BAB 15

333 11 0
                                    

Keesokan harinya, Yana dan keluarganya pulang ke rumah. Kaki Yana masih sakit tapi dia masih boleh berlari. Turun sahaja dari perut kereta, dia terus berlari naik ke bilik.

" Yana! Nak buat apa dalam bilik? " - Ummi

" Nak tido ummi !!! Nanti pukul 10 pagi ummi kejut eh ! " - Yana

" Jangan lari-lari. Kaki kamu tu sakit lagi! - Ummi

" ok ummi! Jangan lupa kejut! " - Yana

Masuk sahaja ke dalam bilik telefonnya berdering.

Johari Sengal 😑

" Dia nak apa ni? Aku baru nak landing atas katil." - Yana

Telefonnya tak diangkat. Yana memang sengaja tak nak angkat call Johari. Sampai 10 missed call... Yana masih tak peduli.

Ting! Ting! Ting! Ting!

Aplikasi Whatsapp dibuka. Rupa-rupanya Johari yang mesej.

Hai sayang!

How are you?

I miss you so much babe.

Miss you a lot.

Yana baca satu persatu. Meluat dibuatnya... Yana bagi bluetick.

" Padan muka! Malas aku nak layan kau. Serabut!! "

Nombor Johari ditekan. Yana block nombor Johari.

" Ha puas hati aku! Erghh sebok je. Dah putus tu buatla cara putus! " - Yana

Baru sahaja dia menutup mata, ummi pula call.
Maklumlah... bilik Yana ni tingkat 2. Tinggi sangat. Tak larat Datin Marissa nak naik. At the end, call je. Senang.

" Hello Yana sayang.... meh turun bawah. Ada tetamu." - ummi

" Ummi.... siapa? Taknak lah... Yana bukannya penting sangat pun.. " - Yana

Tiba- tiba suara abang Harris muncul. Sayup-sayup je suaranya.

" Yana! Kau turun sekarang! Kalau tak... aku pecahkan rahsia kau dekat crush kau! Kau ingat aku tak tahu? 10 saat dari sekarang!" - Abang Harris

" Ummi... " - Yana

Harris mula mengira.

" 10... 9... 8... 7..." - Harris.

Telefon dimatikan. Dia segera turun ke ruang tamu. Nasib baik tudung belum dibuka. Pantas kaki Yana berlari.

" Arghhhhhhhhhh!!! Ummiiiiiiiiii !!!!! " - jerit Yana

Ummi yang mendengar jeritan terus meluru ke arah suara Yana. Diikuti Pn. Sharifah yang menjadi tetamu mereka pada hari itu.

" Ya Allah ! Yana ! Macam mana boleh jadi macam ni? " - Ummi

" Abang la ni ummi. Suruh Yana turun cepat-cepat. 😒 " - Yana.

" Dah dah jom turun. Boleh jalan tak? " - ummi

" Boleh mi tapi phone Yana tu... " - kata Yana sambil menunjuk ke arah Iphone 6s yang telah pecah berkecai itu.

" Yana, telefon boleh dicari. Nyawa tak boleh diganti. " - sampuk Pn. Sharifah yang sedang memapahnya.

Yana diam. Ummi dan mummy memapah Yana ke ruang tamu. Ammar yang nampak akan situasi tersebut lantas bangun.

" Ummi... mummy ... kenapa ni? " - Ammar

" Alahhh ... Am tak dengar ke bunyi orang menjerit tadi? " - abang Harris

" Dengar... tapi tak.. tak sangka sampai boleh jadi macam ni. " - Ammar

" Eleh.. biar je dia tu. Manja sangat. " - Abang Harris

Yana menahan geram. Kalau mummy dengan daddy tak ada... dah lama dia 'berwrestling' dengan abang dia ni.

Yana duduk di sofa sebelah abahnya.

" Kesian anak abah ni. Tu laaa berlari lagi. " - Abah

Yana mencebik.

" Abah.... phone Yana..." kata Yana sambil menunjuk Iphone 6s yang pecah berkecai itu.

" Bah... tak payah manjakan sangat dia ni. Beli je Nokia 3310 tu. Murah. " sampuk abang Harris.

" Eeeee abang ni dengki! 😬 " - Yana

" Dah tak payah nak bergaduh kita dah nak mula berbincang ni. Semua pun dah ada. Mari kita mula. " - Abah

" Macam series je abah ni." Bisik hati Yana.

" Yana... cuti minggu depan. Kamu nikah. " - Abah

Terbeliak biji mata Yana.

" Dengan sia..... "

" Dengan Ammar. " Abah memotong.

Yana diam. Diam seribu bahasa.

" Yana... kami tahu kamu muda lagi. Tapi kami percaya Yana dengan Ammar boleh bahagia. " - kata mummy

Yana memandang muka Ummi.

" Ye Yana... kami buat ni ada sebabnya. " - Ummi

Yana memandang muka abangnya pula.

Abang Harris pula hanya mengangguk perlahan.

Yana memandang Ammar. Ammar membalas dengan senyuman. Yana menunduk semula.

" Esok hari Ahad kan? Kamu pergi beli barang nikah dengan sanding sekali dengan Ammar. " - Kata Abah.

" Baik bah. " - jawab Yana perlahan.

Mereka pun berbincang. Yana dan Ammar diam sahaja. Mummy, Daddy, Abang, Ummi dan Abah pula sibuk berbincang tentang perkahwinan Yana dan Ammar.

Yana cuba berdiri namun jatuh kembali. Ammar menghulurkan bantuan tapi Yana menolak sopan.

" Takpe. Taknak susahkan awak. " - Yana

Yana berdiri sekali lagi. Terjongket-jongket kakinya ketika berjalan. Ammar hanya melihat.

" Ummi... abah...mummy... daddy.. abang... " - Kata Yana lembut.

" Ye? " jawab mereka serentak.

" Yana redha. Buat je apa yang terbaik untuk Yana dan Ammar. Yana naik atas dulu. Assalammualaikum. " - kata Yana lagi.

" Waalaikumussalam "

Yana pun berlalu pergi. Butang lif rumah ditekan untuk menuju ke tingkat 2. Tak larat Yana nak naik tangga. Kelibat Yana pun hilang apabila dia telah menaiki lif.

Ammar terdiam.

" I'm sorry Yana. We do this for your own good sayang. " - bisik hati Ammar.

Dear readers, hope korang enjoy dengan cerita ni. Bye!
Lots of love,
Diniey

Setulus Cinta Tali Pinggang HitamWhere stories live. Discover now