Hari hari Jungkook berjalan seperti biasa. Kecuali Jimin yang menatapnya dengan tatapan yang tak Jungkook mengerti. Namun Jungkook memilih abai, toh ia tak merasa melakukan 'sesuatu'.
Beruntung Jimin lebih banyak menghabiskan waktunya di sekretariat OSIS, Jungkook jadi tidak perlu melihat Jimin yang begitu setiap saat.
Minggu pagi. Jimin memetik gitarnya sambil duduk bersandar pada kepala ranjang. Room matenya tidak terlihat sejak pagi, pergi entah kemana.
Jimin terbawa alunan gitar yang dipetiknya, hingga tak menyadari Jungkook yang sudah kembali ke kamar dengan plastik berisi makanan untuk Ran-chan di tangannya.
"Gymnopédie No.1"
Jimin yang terkejut menghentikan permainannya. Kemudian menatap Jungkook yang sedang mengelus kucing peliharaannya di dekat pintu.
"Kau sedang memainkan salah satu komposisi piano karya Satie, kan?"
"Yeah.. kau bermain gitar juga?"
"Tidak juga. Aku hanya pemula jika dibandingkan denganmu, Hyung."
"Aku juga tidak bisa bilang kalau aku ini pro. Haha."
Mata Jimin menyipit. Rautnya terlihat polos. Sekilas Jungkook menangkap sedikit persamaan dalam senyum Jimin dan Chaeyoung, meski mereka berdua tidak begitu mirip.
"Kalian berdua terlihat mirip jika sedang begitu. Aku sempat mengira kalian berdua kembar yang sangat bertolak belakang. Rupanya memiliki persamaan juga."
"Begitukah?"
Jungkook hanya bergumam sebagai respon. Kemudian mengambil tuna kaleng dari dalam plastik dan membukanya. Tidak sempat melihat tatapan sendu Jimin yang di layangkan pada lantai kamar.
"Adikku, Chaeng.. dia itu agak aneh, bukan?"
Pergerakan Jungkook membuka kaleng terhenti seketika. Mencoba mencerna apa yang kupingnya terima.
Kalau aku bilang iya, apa dia akan memukulku? Apa ini semacam jebakan?. Batin Jungkook.
"Tentu saja. Itu sudah jelas. Tapi.. sebetulnya Chaeng tidak seperti itu. Dulu."
Jimin menundukkan kepalanya.
"...maksudmu?"
***
Bwah
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Tangents Meet || Jungkook X Rosé
Teen Fiction[ON-HOLD] -Remake dari komik dengan judul yang sama -Shoujo! -Original story by: instantmiso