✠0⁶✠

1.2K 175 2
                                    

nara bangun dari mimpi buruknya, ia menarik nafas tergesa-gesa setelah memposisikan dirinya untuk berbaring terlentang. tadi malam, ia bermimpi aneh. dalam mimpinya ia melihat papan putih bertuliskan inisial 'HR' yang dilumuri darah hingga terlihat menjijikkan.

iya, itu mimpi ter-menjijikkan yang pernah nara alami.

nara menapakkan kaki di lantai kamarnya, kemudian segera keluar dan berjalan menuju dapur. tak hentinya ia menguap sejak tadi, mungkin efek masih mengantuk.

ketika akan duduk di kursi, renjun melempar dua kaleng soda ke arah nara. untung refleks nara bagus sehingga ia bisa dengan sigap menangkapnya.


"aku tidak ingin soda. aku ingin susu saja." gadis itu meletakkan kaleng soda tersebut di atas meja makan.

"Nih." Renjun kembali ke dapur lalu mengambil dua buah kotak susu.

Renjun melempar kotak-kotak susu tersebut ke arah Nara untuk kedua kalinya.

Nara dengan sigap mengambilnya dan meminumnya.

"Hm, obat bius ya?" kata Nara tepat saat Renjun berhasil menghabiskan sodanya. Renjun menyengir.

Nara memandang Renjun meremehkan. Ekspresi Renjun berubah menjadi bingung.

"Aku menaruh racun di kaleng sodamu loh." Nara tersenyum miring berbeda dengan Renjun yang terbelalak kaget.

Nara mengambil tempat kecil yang berisi beberapa obat penawar racun.

"Hehe." Nara mengarahkan tempat kecil tadi ke luar melalui balkon kamarnya.

"Hei, hei, tenanglah, apa yang kau inginkan?"

"Kita pernah bertemu?"

"Iya pernah." Renjun menjawab dengan sangat santai.

"Kau memiliki hubungan denganku di masa lalu?"

"Iya punya." jawab Renjun dengan muka kelewat santai.

"Oke." Nara melemparkan tempat kapsul tadi ke arah Renjun.

Renjun dengan sigap segera membuka tutupnya dan mengambil 2 buah kapsul. Renjun langsung meminum keduanya sekali teguk tanpa air.

"Itu racun tidak berbahaya kok. Efeknya akan terasa 5-6 jam lagi." Nara memandang Renjun remeh.

"Tapi kan tetap bisa membunuhku." Renjun membalas tatapan remeh Nara dengan tatapan tajamnya.

"Sini." Nara menarik tangan Renjun agar ia duduk di sebelahnya.

"Tidak mau, nanti kau mencoba membunuhku lagi." Renjun mencoba menjauhi Nara.

"Aku tidak membawa apa-apa." Nara menatap Renjun seakan-akan menyuruhnya untuk percaya kepada Nara.

"Bohong."

Nara memutar bola matanya malas.

"Terserah lah terserah, tidak usah duduk sekalian sana. Syuh pergi sana." Nara menggerakkan tangannya seolah-olah berkata 'pergi sana!'

"Eiy, aku hanya bercanda. Kau tidak mungkin membunuhku." Renjun kembali mendekati Nara dan duduk di sebelahnya.

"Aku tetap akan membunuhmu kok kalau kau macam-macam." kata Nara sambil mencari benda pipih untuk mengganti channel TV.

"Iya deh terserah." Renjun memutar bola matanya malas.

Ting

Nara segera mengecek notifikasi ponselnya.

You have 2 messages from Jennifer Lee.

Oh no, apalagi kali ini.
















TBC

Hi, jadi gimana chapter ini? Chapter ini tadinya aku mau bikin gak relax tapi karena aku lagi capek banget aku bikin relax aja.

So, unpub or no?

I'll happy if you voment

Thanks❤️

lost | renjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang