II

3.1K 356 1
                                    

Kini Jungkook hanya perlu berbelok ke kiri di pertigaan di ujung koridor, dan ia akan sampai di UKS. Damainya suasana UKS yang sepi di jam belajar sudah terbayang di kepalanya.

BRUK!

Seseorang menabrak punggungnya. Sempat terdengar suara langkah kaki sebelumnya tapi Jungkook memilih untuk tak mengacuhkannya karena ia sama sekali tidak mengira bahwa orang itu akan menabraknya. Jungkook membalikkan badannya.

Ah, si pirang ini lagi.

"Ah! Maaf- tadi- mungkin aku melamun. Kamu, tidak apa-apa?"

"Kau lagi. Dibanding aku, kau tampak terlihat lebih kesakitan."

"Oh! Kau anak laki-laki yang tadi pagi. Aku rasa aku belum memperkenalkan diri dengan benar sebelumnya. Namaku Park Chaeyoung, siswa tahun kedua. Kau?"

"Jeon Jungkook, Junior."

Kalau ku lihat-lihat, dia benar-benar imut. Cara bicaranya kaku, persis tipikal siswa penurut, dan anak yang baik. Tipikal orang yang tidak akan ku masukkan dalam lingkaran pertemanan.

-Suara hati si surai arang

"Well, senang bertemu denganmu. Bye."

"Ah! Um- kau mau kemana?"

"UKS."

"Jadi, tadi itu aku benar-benar melukaimu, maafkan aku." Iris Chaeyoung berkilat basah.

"Bukan begitu!"

"Oh. Keberatan kalau ku temani?"

"Tidak perlu. Lagipula kenapa kau harus menemaniku?"

"Karena sendirian itu tidak enak-" Chaeyoung tersenyum. Mata bulatnya menyipit. Benar-benar polos.

"Kau pasti bercanda. Manusia macam apa yang ingin ditemani oleh orang yang baru saja kau temui? Apa maumu?"

Huh? Mauku?. Pikir Chaeyoung. Matanya mengerjap. Raut polosnya tampak kebingungan.

Kau sama saja seperti yang lain, aku bisa membacamu. Batin Jeon Jungkook.

Jungkook melangkah maju. Membuat Chaeyoung terkurung diantara dinding dan dirinya. Menunduk sedikit untuk menyejajarkan wajahnya dengan Chaeyoung.





"Biar ku tebak."

Jungkook meletakkan tangan kanannya di dinding, tepat di sebelah kepala Chaeyoung.

"Kau sedang menyelidiki kemana aku pergi? Kau mencoba untuk menangkap basah aku yang membolos? Atau mungkin, kau ingin 'bersenang-senang', huh?"

Chaeyoung membisu. Terlalu bingung dengan pertanyaan yang bertubi-tubi di lempar oleh Jungkook.

"Jadi, yang mana? Apa yang kau inginkan dariku?"




"Um.. Aku- Aku hanya berharap.. ka- kalau kita bisa jadi teman?" Chaeyoung berujar gugup.

Mungkin, prediksiku sedikit meleset kali ini. Batin Jungkook.

---

[][][]

Ok. Prediksiku benar-benar meleset kali ini. Tapi kau tak bisa menyalahkanku. Dia seperti datang dari planet tetangga, bahkan mungkin dari tata surya lain.

"Bola kapas.. so fluffy!"


Niatku semula hanya ingin merebahkan tubuhku, lalu tidur dan tak mengacuhkan si pirang yang duduk di salah satu kursi tunggu tak jauh dari tempat tidur yang ku duduki, tidak terealisasi.

Dia tidak henti-hentinya memuji kumpulan kapas di dalam toples kaca sejak sepuluh menit yang lalu. Membuat suasana damai UKS yang ku dambakan punah.

"Biar ku luruskan. Jadi, kau biasa pergi ke UKS?" aku menopang kepalaku dengan tangan sambil menatap ke arahnya yang masih sibuk dengan toples kapas.

"Well, hanya kalau pelajaran olahraga berlangsung yang banyak melakukan aktifitas fisik dan pengerahan tenaga. Dokterku bilang paru-paruku lemah, jadi aku tidak boleh ikut kegiatan semacam itu. Tapi sejujurnya, aku sangat suka melakukan sesuatu bersama-sama dengan yang lain. Ditinggal sendirian itu tidak asik, tahu? Hahaha."

Si piranng mengatakannya seolah ia sedang menceritakan hadiah ulang tahunnya yang pertama. Senyumnya tidak luntur sedikit pun.

Kalau hal itu benar-benar membuatmu terganggu, jangan tersenyum karenanya. Geez.

"Kalau pun aku bukan kau, aku akan tetap memilih tidur di jam olahraga."

Jadi itulah mengapa si pirang menawarkan diri untuk menemaniku tadi. Entah bagaimana aku merasa bersalah sudah menginterogasinya tadi-













KRUYUUKK~










"Apa itu perutmu?"

"Ma- maaf. A- aku lupa makan hari ini. Tolong abaikan saja." Jawabnya sambil memegang perut.

"Pertama, bagaimana aku bisa tidur dengan suara perutmu yang berisik itu?! Kedua, makanlah!"

"A- aku.. melupakan dompetku juga.."

"My God, merepotkan. Fine. Ayo, aku traktir."

"Ah- itu- aku tidak mungkin merepotkanmu- sungguh. Jangan khawatir soal itu."

"Kau bilang ingin berteman, kan? Diamlah dan biarkan aku mentraktirmu sekali."

"Y-ya, ta-tapi.."

"Ayo pergi." Aku beranjak dari duduk dan mulai melangkah menuju pintu UKS.

"Oh! Kantin tutup saat jam pelajaran, jadi kau tidak bisa mentraktirku. Aku tidak masalah, sungguh!"

"Aku tidak bilang kita akan makan di kantin. Miss Student Council, kalau kau berteman denganku, kau akan melanggar beberapa peraturan. Ayo kita kabur."

"HAH?!"

***

Thank You~

Where Tangents Meet || Jungkook X RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang