07 : Escape

5.3K 848 99
                                    

Kota Macau tidak pernah beristirahat, hingga malam pun Macau akan tetap ramai. Malam ini Jina kembali lagi ke tempat kerjanya. Casino City of dream.

Tapi dengan perasaan yang sedikit berbeda, kali ini semuanya menatap ke arah Jina. Ia tidak biasa ditatap oleh khalayak ramai.

Taeyong pun juga merasa bahwa semuanya sedang menatap ke arah Jina. Ia merasa bangga karena ini pertama kalinya ia membawa seorang gadis ke casino bersamanya.

"Tak perlu cemas, kau cantik malam ini," puji Taeyong kepada Jina.

Taeyong pun merangkulkan tangannya di pinggang Jina, dan mendekatkan dirinya pada Jina.

Bukannya tenang, Jina malah makin gugup dengan perilaku Taeyong.

Mereka berjalan ke sebuah ruang VIP, di sana Taeyong seperti biasa akan mulai bermain judi lagi. Selagi Taeyong bermain judi dengan lawannya Jina hanya duduk diam memandang dadu-dadu itu berputar di atas meja.

 Selagi Taeyong bermain judi dengan lawannya Jina hanya duduk diam memandang dadu-dadu itu berputar di atas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Benar-benar membosankan.

Kalau tahu begini lebih baik Jina berada di kamar Taeyong saja.

Setelah beres bermain, Jina dan Taeyong pindah ke sebuah ruangan yang lebih kecil. Di sana ada sebuah meja berukuran sedang dan beberapa botol wine serta gelas-gelas kaca.

Taeyong duduk dan menuangkan winenya ke dalam gelas kaca, ia memberikannya kepada Jina dan Ten sebagai perayaan kecil karena telah menang banyak malam ini.

"Apa boleh aku ke toilet?" Jina tiba-tiba mengeluarkan suara.

Bola mata Taeyong menatap Jina curiga, ia kemudian memberikan perintah kepada Ten agar ia menemani Jina ke toilet.

"Aku izinkan tapi dengan penjagaan Ten."

Jina mengangguk, dan menatap Ten yang mengangguk juga kepada perintah Taeyong. Mereka berdua pun berjalan hingga berada di depan pintu toilet.

"Kau akan menunggu di depan?" tanya Jina.

"Kau mau aku masuk ke dalam?" 

"Boleh saja kalau kau mau membuat wanita-wanita di dalam sana menghajarmu, dengan begitu aku bisa kabur," ucap Jina sarkas.

"Tidak. aku akan menunggumu di sini," balas Ten pasrah, ia tidak suka bila berdebat dengan seorang wanita.

"Mungkin aku agak lama karena perutku mendadak sakit." Jina langsung masuk ke dalam toilet dengan terburu-buru sambil memegang perutnya.

***

Mataku tertuju pada sebuah ventilasi kecil yang berada di atas atap, kurasa tuhan benar-benar menjawab doaku. Aku mencoba membuka jendela kecil itu perlahan agar tidak terdengar suara gaduh, beruntung sekali kamar mandi ini memiliki ventilasi yang tersambung ke sebuah saluran udara.

Aku mengikuti alur saluran udara tersebut dan gotcha! sesuai dugaanku saluran udara tersebut tersambung menuju parkiran Casino. kakiku melangkah turun dan keluar dari saluran udara tersebut menuju ke parkiran.

Crazy Mafia | LTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang