Alice's POV
Udah hampir satu bulan gue tinggal di California. Udah banyak juga tugas-tugas sekolah yang nyebelin banget. Untung aja hari ini sekolah libur jadi gue bisa istirahat di rumah. Gue pun memilih buat ngeskype Shanaz.
"ALICEEEEEE!" Teriak Mila sambil buka pintu gue. Beneran deh tante gue yang satu ini kadang-kadang nyebelin, bukannya bilang permisi dulu kek eh ini malah langsung buka pintunya-_-
"Apasih?" Jawab gue males-malesan sambil tiduran di tempat tidur.
"Sekarang tanggal berapa?" Tanya Mila sambil ngelipat kedua tangannya.
"Yaampun, liat aja di kalender atau hape atau apakek. Males liat tanggal berapa ah." Jawab gue sambil menutup muka gue dengan bantal karena gue masih ngantuk.
"Alice! Ihh. Ini tuh tanggal 30." Kata Mila sambil narik gue buat bangun.
Seriously, thats annoying.
"Terus? Oh. Happy Anniv." Jawab gue sambil menahan dia.
"Bukan omg." Jawab Mila.
"Happy burfday." Balas gue sambil menutup muka gue dengan selimut.
"Astaga. Bukannnn." Kata Mila sambil narik selimutnya.
"Ya terus apa?! Aku masih ngantuk. Jadi, can u please get out from my room?" Jawab gue sambil naikin alis kanan gue.
*Ting Ting*
"Yaudah, kebetulan juga tuh ada tamu. BYE." Balas Mila sambil menutup kamar gue karena bel rumah berbunyi.
"Aneh." Balas gue balik sambil lanjut tidur.
Gak lama kemudian pintu kamar gue
berbunyi tanda ada orang yang membukanya. Gue pun menarik nafas gue siap-siap untuk teriak.
"YAAMPUNAPALAGISI-" Kata gue dalam satu nafas yang langsung berhenti dan menyadari apa yang ada di depan mata gue.
"Whelo." Sapa orang yang langsung duduk di sisi tempat tidur gue.
"Anjir. Speechless? Thats not the reaction that i want." Lanjut dia sambil melipat kedua tangannya dengan ekspresi muka kesal menyikapi gue yang cuma membelalakkan mata.
"Anjir. Ini. Beneran?" Jawab gue sambil langsung bangun dari tempat tidur.
"Menurut l." Balas dia.
"OHMYGOD SHANAZ. OMYUGHHH. ARE YA? NOWAY. SHANAZZZZZZZ!" Teriak gue ke Shanaz yang daritadi duduk di samping tempat tidur gue.
"OHMABEBE ALICEEEEEEE!" Teriak Shanaz balik sambil meluk gue erat. Banget. Sampai gue gabisa ngebalas pelukannya.
"Aw Cawnt Bwreawthhe." Kata gue ke dia.
"AHAHAH. Wait, yer stinky. EWH." Balas Shanaz yang langsung gue balas dengan lemparan bantal kecil yang ada di kasur.
"Gue mah emang belom mandi. Lo tuh. More stinky. Lame." Jawab gue sambil mengambil handuk.
"Enak aja, gue masih wangi juga. Lo tuh sana mandi. Ohiya, itu rumahnya Cameron? OHIYA GIMANA LO SAMA DIA? YOU BETTER DATE HIM RN. Ih, kalo gue jadi lo tuh ya gue tuh ud-" Jawab dia yang langsung gue potong.
"Nembak dia duluan? Gila, ah. Gue masih punya urat malu ok? Tauah gue mau mandi." Jawab gue sambil menutup pintu kamar mandi keras.
"Lagian nih ya, lo kan udah suka sama dia. Terus, dia tuh baik, ganteng, cakep, aduh pokoknya purf deh. Kalo dia diambil orang gimana? Nyesel nyesel dah lu." Kata Shanaz di depan kamar mandi. Gue pun cuma diemin dia.
![](https://img.wattpad.com/cover/18848776-288-k10965.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Neighbour // Cameron Dallas
FanfictionKebayang gak sih rasanya jatuh cinta dan jatuh sakit di saat yang sama? Alice Evans, telah merasakan itu. Semuanya berawal dari pertemuannya dengan dua orang laki-laki di pesawat. Dia gak pernah ngerasa kalau pertemuan mereka itu berarti sesuatu sam...