✠0¹✠

6.2K 383 30
                                    

aku menggeliat enggan ketika merasakan cahaya terang yang masuk melalui celah jendela kamarku. dapat kurasakan seseorang menarik selimutku.

"hei, kau mau tidur sampai kapan nona cantik?"

"argh, diamlah," kataku sambil melempar bantal.

"hei, aku ini kakakmu. sopan sedikit dong," ujarnya mulai kesal

"malas." jawabku singkat kemudian menaikkan selimut sampai ke leher.

pria itu kembali menarik selimutku sampai ujung kaki dan menggelitiki telapak kakiku. tapi aku tetap enggan bangun, mataku masih tetap tertutup.

"ayolah bangun, kau kan hari ini berjanji untuk menemaniku berkeliling," rengek kakakku yang tak tau diri ini.

"tapi badanku sakit semua jaehyun bodoh!" teriakku keras pada orang gila yang sedang berdiri di hadapanku ini.

"aku akan menggendongmu, bagaimana?" jawabnya merengek sekali lagi.

"aarrghh, aku menyerah, terserah kau," balasku menggeram.

—lost—

hai, kenalin. jung nara, 20 tahun. yang tadi pagi itu kakakku, jung jaehyun. kami sama-sama kuliah di Paris.

saat ini aku berada di punggung pria yang sudah menemaniku 2 tahun terakhir. dia membawaku berkeliling Museum Louvre.

aku sibuk bermain ponsel di punggungnya sedangkan ia sedang sibuk mengagumi karya-karya terkenal yang dipajang di tempat itu.

alasanku tidak ikut mengagumi dan berkata 'wow' setiap detik di tempat ini? aku tidak tertarik.

"hei, kita ini berada di museum terbaik dunia, loh!" ujar jaehyun menegur.

aku tetap tak bergeming dan masih setia dengan benda pipih panjang di hadapanku.

ia mengoceh panjang lebar tentang kekagumannya pada lukisan-lukisan di sini namun aku tetap diam dan sibuk sendiri.

oke, aku memang adik yang durhaka.

—lost—

ini sudah jam 3 sore, kamk pergi ke menara eiffel setelah berkunjung di museum yang bagiku membosankan. sekarang entah apa yang akan kami lakukan.

haaahhh, memang tidak jelas.

saat ini kakakku sedang pergi membeli makanan sedangkan aku duduk di rerumputan yang segar sibuk menikmati angin sepoi-sepoi yang merasuk kulitku.

aku mengedarkan pandangan. tiba-tiba saja mataku menangkap bayangan seseorang yang terlihat familiar di mataku. seseorang bersurai blonde yang memakai hoodie hitam.

aku mengikutinya terus, semakin jauh hingga akhirnya sampai di lorong sempit yang gelap.

dengan pencahayaan yang remang-remang, aku mengeluarkan pisau kecil yang selalu kubawa setiap hari.

"hei, hei, santai saja, nona. aku tidak akan menyakitimu. kau sendiri kan yang mengikutiku?" ucapnya meremehkan sambil terkekeh.

"bagaimana kau tahu kalau aku bukan orang sini?" tanyaku seraya mendekatkan pisauku ke arah punggungnya.

ia berbalik lalu menatapku. matanya tampak bersinar di kegelapan ini. tidak hanya matanya, ternyata wajahnya juga tampan.

ah, apa yang kupikirkan sih.

"kau mengenalku?" tanyaku sambil mendekatkan lagi pisau kecilku.

"santai, nona. jangan bermain dengan ini." pria itu mengambil pisau kecilku lalu membuangnya asal.

"siapa kau?" tanyaku dengan suara agak bergetar.

"perkenalkan, huang renjun," jawabnya dengan senyum miring.

"kutanya sekali lagi, kau mengenalku, kan?" aku mulai serius, tak seirama dengan ekspresinya yang terlihat santai saja tanpa beban.

"kau bisa cari tau jawabannya sendiri."

"sepertinya urusan kita sudah selesai, sampai jumpa" ia mencium punggung tanganku dan berlalu cepat dari pandanganku.

dalam sekejap aku segera menahan dan memutar tangan kirinya cepat, pria yang mengenalkan diri sebagai huang renjun itu sempat kaget dengan ketangkasanku. tapi sepertinya ia memang tidak mudah takut, dapat dilihat dari ekspresinya yang masih santai saja.

"nona, kau mungkin lupa jika aku memiliki dua tangan."

ia menarik kedua tanganku kebelakang lalu menodongkan pisau ke arah punggungku.

"ne joue pas avec moi, miss sweet," katanya lalu pergi meninggalkanku.

dengan pikiran berkecamuk, aku pergi meninggalkan tempat itu begitu saja dengan keadaan meringis kesakitan akibat cekalan tangannya tadi.

hal pertama yang kulihat setelah melewati lorong gelap itu adalah, jaehyun, kakakku.

"hei, kau dari mana saja?" tanyanya dengan air muka cemas yang dapat kulihat dengan jelas.

"ah, aku hanya pergi ke toilet untuk buang air kecil tadi," bohongku.

wah, sepertinya aku berpotensi menjadi pembohong ulung.

"kita pulang sekarang ya. aku sudah membeli makanan." jaehyun masih tampak khawatir dan tak percaya dengan ucapanku namun aku tak ambil pikir.

"iya," jawabku singkat kemudian mengekorinya.

—lost—

aku meletakkan kepalaku diatas meja dengan posisi miring. dengan pikiran berkecamuk aku mencoba mengingat ulang kejadian tadi.

"arghhh, aku tidak bisa mengingatnya. tapi kenapa aku yakin mengenalnya." aku mengacak rambutku sendiri dengan kesal.

"dia sangat familiar," ucapku lagi sambil memutar otak

tiba-tiba saja pencerahan datang pada pikiranku, segera aku menegakkan kepala. kemudian kubuka buku catatan rahasiaku. aku membukanya lembaran demi lembaran perlahan. kucermati tiap lembaran tanpa lepas dari pengamatanku.


setelah menemukan lembaran yang kosong, aku segera mengambil pensil dan menggambar sesosok huang renjun yang tadi kutemui. aku memberikan catatan kecil tentangnya di samping gambar sosok pria bersurai blonde itu.

aku membuka kembali lembaran demi lembaran tentang memoriku yang hilang. dari situ aku cukup yakin bahwa huang renjun memiliki hubungan dengan memoriku.


ia tampak mirip dengan seseorang di mimpiku. walaupun aku tak melihat wajah seseorang di mimpiku tapi tampak belakangnya sangat mirip. punggungnya yang lebar dan pundaknya yang tegap, ia tampak gagah.

"hei, nara! ayo makan!"

aku segera menyembunyikan bukuku di laci. setelah itu aku keluar dan menutup rapat pintu kamar.

tbc

Translate:
Ne joue pas avec moi Miss Sweet  Jangan bermain-main denganku nona manis.

lost | renjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang