Asrama XX International High School. 06:35
Chaeyoung berjalan mengendap-ngendap di koridor asrama. Langkahnya di buat seringan mungkin agar tidak menimbulkan suara.
Chaeyoung tampak manis dengan gaun selutut hijau muda berlapis sweater berwarna cream, serta flat shoes dengan warna yang sama. Rambut pirangnya diikat dan terjuntai di bahu kirinya, seperti biasa.
"Rosé? Kau mau kemana pagi-pagi begini?"
Jennie muncul di pintu kamar yang belum lama di lewati Chaeyoung.
"Pagi Jennie! A-aku hanya mau keluar sebentar. Kalau kepala sekolah bertanya dimana aku tolong bilang padanya kalau aku berbelanja keperluan OSIS dengan Jungie, ok?"
"Haah?! Kau dan Pangeran itu? Dan apa kau berpikir aku menganggap itu 'tidak mencurigakan'? Rosé, sebenarnya apa yang terjadi di antara kalian berdua?"
"K-kau janji t-tidak akan marah, Jennie?"
"Aku hanya tidak ingin kau terkena masalah."
"I-itu.. sebenarnya.. kami melanggar peraturan dan memelihara kucing di asrama. Dan kami berencana membeli keperluan kucing itu diam-diam." Chaeyoung menunduk, matanya terpejam, bersiap-siap untuk di marahi.
".......cuma itu? Kupikir.." Tanya Jennie heran. Chaeyoung menatap Jennie bingung.
"Jadi, tidak apa-apa?"
"Well, yeah. That's not even bad, Rosé. Bagaimanapun, aku masih belum bisa mempercayai anak itu. Ada banyak rumor bertebaran mengenai kebiasaannya yang suka 'bermain-main' dengan banyak perempuan, dan aku tidak mau kau jadi salah satunya. "
"Tapi Jennie.. kurasa kau pun tahu betul apa yang orang-orang katakan tentangku. Aku yang tidak kompeten, tidak pantas bersekolah disini." Chaeyoung kembali menunduk, tangannya mengepal erat.
"Rosé.."
Chaeyoung menegakkan kepalanya lagi.
"Dan kau tetap tidak memperlakukanku 'berbeda'. Aku mau memberi Jungie sedikit keuntungan dari keraguan ini dan memutuskan sendiri Jungie itu oramg yang seperti apa."
Jennie menghela nafas.
"Hanya saja.. tolong berhati-hati, ok?"
"Woaah! Jennie, kau begitu pengertian. Aku sempat khawatir kalau kucing itu tidak bisa tinggal disini." Chaeyoung berhambur memeluk Jennie.
"Rosé. Masalahnya bukan ada pada si kucing, tapi si pangeran itu."
"Kau harus tetap waspada, kalau-kalau dia 'memanfaatkan'mu, oke? Kalau sampai dia berani macam-macam, aku sendiri yang akan merusak wajahnya."
"Tenang saja Jennie, semua akan baik-baik saja. Jungie tidak berbahaya, kok."
---
08:37
Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh dengan kereta, Jungkook dan Chaeyoung sampai di tempat yang mereka tuju.
Suasana swalayan pagi itu cukup ramai meski baru mulai beroperasi. Orang-orang banyak memilih menghabiskan akhir pekan untuk berbelanja atau sekedar hang out di sana.
Jungkook menguap. Kemudian meninggikan syal merah yang melilit lehernya hingga hidungnya sedikit tertutup. Hendak menutupi sebagian wajahnya agar tidak menarik perhatian publik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Tangents Meet || Jungkook X Rosé
Jugendliteratur[ON-HOLD] -Remake dari komik dengan judul yang sama -Shoujo! -Original story by: instantmiso