Sesekali, aku ingin mengajakmu minum teh bersama. Menikmati indahnya sunrise di pagi hari di pinggir pantai. Atau berdua di kafe dekat puncak bukit, atau barang kali di ujung kampus yang jauh dari laut. Melihat hamparan kota dari atas sana. Atau menatap lampu-lampu yang berkedip.
Aku ingin mengingat lagi perihal yang dulu membuat kita saling bahagia. Aku ingin melihat raut wajah bahagiamu saat mulai bercerita. Betapa manisnya seyumanmu waktu itu. kita bercerita tentang banyak hal yang pernah kita yakini sepenuh hati, semua hal yang kini sudah tidak kita kenal lagi. Padahal dulu.... begitu dekat dengan kita, sebelum tiba-tiba saja kau memilih tidak lagi menginginkannya.
👇👇👇
Setelah lepas dari patah dan rapuhnya hati. Aku mencoba bangkit dan berdiri lagi. Menulis cerita hidupku sendiri. Semua rencana yang kita ingin jalani berdua, namun semua telah berlalu begitu saja. Kini harus ku hadapi sendiri tanpa celah memberikan alasan untuk berputus asa. Bagaimanapun, aku harus tetap berjalan. Aku harus tetap bertahan hingga waktu yang tidak di tentukan itu tiba. Sebab aku percaya, suatu hari nanti kau akan kembali bercerita mengapa kau memih pergi. Apa yang menyebabkanmu menjadi seperti tak punya hati. Pada saat itu, jika kau ingin paham bagaimana rasanya di permainkan perasaan sendiri. Sakiti aku sekuat yang kau bisa, sebab aku lebih kuat dari yang kau kira. Lakukan lagi semampumu, sebab pilu telah mengebalkan (menguatkan) jantungku.
🔸🔹🔷🔹🔸
Jika waktu memberi kesempatan kembali bertemu. Izinkan aku bebagi cerita tentang banyak hal yang berkaitan dengan masa lalu. Jika saat aku bercerita tentang kekalahanku, tiba-tiba kau merasa ingin melukaiku lagi. Lakukan saja. Meski aku tidak begitu yakin kau masih mampu menorehkan luka yang sama. Aku akan membiarkanmu melakukan apa pun sesukamu. Aku tidak akan memangisi apalagi memaki. Tidak akan ku lakukan hal itu hanya untuk membalas salahmu padaku. Barang kali aku hanya ingin menulis puisi untukmu. Sebaba aku tidak akan membalasmu dengan suara. Biarlah, biarlah kelak puisi dan kata-kata yang akan mengajarimu tanpa perlu diriku mejelaskan padamu. Kau akan merasa betapa hebatnya kata-kata membalas semua luka.
🔸🔹🔷🔹🔸
Setelah berbincang cukup panjang. Kita akan kembali saling meninggalkan tanpa ada lagi pelukan. Aku cukup puas bisa kembali menatap matamu. Meski pisau dan sembilu tak pernah terlepas dari dadaku. Biarlah semuanya tetap menjadi luka 😌 . Lama lama darahnya akan mengering juga. Dan seiring waktu kita tak akan pernah lagi bersua. Kau akan lapuk dan mati di peluk sepi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Usaha Melupakan
PoesíaKamu tahu rasanya dikhianati?? seseorang yang kamu cintai dan yang kamu sayang sepenuh hati hanya menjadikanmu "pengaman" untuk membuatnya terbang lebih tinggi setingginya. Setelah ia tumbuh jauh, kamu pun di jatuhkan dan dihempaskan tanpa di peduli...