"Rencana B?" Jina mengerutkan dahinya menatap Jaehyun bingung.
"Kalau kau mau bekerja sama denganku kita bisa lakukan balas dendam." Tawar Jaehyun.
"Bagaimana caranya?" Jina masih dalam kebingungannya.
"Kau tahu musuh yang terbaik adalah musuh dalam selimut?" Jaehyun memberikan seringainya kepada Jina.
"Akan ku buat kau berada di dalam selimut Taeyong," lanjutnya.
"Apa? Tidak tidak! Aku tidak mau tidur dengan pria itu lagi." Jina menolak dengan tegas rencana milik Jaehyun.
"Lagi? Huh?" Jaehyun menaikkan salah satu alisnya setelah mendengar ucapan Jina yang secara tidak langsung ia mengatakan pernah tidur dengan Taeyong sebelumnya.
"Hey jangan salah paham! Saat aku di culik, paginya dia berada satu kasur denganku. Itu saja tidak ada apa-apa yang terjadi." Jina mencoba menjelaskan dengan singkat.
"Akan kuberi tahu semuanya dengan jelas, setelah ini kau bisa kembali ke apartment mu," ucap Jaehyun.
...
Akhirnya Jina bisa sedikit bernafas lega di apartementnya, ia segera membaringkan tubuhnya ke atas kasurnya. Walaupun sekarang Jina sudah bebas tetapi tidak ada yang bisa ia lakukan, ponselnya dan semua barang miliknya menghilang. Bahkan gaji yang baru ia dapat juga sudah tidak ada di tangannya.
Para mafia itu benar-benar kejam, mereka sudah kaya apa perlu mengambil uang gaji terakhir milik Jina juga. Keluar rumah pun kini Jina sudah tak berani, Jina takut kalau dirinya masih di incar dan takut tertangkap lagi.
Jina berjalan menuju dapur dan menuju ke kulkas, ia melihat kulkasnya kini sudah kosong melompong hanya ada sebotol air putih saja di dalamnya. Setelah minum air putih Jina menghela nafas.
Tiba-tiba Jina teringat sesuatu, ia berjalan menuju sebuah laci yang terletak dekat dengan kulkasnya, setelah itu ia menarik laci tersebut dan menemukan sebuah pisau di dalamnya. Tangannya dengan ragu mencoba mengambil pisau tersebut, kali ini Jina menutup matanya berusaha berfikir apakah ia harus menerima tawaran balas dendam Jaehyun.
Atau Jina harus terus berada dalam bayang-bayang ketakutan.
Setelah berjam-jam Jina berfikir ia akhirnya memutuskan untuk mengambil pisau yang ada di depannya dan mencoba untuk balas dendam besok malam. Saat ini Jina harus beristirahat terlebih dahulu.
Keesokan malamnya, Jina membersihkan dirinya dengan mandi terlebih dahulu sebelum berangkat menuju Casino untuk balas dendam. Jina memilih pakaiannya yang terbaik untuk balas dendam, dan agar ia tidak di curigai saat masuk kedalam casino.
Jina menyimpan pisaunya di dalam saku jaketnya yang berada di bagian dalam. Sejenak Jina menatap wajahnya di dalam cermin, kemudian ia mengehela nafas. "Okay Han Jina! you can do it! bunuh Lee Taeyong demi ayahmu!" Jina mencoba menyemangati dirinya.
Suasana Casino malam ini tidak begitu ramai, Jina masuk ke dalam Casino dengan menggunakan kartu V.I.P yang di berikan oleh Jaehyun tempo hari. Setelah berhasil masuk Jina menelusuri sudut Casino untuk mencari Taeyong.
Karena tak kunjung menemukan apa yang ia cari Jina mencoba bersabar dan menunggu terlebih dahulu.
Tak berapa lama kemudian segerombolan pria-pria berjas keluar dari ruang V.I.P secara bersamaan, mereka berjalan menuju bar minuman dan sedikit berbincang-bincang.
"Bagaimana dengan gadis itu? kau tidak mencarinya?" Johnny bertanya kepada Taeyong.
"Sudah kucari namun nihil, aku masih belum menemukan jejaknya," jawab Taeyong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Mafia | LTY
FanfictionWelcome to Macau. Have fun, and meet our Casino King, Lee Taeyong. If you come to our casino, City of dream. Meet our bartender girl, Han Jina. This content might be have NSFW/adult content.