18:48
Ketiga muda-mudi itu kini sedang berada di kamar Daniel. Chaeyoung mendudukkan dirinya di lantai dan bersandar pada tempat tidur. Dahyun berbaring diatas tempat tidur Daniel sambil bergulinng kesana kemari.
Setelah melepas seragamnya Daniel mengeluarkan tujuh kaleng beer dari lemarinya. Menaruhnya di hadapan Chaeyoung.
"Sepertinya Jungie marah padaku. Aku pikir kami benar-benar bisa menjadi teman baik, ternyata tidak."
"Siapa? Tuan tampan tadi? Itu bukan salahmu, dia memang menyebalkan."
"Jangan terlalu dipikirkan. Aku paham Kookie sejak kecil, he's a total jerkwad. Dia tidak pernah jujur pada dirinya sendiri."
--
Sementara itu,
Jelas-jelas aku bilang aku tidak peduli. Kenapa aku disini?!. Batin Jungkook bingung.
Sudah hampir setengah jam Jungkook berdiri di depan pintu kamar Daniel. Mencoba menguping lebih jauh pembicaraan yang terjadi di dalam, meski sebetulnya dia tidak bisa mendengar apapun dengan jelas.
Apa dia baik-baik saja di dalam?
--
"Ah. Seharusnya aku tidak begitu mengkhawatirkannya. Maaf aku merepotkan kalian."
"Tidak apa." Ujar Dahyun.
"Ini blondie. Mungkin kau bisa minum ini." Daniel menyerahkan sekaleng beer yang sudah dibuka. Chaeyoung menyesapnya sedikit-sedikit.
Apa ini soda?
Bukan. Rasanya agak lebih pahit, mirip kopi. Enak."Kau ada snack?" Tanya Dahyun.
"Tidak untukmu."
haeyoung terus meminum beernya hingga habis.
Rasanya seperti, umm.. hangat.
"Pelit. Bagaimana kalau main game?"
"Boleh."
Chaeyoung berdiri, sediki terhuyung.
"Wohoo~ TUNGGU!! Aku juga ingin main!! Aku tidak akan menyerah~" Chaeyoung berteriak. Kepalannya terangkat meninju udara.
"Huh? Sudah mabuk?" Daniel mengernyit.
Dahyun terperangah.
Rasanya seperti berputar-putar.
Bayangan dirinya dengan balutan pakaian ballet biru muda dan berputar-berputar melintas di kepala Chaeyoung.
Berputar-putar.
"Chaeng!" Chaeyoung dapat mendengar suara Jimin di kepalanya.
Berputar-putar.
"Hiks- hiks.. Chaeng" suara tangisan Jimin juga ada di kepalanya.
"Park Chaeyoung. Bangunlah." Jungkook tak henti-hentinya membangunkan Chaeyoung.
Sudah setengah jam sejak Chaeyoung nyaris jatuh terhuyung dan Jungkook mendobrak masuk, namun Chaeyoung masih tertidur.
"Nnghh? Jungie?" Chaeyoung sedikit menggeliat dalam dekapan Jungkook.
"Tch, kau.. Idiot. apa sebenarnya yang kau pikirkan?!" Masih mendekap Chaeyoung yang terhuyung. Sebelah tangannya Jungkook gunakan untuk mencubit pipi Chaeyoung, berharap mabuknya berkurang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Tangents Meet || Jungkook X Rosé
Fiksi Remaja[ON-HOLD] -Remake dari komik dengan judul yang sama -Shoujo! -Original story by: instantmiso