Fantasy Gila | 8

15.8K 908 83
                                        

Siapkan segelas es sunlight di siang yang panas ini, haus ntar. Kasih gula, madu atau daun mint sekalian cemilan ya, biar afdol. Udah siap? Cuzz baca!

Alanza membuka pintu mobil taksi dan turun setelah memberikan ongkos perjalanannya. Marisa Mall malam hari selalu membuatnya takjub, tidak hanya bangunan itu, melainkan kota juga karena ada banyak lampu warna-warni menerangi malam yang gelap. Alanza selesai mendongak, berjalan riang ke dalam bersama pengunjung lain. Alanza selalu menjadi pusat perhatian, terutama bagi kaum adam yang berpapasan dengannya.

Alanza tidak mempedulikan mereka, sibuk mencari sosok anak kecil bernama Erchilla ke sekelilingnya. Ia melangkahkan kaki ke arah eskalator sambil terus mencari, tetapi tak jua bertemu. Di ujung eskalator Ia berpapasan dengan seseorang yang menatapnya tajam dan aneh. Pria berkemeja merah kotak-kotak itu punya kumis tebal, matanya tajam di balik topi putihnya.

Alanza menoleh sekilas kemudian berjalan dan mengabaikan pria yang berusia lebih tua darinya. Matanya mengerjab beberapa kali sambil tersenyum melambaikan tangan pada sosok gadis kecil bernama Erchilla. Sedangkan pria dewasa itu mengusap hidungnya beberapa kali, hidungnya mengendus dan memerah, seolah menjadi sensitif ketika berpapasan dengan Alanza.

Pria itu mengusap hidungnya, tangan kirinya menggenggam-genggam bergetar, kemudian menatap sekeliling dengan gusar, berlari ke arah toilet dan masuk ke dalam bilik. Ia gusar membuka tas punggung dan mengeluarkan sesuatu dari sana. Benda itu dari silicon, seperti tabung dan diendusnya hingga dalam.

"Aromanya seperti ini, aku suka! Aku suka aromanya!" Pria itu menghirup kuat-kuat benda yang terbuat dari silicon itu.

Ada seperti labia asli yang langsung dijilatinya, mengendusnya sangat dalam kemudian membuka resleting celananya. Ia memasukkan kejantanannya di sana dan menggerakkan benda itu di bawah tubuhnya. Wajahnya memerah, bergerak cepat dan menggila, kemudian mendesis dan menahan napasnya saat miliknya memuncratkan mani.

"Aku mencium aroma tubuhnya seperti boneka, seperti boneka Angelaku! Hhh, ini gila, dia begitu cantik." Pria itu mendesis.

Pria itu membereskan apa yang telah diperbuatnya, kemudian keluar, berputar-putar di tempat seolah bingung kemudian memantapkan tujuan, mencari gadis cantik beraroma seperti boneka silicon miliknya di rumah. Ia mencari sosok itu ke eskalator tadi, tetapi tak jua bertemu.

Erchilla awalnya bosan ketika sampai, karena Danell, teman papanya tidak mengajak Bona-bocah lelaki yang baik padanya-hanya mengajak isteri barunya saja, Tante Audrey, Chilla memanggilnya begitu. Audrey mengajak Chilla untuk ikut berbelanja pakaian dan sepatu, yang langsung membuat Chilla tambah bosan. Tapi, ketika melihat sekeliling mencari Alanza, Ia pun langsung memisahkan diri dari Audrey.

Audrey sibuk bicara dengan pelayan soal nomer ukuran baju, sementara Chilla pergi pelan-pelan ke arah deretan patung. Chilla berlari ke arah Alanza yang menunggunya di luar toko. Alanza tersenyum menyambut pelukan Erchilla yang hangat.

"Aku kira Kakak cantik enggak ke sini," kata Chilla mendongak.

Alanza tersenyum, "sudah janji sama Chilla, jadi ditepati."

Erchilla melihat wajah Alanza yang begitu cantik, mengelusnya dan mau diajak pergi dengan Alanza keliling Marisa Mall. Alanza menggandeng tangan Chilla, menuju kedai es krim yang tak jauh dari tempat meraka berada.

"Chilla mau es krim apa?"

"Yang ada choco cokiesnya!" seru Chilla dengan tersenyum lebar.

"Yang ini satu dan ini satu," kata Alanza memesan es krim.

Chilla menggandeng tangan Alanza yang lembut dan mendongak, sudut matanya melihat Audrey menoleh ke sana dan ke mari, kemungkinan besar mencarinya. Audrey menangkap wajah Erchilla bersama wanita cantik, berlari menghampirinya dengan cemas.

Whiffler [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang