Athazagoraphobia

4.8K 327 5
                                    

Athazagoraphobia: the fear of forgetting, oblivion, being forgetten or ignored, or being ignored.

Alice's POV

Akhirnya gue sampai juga di rumah. Gue pun langsung masuk ke kamar dan lepas sepatu dan langsung naik ke tempat tidur gue. Selesai itu gue langsung buka laptop dan ngeskype Shanaz. Like always, Shanaz selalu gerak cepat aka gc buat skype-an sama gue.

"HELLOOO, LO JADI GITU YA LUPAIN GUE. BBM CUMA DI READ. BAGUS YA. HMM. OKAY FI-" Kata Shanaz sambil teriak-teriak. Gila emang tuh anak.

"WOY! Let me explain first." Jawab gue buat nyantain dia.

"I DO NOT NEED YOUR EXPLAIN OR BLABLABLA. ADUH ASAL LO TAU YA AL. GUE TUH UDAH NUNGGU DAN GUE SEBENERNYA GAMAU NUNGGU YANG GAK PASTI. TAUDEH AH. BYE." Teriak Shanaz sambil pura-pura nutup kameranya.

"CALM DOWN! I have lots of story to tell Shan." Jawab gue langsung.

"Yaudah cerita-cerita. Gakusah pake teriak ok?" Kata Shanaz dengan senyum lebarnya.

Gue pun cerita panjang lebar ke dia tentang sekolah baru gue dan kenapa gue telat ngeskype dia dan tentang gue punya temen baru yang gak kalah serunya kaya dia dan bilang kalau temen-temen baru gue itu pengen ketemu dia. Oksip banyak banget dannya.

"Oh jadi lo lebih mentingin cowok daripada ngeskype sahabat lo yang lebih cantik daripada jennifer lawrence, gitu? Ok. Fine. Alice. Fine." Kata Shanaz dengan nada sarkastik sambil memberikan gestur yang nunjukin kalau itu semua gapapa buat dia.

"Bukan gitu Shane. Bukan." Jawab gue sambil menggelengkan kepala gue.

"Awwe, so this new girl already falls for Cam." Kata Shanaz sambil ngedipin matanya.

Shit, mirip banget sama Matt kata-katanya.

"Tau deh ah." Kata gue sambil masang muka sebel.

"And you know what?" Lanjut gue.

"Whut?" Kata Shanaz sambil minum.

"I have enemies in my new school." Jawab gue yang bikin dia tersedak.

"Whoo,uhuk,uhuk. What daft punk banget. Jangan bilang dia yang ngerjain lo itu? Siapa-siapa yang musuhin lo hah? Bilang ke gue!" Jawab Shanaz sambil nepuk-nepukin dadanya.

"Bukan siapa-siapa kok. Tenang aja elah." Jawab gue.

"Boong males gue sama loe." Kata Shanaz dengan nada alaynya.

"Seterah kamu, sayang." Balas gue sambil ngasih kiss bye ke Shanaz.

"By the way. I have a bad news." Kata Shanaz tiba-tiba memasang muka sedihnya.

"Kenapa?" Jawab gue dengan nada sedih.

"Mama gue Al. Mama gue!" Kata Shanaz setengah-setengah.

"Tante Winda kenapa Shane? Mama lo kenapa? SHANAZZ NGOMONGNYA LANGSUNG SATU KALIMAT KEK. JANGAN TERBATA-BATA." Jawab gue gak santai sama sekali.

"SANTAI ANJIR." Kata Shanaz lebih gak santai karena dia mukul kasurnya dan membuat laptopnya kebalik.

"Tuhkan jatoh ah." Lanjut dia sambil membenarkan posisi laptopnya.

"Yaudeh gc bang. Lanjutin mau ngomong apa. Wkwk. " Jawab gue sambil cengengesan.

"Aduh gue lupa." Kata Shanaz sambil nepuk jidatnya.

Kebiasaan nih anak.

Tiba-tiba iphone gue getar dan itu berarti ada pemberitahuan yang masuk. Gue pun langsung liat dan ternyata itu dari Cameron.

The Neighbour // Cameron DallasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang