I

6.1K 439 4
                                    

[] - kalau ada yang begini berarti ganti sudut pandang ya, wk.

Selamat Membatja! :)

[][][]

"Jungkookie~ bagaimana kalau bolos saja hari ini lalu pergi kencan denganku?"

Namaku Jeon Jungkook.

Siswa tahun pertama di sebuah sekolah menengah atas swasta. Dan gadis bersurai cokelat yang merengek di sampingku ini adalah Lee Jieun, satu dari sekian model di agensi modeling milk ibuku.

"Kurasa kali ini aku harus menolak. Aku akan berakhir menyikat toilet sekolah selama seminggu jika tertangkap bolos lagi. Sekarang pergilah, Nuna. Aku sudah di sekolah."

"Kau tidak betul-betul mengusirku, kan?" Jieun meneriakiku, tepat di hadapanku.

Beruntung area gerbang sekolah sudah sepi karena sebentar lagi bel masuk akan berbunyi, jadi aku tidak perlu mendengar rumor tambahan hari ini.

"Aku serius, Nuna. Sekolah ini benar-benar ketat. Lagipula aku tidak pernah memintamu menemaniku berangkat sekolah."

"Um- Permisi!"

Pasti itu OSIS.

Aku dan Jieun menolehkan kepala serentak, dan benar saja seorang gadis berpita biru melingkar di lengan kiri seragamnya sudah berdiri di tengah kami. Rambut ikal pirangnya yang terikat rapi menjuntai di samping leher kirinya dari atas bahu hingga ke bawah dada. Tatapannya polos, auranya khas siswa teladan.

"Nuna, teriakanmu baru saja mendatangkan anggota OSIS kemari. Lihat, sudah kubilang sekolah ini benar-benar ketat."

"Ugh."

"Kelas akan dimulai beberapa menit lagi, di- dilarang menjenguk di jam sekolah."

"Tidak masalah. Lagipula aku tidak mengenalnya."

"APA?! / Oh. Tapi ku kira-"

Aku melangkahkan kaki meninggalkan dua gadis itu. Aku malas berurusan dengan OSIS, dan segala peraturannya.

"kalau begitu aku pergi." Samar-samar kudengar Jieun memekik kesal-






"Tunggu!"

juga suara OSIS itu lagi.

Langkah kakiku terhenti saat aku merasakan sebuah tarikan di lengan kanan kemejaku. Aku berbalik dan kembali mendapati si pirang tadi berdiri di hadapanku. Masih dengan tatapan yang sama.





"Pakai seragammu dengan benar. Itu peraturan sekolah."

CUMA ITU?!KAU MEMBERHENTIKANKU KARENA ITU?!

"Cih. Menyebalkan."

Aku berbalik dan melanjutkan langkahku menuju kelas.

[][][]

Kemeja setengah di kancing,ikatan dasi longgar, rompi tidak di kancing. Pakai pakaian terbuka seperti itu menyebalkan? Lalu kenapa tidak dirapihkan?

Oh! M-mungkin dia tidak tahu cara mengancingkan baju? Oh tidak..

-Suara hati si rambut pirang

Gadis ber-name tag Park Chaeyoung itu hanya terpaku menatap punggung pemuda setahun di bawahnya itu dengan penuh tanya sebelum akhirnya memutuskan untuk memeriksa gedung lain.


[][][]

Semua orang sama.

Membelenggu diri dengan rantai 'harus berpenampilan begini, harus berperilaku begitu' agar tidak diinjak sepatu masyarakat. Menyesuaikan diri ke dalam stereotype tertentu, entah itu menguntungkan atau merugikan. Sebuah kebenaran yang tak terhindarkan dalam kehidupan manusia.

--
"Hey! Lihat buku keren ini yang ku beli kemarin" Aku menunjukkan buku berjudul ALIENS kepada teman-teman kelasku.

"Aliens?" temanku yang berambut belah tengah bertanya.

"Yup! Mau membacanya bersama?" tawarku.

"Apa?! Alien itu tidak nyata!" Ujarnya. Dapat ku dengar seisi kelas menertawakanku.

"Cupu! Ada cupu disini!"

"Eww"

"Hahaha!"

"Ka-kalian.. tidak bisa begitu! Ada jutaan galaksi di luar sana! Tidakkah kalian berpikir kalau mungkin saja Alien itu-

"Bukan begitu, Jungkook-ah! Kami hanya.. tidak menyangka itu kau. Dari semua orang di muka bumi, itu kau yang percaya Alien itu ada."

"Kami pikir kau terlihat lebih keren tanpa hal-hal seperti itu!"

"Yeah!"

"Jaauuuh lebih keren!"

"Hahaha!"
--

[][][]

"Aliens.." Jungkook tanpa sadar bergumam. Suaranya sedikit keras, membuat perhatian orang-orang di sekitar mejanya teralih.

Sadar menjadi pusat perhatian, lantas ia berdiri dan mengundang tanda tanya dari Heechul seonsaengnim yang sedang menerangkan proses reaksi oksidasi.

"Aku merasa kurang sehat karena kurang tidur semalam. Boleh aku pergi ke UKS, ssaem?"

"..."

"Ok. Pertemuan selanjutnya tidurlah yang cukup."

Jungkook melangkah pergi menuju UKS. Samar-samar ia mendengar gadis-gadis bergossip di belakangnya. Lagi.

"Dia kurang tidur semalam? Menurutmu apa yang dia lakukan, huh?"

"Kau tahu? Kudengar dia sering 'berkencan' dengan beberapa model di agensi ibunya."

"Rasanya seperti 'aku jadi ingin menjadi seorang model' huh? Hahaha"

"Kyaaa! Nakal~"

Hey, pelan sedikit. Aku mendengarnya, tahu. Batin Jungkook.

Jungkook tidak mengelak bahwa ia memang mengencani beberapa wanita, tapi itu tidak seburuk kedengarannya. Skinship terjauhnya hanya ciuman di bibir. Itupun tidak betul-betul Jungkook yang memulainya.

Alasan kenapa ia kurang tidur akhir-akhir ini karena pemuda bersurai hitam itu sibuk merakit teleskop barunya.

Terserah mereka mau bilang apa. Begitu pikirnya.

Kini Jungkook hanya tinggal berbelok ke kiri di pertigaan di ujung koridor, dan ia akan sampai di UKS. Damainya suasana UKS yang sepi di jam belajar sudah terbayang di kepalanya.






BRUK!

Seseorang menabrak punggungnya. Sempat terdengar suara langkah kaki sebelumnya tapi Jungkook memilih untuk tak mengacuhkannya karena ia sama sekali tidak mengira bahwa orang itu akan menabraknya. Jungkook membalikkan badannya.

Ah, si pirang ini lagi.

***
Thank you! //deep bow.

Where Tangents Meet || Jungkook X RoséTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang