BONUS MULTIMEDIA
Micha menyetir mobilnya ke Benecio, pabrik tekstil miliknya. Ponselnya berdering, Micha melirik sekilas, nama Nora tertera di sana tetapi tak ada niatan untuk menerimanya. Paginya lumayan buruk, Erchilla ketakutan karena wanita itu membawakan kelinci bukan binatang lain untuk dibawa ke sekolah. Padahal Ia pernah berkata jika Erchilla tak menyukai hewan berbulu yang suka melompat itu.
Sebelum berbelok masuk ke area parkir pabrik tekstilnya, hari ini Ia harus mengecek beberapa kain pesanan dari desainer langganan dan toko kain lainnya. Ponselnya kembali berdering, tetapi bukan nama Nora di sana, melainkan mama mertuanya.
"Selamat pagi, Mama."
"Pagi, gimana kabar Erchilla? Sudah berangkat sekolah?" tanya mama mertua di seberang telepon.
"Sedikit buruk karena ada tugas sekolah untuk membawa binatang peliharaan dan Nora membawakannya kelinci," jelas Micha.
"Kamu masih berhubungan sama dia? Kamu ini enggak peka atau goblok sih, Mic? Jelas-jelas anakmu itu enggak setuju, masih aja diem nanggepin dia!"
"Aku dan dia tak ada hubungan apapun, Ma. Kami hanya masa penjajakan, dan-"
"Dan kamu harusnya cepetan ninggalin dia, cari wanita lain."
Micha mendesah, paginya bertambah buruk karena amukan mama mertuanya. Bukan untuk sesuatu yang buruk, tetapi itu bentuk perhatiannya pada dirinya. Sejak berpacaran dengan Serena, mama mertuanya itu sudah menyayanginya, terlebih orangtua mereka saling mendukung.
"Aku mengerti, Mama. Erchilla benar tak bisa menyukai Nora, jadi aku akan menghindarinya atau memutuskan jika aku tak bisa menerimanya." Micha berjanji.
"Itu harus!"
"Terima kasih, Mama Ash selalu memperhatikanku juga Chilla."
"Ngomong apa kamu Mic! Kamu dan Chilla selalu jadi prioritas mama. Kalian sudah sarapan?"
"Belum, nanti saja di kantor. Kalau Chilla enggak nafsu sarapan lagi karena takut sama kelinci, tapi sudah aku suruh beli sarapan di kantin." Micha menjelaskan.
"Ya sudah, nanti biar mama jemput dia, sekalian ajak dia ke rumah temen mama," kata Mama Ash di seberang telepon.
"Baik, Mama terima kasih," kata Micha menutup teleponnya.
Micha memarkir mobilnya dengan rapi, keluar dari mobilnya dan tersenyum membalas sapaan pegawai yang kebetulan lewat. Micha masuk ke dalam, suara mesin terdengar bersahutan, beberpaa pegawai memakai masker menyapanya dengan mengangkat tangan dan anggukan. Ia selalu melihat pabriknya terlebih dahulu sebelum mendatangi kantornya, mengecek apakah terdapat kendala atau tidak?
Micha memakai masker dan meminta laporan terakhir Benecio, membaca isinya dan meminta pegawainya melanjutkan pekerjaannya masing-masing. Ia berjalan ke arah gudang kain jadi, memeriksa beberapa pesanan yang telah ditepati dan masih dalam proses.
"Pak, ada tamu yang sudah menunggu Anda di ruangan kantor," kata salah satu pegawai yang mengahmpirinya. Dari kartu identitas di lehernya, pegawai itu bernama Gisa dan berstatus sekretarisnya.
"Siapa?" tanya Micha yang masih mau berlama-lama di gudang.
"Bu Nora, Pak."
"Biarkan saja, sebentar lagi aku akan naik," kata Micha.
"Iya, Pak saya akan beritahu beliau, permisi," kata Gisa undur diri.
Gisa kembali ke lantai dua, sementara Micha masih bicara dengan kepala gudang mengenai barang masuk dan keluar selama satu minggu belakangan. Ponsel Micha kembali bergetar, dan nama Nora di layar ponsel, sedikit mendengus sebelum meninggalkan gudang kain miliknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Whiffler [END]
Romansa21+ | Update Sebisanya | Terhubung dengan Equanimous #3 "If distance is what I have to overcome to be with you, then give me a map. I am going to find you." Erchilla hanyalah gadis kecil yang berpikir sederhana, polos dna ceria. Tetapi, di balik kec...