Cameron's POV
"Kita udah nyampe nih!" Kata gue sambil memarkir mobil.
"Woods? Cam. What. Are. You. Do-" Kata Alice menatap gue dengan tatapan r-u-serious dan gue langsung memotongnya karena tahu kalau dia pasti mikir yang aneh-aneh.
"Gak. Gak elah. Gue gak ngapa-ngapain lo. Geer banget sih dari tadi." Kata gue ke dia dan keluar dari mobil.
"Awas aja lo ngapa-ngapain gue." Kata Alice dari dalam mobil tapi masih bisa gue dengar.
"Kagak. C'mon, lo mau ngelewatin kesempatan emas?" Tanya gue sambil membukakan pintu mobilnya.
"Gue bisa buka sendiri, ok?" Kata dia sambil memberi gue tatapan tajam.
"Terus kita ngapain Cam? Gue ngantuk nih." Tanya Alice.
"Makanya tadi makan kira-kira. White-girl banget sih lo." Jawab gue sambil terkekeh. Iyalah dia baru aja ngabisin 2 bungkus french fries dan 1 cheese burger yang barusan gue beli.
"Use your eyes. Jelas-jelas gue dari Indonesia. And, i don't have white skin. Stop ngatain gue itu." Jawab dia kesal lalu tersenyum.
"Lagipula, gue laper banget tadi Cam. Jadi, ya gitu deh." Lanjut dia sambil menggaruk lehernya.
"Jadi, kita mau ngapain nihh?" Tanya dia lagi.
Banyak omong banget sih ih. Pengen gue cubit pipinya.
"Follow me." Jawab gue sambil masuk ke dalam hutan.
"Cam, disini gelap banget." Kata Alice dengan nada takut.
"Udahlah. Ada gue ini. Ayo sini." Jawab gue langsung menarik tangan Alice dan membawa dia masuk ke dalam hutan.
"Mau ngapain sih? It's too dark in here. Gimana kalau ada binatang buas dan lain-lain?" Tanya dia sambil memegang lengan tangan gue dengan tangan kanannya yang dingin.
"Tangan lo dingin banget. Udah dibilang gak usah takut. Ikutin gue aja." Jawab gue sambil terus jalan.
"Cam, in-" Kata dia yang langsung gue potong.
"Stop talking." Potong gue singkat.
"Ok." Jawab dia lebih singkat dan perlahan melepaskan genggamannya. Sedih sih kenapa harus dilepasin sih.
Kita pun berjalan hingga kita akhirnya sampai di sebuah padang rumput yang bersih.
"Here we are." Kata gue langsung menuju ke tengah-tengah padang rumput dan langsung menjatuhkan tubuh gue menatap langit tersebut dengan melipat kedua tangan gue sebagai alas kepala gue.
"Alice? Ayo sini." Kata gue mengisyaratkan Alice untuk tidur di samping gue.
"Ok." Balas Alice dan melakukan hal yang sama yaitu menatap langit California pada malam hari.
"Bagus kan bintang-bintangnya?" Tanya gue ke Alice yang daritadi diam. Sekaligus memastikan bahwa dia tidak tertidur.
"Bagus sih. Pantesan, ini gelap-gelapan. Sayangnya gue gak tau mereka bintang-bintang apa. I'm fool." Jawab Alice sambil menatap ke arah gue.
"Ohiya, tapi besok pasti cuacanya cerah deh." Kata dia lagi.
"Yep." Jawab gue singkat lalu hening kembali.
Tiba-tiba gue teringat Katie lagi. Dia gimana ya? Ngapain aja dia disana? Gimana ya kalau dia ketemu Alice? Kenapa tadi gue gak kenalin Alice ke dia aja? Gue pun merogoh kantong celana gue mau mengambil iphone gue. Tapi, gue ingat iphone gue ada di dalam mobil dan gue malas mengambilnya karena gue merasa nyaman disini jadi gue memilih buat tetap disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Neighbour // Cameron Dallas
FanfictionKebayang gak sih rasanya jatuh cinta dan jatuh sakit di saat yang sama? Alice Evans, telah merasakan itu. Semuanya berawal dari pertemuannya dengan dua orang laki-laki di pesawat. Dia gak pernah ngerasa kalau pertemuan mereka itu berarti sesuatu sam...