Kencan dengan Jungie,
Outer putih tulang melapis gaun ungu selutut yang di kenakan Chaeyoung tersibak seiring langkah terburu-buru Chaeyoung yang bersemangat.
Aku sedikit gugup, tapi aku senang.
Chaeyoung berjalan menyusuri lorong asrama putera dengan ceria. Putaran beberapa rencana kencan yang ia susun matang-matang di kepalanya membuatnya begitu bahagia hingga
"Chaeng?"
Jimin yang berjarak tiga langkah di depannya luput dari perhatian.
"Jimin! Aku terkejut melihatmu disini. Kukira kau bermain tennis dengan Taehyung pagi ini?"
"Aku melupakan ponselku, dan kurasa lebih mengejutkan melihatmu di asrama putera sepagi ini. Apa kau hendak bertemu seseorang? Kau bahkan mengurai rambutmu, tidak biasanya.."
"Uh- itu.."
"Kau mau bertemu Jungkook?"
Chaeyoung menganggukan kepalanya sebagai jawaban. Rona merah merambati pipinya.
"Begitu. Kurasa itu tidak maslah, Chaeng. Kalian akan pergi keluar, kan? apa kau bawa inhalermu, Chaeng?"
"Huh? Aku tidak butuh inhaler, kau terlalu mengkhawatirkanku, Jimin."
Jimin berdecih malas kemudian merogoh saku celananya. Sebuah botol kecil berukuran kepalan tangan disodorkan kehadapan Chaeyoung.
"Jangan sampai menyesal nantinya, ambil ini."
Kau ingat untuk membawa inhalerku tapi kau lupa membawa ponselmu? Batin Chaeng bingung bercampur haru.
"Tapi kalau ku ingat-ingat, Jungkook masih tidur. Apa kau menghubunginya tadi?"
"Oh.. Kami berencana untuk bertemu di jam segini, jadi kukira Jungie pasti sudah bangun."
"Lain kali hubungi terlebih dahulu. Hati-hati di jalan, Chaeng."
Chaeyoung merespon dengan gerakan hormat dan senyum manisnya. Jimin kemudian berlalu setelah menepuk pelan kepala Chaeyoung.
..
.
.
Sial. Seharusnya aku bangun satu jam yang lalu.
Jungkook bangkit dari kasurnya, meregangkan ototnya sejenak kemudian mulai melucuti kaosnya.
Chaeyoung akan datang beberapa menit lagi dan aku sama sekali belum-
"Jungie? Ah, pintunya tidak di kunci."
Chaeyoung yang masuk dan mendapati Jungkook yang shirtless di pagi hari berikut rambut bangun tidur dan wajah bingungnya,
"S-SORRY!"
membanting kembali pintu yang dibukanya sendiri dan mulai menghirup inhaler pemberian Jimin sambil sesekali terbatuk.
Jimin benar, aku butuh inhaler.
.
.
.
Jungkook kini sudah rapih. Kaus hitam berlengan panjangnya disingsing hingga siku. Tidak ada masker yang menutupi sebagian wajah seperti biasanya, hanya sebuah topi hitam. Butuh waktu lama untuk meemukan maskernya yang entah dimana ia meletakkannya kemarin dan Jungkook tidak ingin Chaeyoung menunggunnya lebih lama lagi.
"Maaf seharusnya aku bangun lebih awal."
Jungkook menggaruk tengkuknya gugup, sementara lawan bicaranya tampak tak peduli dan sibuk merogoh tas yang tersampir di bahunya.
"Hey-"
"Nah! Ketemu!" Chaeyoung menyodorkan sebuah kotak kecil ke wajah Jungkook.
"Untukku?"
"Eung! Bukalah." Ujarnya dengan penuh antusisas.
Jungkook membuka kotak hitam yang lebar sisinya sedikit lebih besar dari telapak tangannya. Sebuah jam tangan pria dengan bracelet platinum menyapa indera pengelihatannya.
Jungkook memperhatikan dengan saksama fase bulan yang melatari jarum serta angka-angka pada jam tersebut.
"Wow. Aku bisa lihat bulan pagi-pagi."
Chaeyoung tertawa mendengar ujaran Jungkook. Sedang yang ditertawakan hanya tersenyum memamerkan gigi serupa kelincinya yang bikin gemas penduduk semesta. Tangannya kemudian terulur, memeluk gadis di hadapannya tanpa perlu berpikir panjang.
"Terima ka-"
Shevia, malam ini ku takkan pulang~
Nada dering telepon menyela ucapan, membuat Jungkook buru-buru merogoh sakunya dan berdecih pelan karena merasa acara pelukan dengan Chaeyoungnya kurang lama. Sementara Chaeyoung hanya terpaku bingung mendengar lagu asing yang menjabat sebagai nada dering Jungkook.
"Sebentar, ada telepeon dari nyonya." Jungkook meminta diri, Chaeyoung hanya mengangguk dengan wajah antusiasnya.
"Halo?"
"Hey, anak appa! yang tampan tapi mirip eomma~ Jeon sulung bilang dia butuh sesuatu untuk kutanda tangani, tapi tertinggal. Bisa kau bawakan kemari, sayang?"
"Eomma, tapi aku-"
"Iya. Eomma mengerti. Eomma juga rindu kamu jadi cepat kemari, ya."
"Eom-" / Klik
Sambungan terputus. Jungkook menghela nafasnya kasar.
"Jungie, maaf tadi aku jadi menguping." Chaeyoung menundukkan wajahnya.
"Tidak apa-apa kalau jungie ingin menunda kencan hari ini, toh kita masih punya banyak waktu, kan? aku dama sekali tidak keberatan, kok. sungguh! Family first!" Ujar Chaeyoung dengan penuh semangat. Entah kemana perginya wajah murung yang barusan.
Jungkook terlihat menimang-nimang sebentar, kemudian meraih pergelangan chaeyoung dan mengecup punggung tangannya perlahan.
"ayo ikut ."
***
Mohon maaf buat kalian yang uda nunggu-nunggu.
Dan terima kasi banyaaak:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Tangents Meet || Jungkook X Rosé
Teen Fiction[ON-HOLD] -Remake dari komik dengan judul yang sama -Shoujo! -Original story by: instantmiso