Brother Jae
Aku pergi ke mall sebentar
Aku akan pulang agak soreOk, jangan lupa untuk beli bahan makanan
Nara mematikan ponselnya dan melanjutkan langkahnya ke pintu apartemen.
Nara akan membuka pintu tetapi seseorang mencekal tangannya sangat erat. Ia berdecak kesal. Siapa lagi kalau bukan si tuan muda Huang Renjun
"Apa yang kau lakukan?" berontak Nara yang kesal dengan sikap Renjun akhir-akhir ini.
Renjun mengendikkan bahunya dan menjawab asal, "Entahlah, menjadi pacar yang baik untukmu?"
Nara mengerutkan dahinya kesal.
"Sejak kapan kita berpacaran?"
"Sejak kelas 2 sma. Kita belum putus saat aku pergi, jadi kita masih pacaran sekarang ini."
Nara mengusap wajahnya kesal. Tidak ada gunanya berdebat dengan Renjun.
"Ah terserah lah, aku mau pergi ke mall. Terserah kau mau apa."
Dalam hitungan detik Renjun melepaskan cekalannya dan meraih coatnya.
"Aku ikut."
Oh, bencana apalagi ini.
-lost-
"Aku ingin ke toko pakaian dulu. Aku akan membeli mantel." ucap Nara lalu berangsur meninggalkan Renjun dan pergi ke toko pakaian.
Renjun tersadar dari lamunannya dan berlari kecil untuk mengikuti Nara yang sudah berada di dalam toko.
Nara baru akan mengambil sebuah mantel tetapi tangannya bersahutan dengan tangan orang lain yang akan mengambil mantel yang sama. Ia mendongakkan kepalanya.
Oh shit, itu Jennifer.
"Wah, lama tidak bertemu ya, teman." Jennifer tersenyum miring yang diabaikan oleh Nara.
Nara segera membalikkan tubuhnya dan keluar dari toko itu. Tidak lupa ia menggenggam tangan Renjun erat dan menyeretnya keluar dari toko itu.
Hancur sudah mood Nara. Ia menghentakkan kakinya kesal. Renjun yang peka segera menenangkannya.
"Hei, dia kan hanya menyapamu."
"Arghhhh, terserah lah."
Bukannya membuat mood Nara makin baik, Renjun malah membuat mood Nara semakin jelek. Nara langsung berjalan cepat ke arah supermarket tanpa memedulikan Renjun yang meneriaki namanya berkali-kali.
-lost-
"Kau akan memasak apa?" tanya Renjun lalu beranjak ketika melihat Nara mulai memotong sayuran yang tadi mereka beli.
"Seadanya." jawab Nara tanpa mengalihkan pandangannya.
"Laissez-moi vous aider." Renjun mengambil celemeknya dan memakainya.
(Biar kubantu kau)
Nara memutar bola matanya malas.
"Aku akan memasak sup saja." ucap Nara melanjutkan aksi memotong sayurannya.
"Kau bisa memasakkan air dan menyiapkan ayamnya." kali ini Nara berhenti dan mendongakkan kepalanya hingga tatapannya bertemu dengan Renjun.
Renjun tersenyum manis dan mengangguk, tanda bahwa ia menyetujui arahan Nara. Nara segera memalingkan wajahnya.
Karena tidak fokus, ujung telunjuk Nara tergores pisau ketika memotong wortel.
"Awww." rintih Nara.
Renjun segera bertindak cepat. Ia mematikan kompor dan mencuci tangan Nara di wastafel dapur hingga darahnya mulai kering.
Lalu ia membawa Nara ke ruang tamu dan mendudukkannya. Tidak lama ia datang dengan sekotak obat-obatan.
Dengan telaten Renjun membersihkan dan mengobati luka Nara. Membuat Nara semakin terheran.
Mengapa Renjun begitu baik akhir-akhir ini? Bahkan setelah Nara mengabaikannya berhari-hari.
"Eummmm." gumam Nara lirih yang ternyata masih bisa didengar oleh Renjun.
"What's wrong, dear?"
Nara menghela nafasnya berat.
"Kau akhir-akhir ini sangat baik padaku. Tell me, what's happen? Why you do that? Aku bahkan tidak pernah mengucapkan terima kasih padamu."
Renjun menghentikan kegiatannya. Ia menaruh botol obat di kotak obat dan membuang kapas yang barusan ia pakai.
Ia beranjak dari duduknya lalu menengok ke belakang. Matanya menatap Nara intens.
Nara baru saja akan mengalihkan atensinya, tetapi seakan disihir. Harinya berkata untuk tetap diam.
"Karena aku kekasihmu, Jung Nara."
Terima kasih untuk Renjun yang sudah berhasil membuat Nara gila.
TBC
Yuhuuuu, bentar lagi tamat nih. First, makasih buat yang udah ngikutin sampe sini. Thank you so much.
Second, jangan lupa voment.
Third, HAPPY HOLIDAY!
Thanks❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
lost | renjun
Fanfiction❝yang dihapus lalu dibuang jauh dari bumi❞ ft. renjun nct second book.