✠1⁵✠

1K 156 0
                                    

Kini mereka bertiga telah duduk di sofa. Jaehyun dengan telaten sedang membersihkan luka Nara. Sedangkan Renjun terus mencoba untuk meredakan tangisan Nara.

"It's okay, it's okay. Berceritalah pelan-pelan." Renjun menepuk pelan pundak Nara agar isakannya berhenti.

Bagai disihir, isakan Nara mulai mereda. Dalam hitungan menit akhirnya isakannya berhenti. Dia sudah mulai tenang. Bertepatan dengan itu Jaehyun selesai dengan 'aksi pengobatannya'.

Jaehyun beranjak pergi untuk mengembalikan kotak obat-obatan yang ia pegang. Setelah itu ia kembali menemani sang adik.

"Nara, berbicaralah pelan-pelan oke?" ucap Jaehyun yang dibalas anggukan kecil.

"Yang kuingat tadi, ketika Renjun pergi dan berita bahwa Renjun sudah meninggal." Nara menatap lurus dengan ekspresi sendu.

Renjun ikut sedih, berbeda dengan Jaehyun yang membulatkan matanya tak percaya. Jadi selama ini Renjun yang merupakan anak Keluarga Huang adalah kekasih adiknya?

Wah, takdir macam apa ini?

"Jadi Renjun adalah kekasihmu dulu?" tanya Jaehyun yang sekarang menatap Nara intens.

"Ah, tidak tau. Terserah lah. Tanya dia sendiri saja." Nara melenggang pergi begitu saja mendengar pertanyaan kakaknya. Ia ingin tidur saat ini daripada harus memikirkan hal-hal yang membuatnya pusing.

Tatapan Jaehyun jatuh pada Renjun, ia menatap Renjun menyelidik. Yang ditatap tersenyum kikuk. Ingin Renjun berlari keluar dari rumah ini, tapi mana bisa?

"Jadi kau adalah kekasihnya? Bukankah kau sudah mati?Bagaimana kau bisa kembali?" tanya Jaehyun bertubi-tubi

Renjun menghela nafasnya berat. Sepertinya ia tidak bisa lari lagi. Pelariannya telah berakhir. Nara sudah mengingat memorinya dan Jaehyun juga sudah tau. Tidak ada pilihan lain.

"I-iya, aku tidak mati. Mungkin berita itu salah. Aku memang tidak mati."

Sekarang gantian Jaehyun yang menghela nafasnya berat.

"Aku tidak menyalahkanmu. Aku dan adikku percaya takdir."

Renjun tentu saja kaget. Dia kira Jaehyun akan menghabisinya seperti di novel dan film.

"Kau tau? Kakakmu adalah orang terbaik yang pernah ada. Jika tidak ada dia mungkin namaku hanya bisa dikenang saat ini." Jaehyun tidak berani menatap mata Renjun, ia mengalihkan pandangannya. Tidak, ia tidak sanggup jika harus berhadapan dengan Renjun. Rasa bersalah masih menyelimutinya.

"Tidak apa-apa. Aku ikhlas kok. Lagian kakakku juga pasti sudah bahagia." Renjun tersenyum lebar.

Tapi di balik senyum lebarnya siapa yang tau jika Renjun memendam kesedihannya?

-lost-

"Hei, kau tau? Kau kakak terjahat yang pernah kumiliki." ucap Jennifer yang sedang duduk bersandar di sofa sambil memusatkan atensinya pada film yang sedang ia tonton.

"Dan kau adik terjahat yang pernah kutemui." jawab Mark yang duduk di sebelah Jennifer sambil mencubit pipi Jennifer keras-keras.

"Awwww." pekik Jennifer keras.

Selanjutnya hening. Tidak ada yang ingin berbicara. Hingga akhirnya Jennifer mulai berbicara lagi.

"Aku merindukan ayah dan ibu." kata gadis berwajah setengah Korea dan setengah Kanada ini. Matanya menatap sendu ke arah kakaknya.

"Mereka pasti bahagia disana." jawab Mark asal.

Ia sedang tidak ingin membicarakan orang tuanya saat ini. Ia lebih memilih untuk menyusun rencana penghapusan keberadaan Jung Jaehyun dan Huang Renjun.




















TBC

Yang voment pasti dapet pahala banyak.

Thanks💕

lost | renjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang