✠1²✠

1.1K 172 2
                                    

"Hei, kau ini kenapa sih? Dari mana? Dasar gila!" ketus Nara ketika ia membopong tubuh berat milik Renjun.

"Bisakah kau diam sebentar? Aku ini sedang terluka!" ketus Renjun tak mau kalah.

Nara berdecak kesal dan mendorong tubuh Renjun kasar ke sofa. Si pemilik tubuh tidak menggubris perlakuan sang wanita. Ia hanya merintih kesakitan karena luka goresannya.

Tak lama, Nara datang membawa kotak obat-obatan dan segelas air.

"Ini! Obati sendiri sana!" Nara menyodorkan kotak obat-obatan yang di pegangnya saat ini.

"Mana bisa?! Badanku sakit semua tau!"

Nara mendengus kesal, ia membuka kotak obat-obatan yang masih bertengger di tangannya. Diambilnya peran dan plester serta obat merah.

Setelah menuangkan obat merah ke luka gores dan mengoleskan salep ke lebam yang melekat ditubuh Renjun ia pun memerban bagian perut Renjun yang nampak tergores sangat besar. Renjun hanya bisa terus meringis ketika cairan obat merah mengenai lukanya.

Bukannya mengasihani, Nara malah berdecak kesal dan berkata Renjun menyusahkan dalam batinnya.

"Minum obat ini. Ini bisa membuat sakitnya berkurang." Nara menyodorkan sebuah pil dan segelas air putih.

Tanpa aba-aba Renjun segera mengambil pil tersebut kasar dan meminumnya. Ia meneguk habus segelas air putih yang diberikan Nara hanya dalam hitungan detik.

"Hei, apa yang kau lakukan tadi?" Nara merebahkan dirinya di sofa setelah mengembalikan kotak obat-obatan dan mencuci gelas yang dipakai Renjun.

"Nothing." Renjun memutarkan bola matanya ke arah lain, kemanapun asal tidak bertatapan dengan Nara.

"Ck, kau bodoh ya? Pasti ada yang kau lakukan, makanya kau jadi babak belur."

"Tadi...

aku pergi ke rumah Jennifer dan mendobraknya pintu rumahnya. Jennifer tentu saja kaget dan marah, ia menyerangku bertubi-tubi dan menggoreskan pisaunya ke arahku?"

Nara mendelik kaget. Ia menangkap wajah Renjun dan membuatnya bertatapan dengannya.

"Lalu kau tidak membalas?"

"Emmmm..." Renjun memutarkan bola matanya lagi.

"Jawab aku Huang Renjun!"

"Tidak, dia memberi penawaran kepadaku."

Nara mengernyitkan dahinya bingung.

"Penawaran apa?"

"Aku bisa bertemu kakakku kalau aku tidak melawannya."

"Ck, dasar nenek tua payah. Tidak berani di lawan." Nara bermonolog.

"Lalu kau bertemu kakakmu?" lanjutnya.

"Tidak, dia menyuruh penjaganya untuk membawaku keluar."

Nara melepaskan tangannya dari pipi Renjun.

"Ck, penyihir itu mencoba memberi peringatan ternyata."

"Renjun?" panggilnya lirih yang dibalas gumaman oleh sang pria.

"Bisakah kau bercerita kepadaku siapa itu Huang Huanran? Dimana dia dan apa ka--"

"Iya, aku akan bercerita." sela Renjun.

"Baiklah, aku akan mendengarkan baik-baik." Nara memperbaiki posisi duduknya menjadi tegak.

"Huang Huanran itu kakak kandung. Ia sudah meninggal. Sekitar 3 tahun lalu. Ia memiliki seorang kekasih, yang tidak lain adalah kakakmu."

Renjun belum selesai berkata tapi Nara sudah lebih dulu terkejut. Renjun menghela nafasnya berat. Ia kembali melanjutkan perkataannya. Iris berwarna hitam kelam miliknya menatap Nara seolah-olah meyakinkan bahwa yang diucapkannya adalah suatu kebenaran.

"Kakak Jennifer, Mark juga menyukai kakakku. Ia sangat marah ketika mengetahui bahwa kakakmu adalah kekasih kakakku. Mark yang marah ingin membunuh kakakmu tapi kakakku melindunginya. Jadi seharusnya peluru yang menancap di dada kakakmu berubah sasaran menjadi dada kakakku."

Tanpa sadar, bulir-bulir air mata Renjun telah lolos hingga jatuh sampai ke pipinya.

"Banyak pertanyaan yang ingin kuajukan saat ini tapi melihatmu aku jadi tak tega. Kau bisa tidur sekarang."

Dan disinilah dua insan ini tertidur di sofa dalam keadaan yang errr? Romantis? Menurutku, well, setidaknya itu yang kalian pikirkan ketika melihat seorang pria tertidur di bahu seorang wanita kan?

Dua insan itu nampak damai, tak ada sedikitpun raut cemas, gelisah, dan kesakitan di wajah tidur mereka. Harapan mereka adalah kehidupan mereka kembali normal seperti sediakala.





















TBC

Hi, gimana ni chapter? Aku nulisnya sambil merem melek nih. Wkwk.

Konon katanya kalo voment bakal dinikahin bias lo guysssss, so don't forget yo voment.

Thanks❤️

lost | renjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang