"Maaf Jina tapi kau harus berhenti bekerja di sini."
"APA?!" Jina terkejut atas ucapan bossnya barusan itu.
Guanzie selaku pemilik Casino menyerahkan sebuah amplop yang berisikan uang gaji Jina. "Ini bayaran selama kau bekerja di sini, terima kasih sudah bekerja di sini."
Setelah Jina menerima uang gajinya, Guanzie pergi meninggalkan Jina tanpa menjelaskan mengapa ia memecat Jina secepat itu.
Jina berjalan dengan lemas menuju ruang ganti karyawan, ia menghelakan nafasnya dan bersender pada loker miliknya.
"Jina! kamu di pecat?" Seorang gadis tiba-tiba masuk kedalam ruang ganti dan bertanya pada Jina.
Jina hanya mengangguk, ia melepas seragamnya dan membuka lokernya untuk mengganti pakaiannya.
"Apa kau membuat kesalahan? apa karena Taeyong kau di pecat?" gadis yang merupakan teman kerja Jina itu bertanya seraya memikirkan penyebab mengapa Jina di pecat.
"Siapa kau bilang?" Jina menutup lokernya dan matanya sedikit terkejut saat temannya yang bernama Fei itu mengucap sebuah nama yang tak asing
"Lee Taeyong, kau tidak tahu? dia tamu istimewa yang kau layani tadi."
Kini Jina tahu alasan mengapa ia di pecat, ia menyandarkan tubuhnya lemas pada lokernya dan mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia tidak menyangka bahwa tamu yang ia layani itu adalah Lee Taeyong, pria yang seharusnya ia hindari sesuai dengan saran ayahnya.
"Kurasa ayah benar," guman Jina.
"Ada apa dengan ayahmu?"
Jina menggelengkan kepalanya, ia tidak ingin ada yang mengetahui kejadian yang menimpa Jina kemarin malam.
"Jina, anting-anting mu agak aneh." Fei menunjuk ke telinga Jina, ia mengambil sebuah kaca berukuran sedang dari lokernya dan memberikannya pada Jina.
"Ahh berliannya hilang satu!" Jina memegang anting-antingnya yang sudah rusak dan melepasnya dari telinganya.
"Pasti itu terlepas dan jatuh di suatu tempat," ucap Fei.
Anting-anting yang Jina pakai itu pemberian ibunya. Jina tiba-tiba merasakan firasat tidak enak kepada ibunya, ia takut anting-antingnya adalah pertanda buruk yang mengarah pada ibunya.
"Fei, terima kasih sudah mau menjadi temanku di sini. Mungkin aku harus segera kembali ke Korea agar ayahku tenang." Jina memegang kedua tangan milik Fei sebagai tanda perpisahan.
Jina segera meninggalkan Casino tempat ia bekerja, sejenak Jina berfikir ada bagusnya ia dipecat. Jina merasakan hatinya tidak tenang, ia berjalan sambil memainkan ponselnya dan mencoba untuk mencari tiket penerbangan pulang ke Korea via online.
Kuliah Jina juga sedang dalam masa libur, jadi Jina memutuskan untuk kembali ke Korea terlebih dahulu dengan uang gaji yang baru ia dapatkan.
Jina terus berjalan sambil menatap layar ponselnya, tiba-tiba pandangannya gelap. Seseorang menahan badannya, menarik tangannya dan Jina merasakan sesuatu menusuk di bagian tangannya. Dan dalam beberapa detik kemudian Jina tak sadarkan diri.
Beberapa gerombolan pria berbadan tegap membawa tubuh Jina yang tak sadarkan diri kedalam mobil, mereka yang memasang penutup kepala pada Jina sehingga ia tidak memberontak saat di bius.
...
Gelap.
Itu yang dirasakan Jina sekarang, ia merasakan tangannya terikat ke belakang dengat sangat kencang. Ia juga merasakan tubuhnya sedang duduk di sebuah kursi, Jina yakin bahwa sekarang ia sedang di sekap di sebuah gudang atau ruangan yang gelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Mafia | LTY
FanfictionWelcome to Macau. Have fun, and meet our Casino King, Lee Taeyong. If you come to our casino, City of dream. Meet our bartender girl, Han Jina. This content might be have NSFW/adult content.