butuh waktu sekitar tiga jam lamanya menaiki bus untuk mencapai tempat pemakaman kakek dan nenek seungmin. tempatnya memang berada di pinggirian kota, tak heran jika itu cukup jauh.
“ayo!”
nasih dengan bergandengan tangan, kedua lelaki itu memasuki pemakaman tersebut. gerbang tua dengan cat terkelupas menyambut mereka masuk, diikuti aroma bunga yang terbawa hembusan angin.
seungmin menuju ke bagian selatan, kearah dua gundukan tanah yang sudah mulai menua, dia menatap chan dan tersenyum kecil.
“ini tempat peristirahatan kakek dan nenekku.”
chan langsung membungkukkan badannya, menatap dua gundukan tanah yang berdampingan itu sebelum berkata,
“halo kakek..nenek, namaku bangchan dan aku adalah temannya seungmin.”
seungmin terkekeh tidak habis fikir dengan kelakuan chan.
“aku akan menunggumu disana.” seungmin mengangguk sementara chan sedikit menjauh untuk memberi si manis waktu bersama mendiang kakek dan neneknya.
seungmin kemudian berjongkok, meletakkan buket bunga yang dibawanya dan mulai membersihkan rumput liat disekitar sana sembari mulai bercerita, seperti kebiasaannya.
“bagaimana kabar kakek dan nenek disana? pasti baik-baik saja, aku juga baik-baik saja jadi kakek dan nenek jangan khawatir.” senyum kecil terlukis di bibir tipisnya.
“aku makan dengan baik, meski kejam tapi ibu tetap memberiku makan tiga kali sehari. dan apa kalian tahu? pacar baru ibu adalah seorang pengusaha muda yang kaya, dia punya mobil sport mewah yang selalu terparkir di halaman setiap malam. tapi aku tidak pernah menyukainya, dia sama saja dengan pacar ibu yang lain, sama-sama brengsek!”
seungmin menghela nafas.
“sekolahku juga baik-baik saja, apalagi sekarang aku punya chan sebagai temanku, bukankah dia sangat baik karna mau mengantarku kesini?” seungmin melirik kearah chan yang masih setia menunggunya tak jauh dari sana.
“kakek..nenek..bukankah dia tampan? dia tadi menggenggam tanganku.” kedua pipi gembil itu langsung memerah. “aku jatuh cinta padanya.”
setelah mengatakan itu wajah seungmin menjadi murung. “tapi apakah chan juga memiliki perasaan yang sama denganku? aku tidak mau merusak pertemanan kami.” seungmin menunduk sebentar, sebelum mendongak dan memasang senyum kecil.
“tidak apa, memilikinya sebagai temanku saja sudah membuatku bahagia. kakek..nenek..aku harus pergi, aku akan mengajak chan makan siang, aku tidak mau membuatnya kelaparan.” lelaki itu mengusap pusaran didepannya dan memberikan kecupan secara bergantian.
“aku pergi.” seungmin bangkit, membersihkan pakaiannya sebelum menghampiri chan yang masih setia menunggu.
“sudah?”
“um.”
“kita pergi? apa kau lapar? bagaimana jika kita makan sesuatu?”
“tentu saja!” seungmin mengangguk semangat. “aku tahu kedai mie lada hitam yang paling lezat disini.” serunya semangat, chan tersenyum kecil dibuatnya kemudian kembali meraih tangan seungmin untuk dia gandeng.
“jika begitu ayo, karna aku sudah sangat lapar.”
chan menariknya pergi, dan lagi-lagi jantung seungmin dibuat bergemuruh.
“kakek…nenek, aku benar-benar jatuh hati padanya.” gumamnya dalam hati.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
mereka sampai kembali di kota saat hari telah beranjak malam, mendung menggantung dilangit tapi hujan tak kunjung turun. seungmin yang tanpa sadar tertidur itu bangun dan menyadari bahwa dia bersandar di bahu chan sepanjang perjalanan.
“ah maaf.” chan hanya tertawa, lelaki itu merenggangkan bahu kanannya dengan santai. “bahumu pasti kelelahan karnaku ya?”
“tidak apa. aku suka melihatmu tidur, kau terlihat cantik.”
deg!
bolehkah seungmin berharap sedikit lebih pada perasaannya?
“a–apa yang kau bicarakan!” seungmin mencubit lengan chan dan mengajaknya turun saat mereka sudah sampai di halte tujuan. jantungnya berdebar, dia gugup.
“aku akan mengantarmu.”
seungmin ingin menolak, tapi chan ternyata orang yang cukup keras kepala. jadi dia hanya membiarkan lelaki itu mengantarnya pulang, tidak ada percakapan serius sepanjang perjalanan hingga akhirnya mereka sampai didepan rumah seungmin. si pemilik rumah mengernyit menemukan ada mobil mewah lain disebelah mobil milik Ilhoon, milik teman ibunya kah?
“terimakasih sudah mengantar ku pulang, dan juga untuk hari ini.”
seungmin bicara sembari menunduk, entah kenapa rasana dia sangat enggan untuk memasuki rumahnya.
“terimakasih juga karna sudah mengenalkanku pada kakek nenekmu, ah mie lada hitamnya juga enak!” chan tertawa kemudian menunjuk pintu rumah seungmin dengan dagunya.
“masuklah.”
“i–iya,” seungmin melangkah masuk dengan berat hati, meninggalkan si lelaki berkaca mata yang masih setia berdiri didepan pagar rumahnya.
“masuklah, aku akan pergi setelah kau masuk.”
“hati-hati chan, sampai jumpa besok,”
“tentu, sampai jumpa besok.” balas chan sembari melambai dengan senyuman.
seungmin menghela nafas, dia membuka pintu rumahnya dan berjalan masuk. setelah memastikan seungmin masuk, chan pun segera pergi dari sana.
suara gaduh terdengar dari dalam rumah tersebut tak lama kemudian, disusul pintu yang kembali terbuka dan seungmin yang berlari keluar sembari menangis. tanpa memakai alas kaki dia berlari mengejar chan dan berharap lelaki itu belum jauh.
“BANGCHAN!” beruntung lelaki ber kacamata itu masih disana, dia mengurungkan niatnya untuk naik kedalam bus dan menghampiri seungmin yang kacau.
“seungmin ada ap–”
grep!
seungmin memeluknya erat sembari terisak.
“hiks..ba–bawa aku bersamamu chan..aku..aku..hiks, tidak mau pulang.”