Sudah 3 jam Jaehyun duduk di meja kerjanya, saat ini ia harus segera menyelesaikan hasil penelitiannya namun otaknya tidak mau bekerja.
Ada satu hal yang mengganggunya belakang ini, sudah sekitar 3 hari ia tidak mendapat kabar apapun dari Jina. Jaehyun tahu seharusnya dia sabar untuk menunggu, pasti tidak mudah untuk Jina mendapat informasi dengan cepat. Namun di lubuk hati Jaehyun yang paling dalam ia cemas dan sedikit menyesal membuat Jina masuk ke dalam markas musuh.
Jaehyun akan mengutuk dirinya sendiri jika terjadi sesuatu pada Jina, tapi Jaehyun percaya bahwa ia akan mendapat kabar dari Jina segera. Ia harus percaya akan hal itu, rasa ingin balas dendamnya kepada Neo Site cukup kuat.
...
Jina melepas apron dan membantingnya ke lantai, ia duduk di sofa kemudian menghelakan nafas sambil mengusap wajahnya gusar.
Sudah 3 hari Jina berada di Royal Madison tanpa mengetahui apapun tentang Neo Site, yang ia dapatkan selama 3 hari ini adalah cara memasak yang begitu detail yang di ajarkan oleh chef Perancis sialan itu.
Waktunya terbuang sia-sia hanya untuk belajar memasak, Jina bersusah payah datang kembali ke Royal Madison bukan untuk memasak tapi ia malah berakhir seharian penuh di dalam dapur.
Jina sempat berfikir untuk mengendap-endap pada malam hari, tapi nyatanya setiap selesai belajar memasak ia harus kembali pulang ke L'arc untuk mencatat penjualan wine milik Taeyong di Macau dan Hongkong.
Saat ini pun Jina belum menemukan cara untuk menghubungi Jaehyun. Ipad yang diberikan oleh Taeyong sudah diatur sistemnya, sehingga jangkauannya sangat-sangat terbatas. Apapun yang dilakukan oleh Jina dengan ipadnya akan meninggalkan jejak dengan sendirinya, Jina pun tidak bisa berbuat apa-apa dengan ipad miliknya.
Setelah cukup beristirahat Jina kembali menuju dapur, kali ini ia harus mengupas melon untuk di bawa pulang ke L'arc sebagai cemilannya Taeyong. Untungnya Jina dibantu oleh beberapa pelayan yang berbahasa mandarin.
"Tuan muda sangat suka melon, jadi pastikan melon ini adalah yang terbaik untuknya." Pelayan tersebut berbasa-basi mencoba mengajak Jina berbicara.
"Aishh apakah dia harus memakan sebanyak ini?" Jina hampir saja mengumpat sambil memotong melonnya dengan kesal.
"Ya sejak kecil dia suka memakan melon sebanyak ini." Pelayan tersebut mengupas buah melon yang ke-3 sedangkan Jina masih mengupas melon pertamanya.
"6 Buah melon dia makan sendiri? benar-benar gila." Jina menatap melon-melon yang ada dihadapannya.
Pelayan wanita paruh baya itu sedikit terkekeh, "Dulu saat kecil Tuan muda bisa menghabiskan 8 buah melon dalam sehari. Saat itu adalah hari pertamanya tinggal di sini, Tuan Besar dulu mengadopsinya. Karena belum bisa beradaptasi, tuan muda jadi tidak mau makan dan hanya mau makan melon saja."
"8 melon dalam sehari? dia seperti orang diet saja. Omong-omong soal tuan muda, jadi Taeyong adalah anak adopsi?" Jina bertanya untuk memastikan keterkejutannya.
"Aiyaa, seharusnya aku tidak bilang itu padamu. Tuan muda maafkanlah mulutku ini." Pelayan itu menyesali perkataanya, ia merasa panik sambil memukul-mukul pelan mulutnya.
"Bibi, tidak perlu khawatir. Aku seketaris baru tuan muda, jadi aku perlu informasi-informasi seperti itu agar tidak membuat kesalahan. Tidak ada yang perlu ditutupi." Jina berusaha menenangkan pelayan tersebut.
"Iya baiklah sepertinya kau memang harus tahu beberapa tentang masa lalunya. Aku sebenarnya tidak suka menggosip tapi akan kuberi tahu beberapa hal tentang tuan muda." Pelayan tersebut melanjutkan obrolannya sambil memotong melonnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Mafia | LTY
FanfictionWelcome to Macau. Have fun, and meet our Casino King, Lee Taeyong. If you come to our casino, City of dream. Meet our bartender girl, Han Jina. This content might be have NSFW/adult content.