kalau di tanya kenapa ia memilih Macau sebagai tempat perantauannya, jawabannya adalah ayahnya.
Jina berniat untuk mencari ayahnya yang hilang di Macau, dengan memanfaatkan beasiswa kuliah di Macau. Jika bukan karena ayahnya ia tidak akan rela pergi ke Macau meninggalkan ibunya sendiri di Korea.
Saat ini jam dinding milik Jina sudah menunjukkan pukul 4 pagi, Jina sempat tertidur selama 3 Jam sehabis bekerja.
Langit masih gelap, tetapi perut Jina sudah keroncongan meminta untuk segera di isi. Jina pun memaksakan dirinya untuk pergi ke minimarket terdekat untuk membeli beberapa makanan instant.
Saat perjalanan pulang Jina ditabrak oleh seseorang yang baru saja berlari ke arahnya.
"Aishh Hey! kalau ... " Jina menghentikan ucapannya.
Pria yang barusan menabraknya menggunakan kemeja dan celana panjang hitam, penampilannya berantakan dan sedikit babak belur di sertai darah di wajahnya.
"A ... ayah?" Jina refleks menjatuhkan belanjaannya ke tanah.
"Jina?!"
Ayah Jina menarik tangan Jina dan kembali berlari saat tiba-tiba dua orang pria berbadan tegap yang dari tadi mengejar ayah Jina melihat mereka.
"Ayah kenapa kita lari?" tanya Jina di sela-sela pelarian mereka.
"Lari saja dulu!" Ayah Jina membawa Jina ke sebuah tempat yang cukup gelap untuk bersembunyi.
"Dengar, aku tidak tahu kenapa kau bisa ada di Macau. Sebelum itu bagaimana kabar ibu?" Ayah Jina mencoba mengatur nafasnya yang sudah terasa sesak.
"Umm baik, dia baik-baik saja di Korea, tapi ayah siapa dua pria tadi?!" Jina mulai ikut panik.
"Itu tidak penting, sekarang ayah ingin kau mengingat ini." Ayah Jina menghela nafasnya.
"U127."
"U127?" Jina kebingungan mendegar kode yang baru saja di sebutkan ayahnya.
"Ya! U127! Kau harus berhati-hati, karena mungkin saja kode itu bisa menyelamatkanmu walaupun ayah tidak yakin."
"Apa?! Ayah kita sudah lama tidak bertemu dan saat bertemu kau melibatkan ku dalam masalahmu?" Jina mendadak naik pitam.
"Sssst kecilkan suaramu! mereka bisa dengar!" Ayah Jina melihat ke sekeliling untuk memastikan bahwa keduanya masih aman saat ini.
"Ayah tidak akan melibatkanmu dalam sebuah masalah, kembalilah ke Korea sesegera mungkin, dan selama kau di Macau jangan pernah terlibat dengan Lee Taeyong atau dengan seorang dokter bernama Jung Jaehyun!"
Jina merasa tidak asing dengan kedua nama tersebut, "Kenapa? siapa mereka? apa ayah terlibat dalam masalah mereka berdua? jadi itu alasan ayah menghilang secara tiba-tiba di Macau?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Mafia | LTY
FanfictionWelcome to Macau. Have fun, and meet our Casino King, Lee Taeyong. If you come to our casino, City of dream. Meet our bartender girl, Han Jina. This content might be have NSFW/adult content.