✠1⁷✠

1K 157 1
                                    

Sinar mentari pagi masuk melalui jendela Nara. Yang membuat Nara terbangun dan menggerutu.

Sungguh, dia benar-benar benci mentari. Itu membuatnya tidak bisa tertidur pulas.

Nara beranjak keluar dan turun ke bawah untuk menikmati sarapannya. Ia tidak peduli dengan fakta bahwa ia masih memakai piyama tidurnya. Toh, dia tidak pergi kemana-mana hari ini jadi tidak apa-apa jika dia mandi agak siang.

Nara melangkahkan kakinya mendekati kulkas. Ia membuka pintu kulkas dan mengambil beberapa botol soju milik kakaknya.

Nara memang sudah gila, minum soju pagi-pagi. Bahkan anak kecil pun tahu bahwa alkohol tak baik untuk kesehatan.

Nara menghentikan langkahnya sejenak. Menatap seseorang dengan jarak tidak jauh darinya berdiri menggunakan celemek sedang memasak pancake. Ia menatap datar orang itu.

Hingga tatapan mereka bertemu. Kedua mata milik mereka berada tatap. Hingga Nara memutuskan kontak matanya. Ia segera beranjak pergi dan duduk di meja makan.

Nara membuka 1 botol soju dengan kasar. Bak orang gila, ia meneguk soju tadi tanpa gelas.

Hingga seseorang memberhentikan aksi gilanya itu. Renjun menepis botol soju itu hingga jatuh dan pecah.

Nara yang sudah gila sepertinya tidak peduli. Tangannya bergerak untuk meraih sebuah botol soju di meja makan.

Sebelum sempat menyentuh botol soju itu, Renjun sudah terlebih dahulu mengambil semua botol soju lalu membuangnya ke tempat sampah.

Jika sebelumnya ia menunjukkan ekspresi marah dan tak suka berbeda dengan sekarang yang tersenyum lebar tanpa penyesalan sedikitpun. Ia menghampiri Nara yang sedang duduk dengan wajah cemberutnya.

Dengan senyuman lebar dan 2 piring pancake di tangannya ia mendekati meja makan dan duduk di kursi. Dengan sangat hati-hati ia menaruh kedua piring cantik itu.

"Minum soju pagi-pagi itu tidak baik. Akan lebih baik jika kau makan pancake ku." Renjun menyodorkan salah satu piring pancake kepada Nara.

Nara tidak berkutik, ia masih diam dengan wajah cemberutnya. Renjun menghela nafasnya.

Gosh, ingatkan Renjun untuk sabar kali ini.

Salah satu tangan Renjun bergerak untuk menyendokkan pancake ke mulut Nara.

Nara yang pada awalnya tidak mau membuka mulutnya, kini perlahan mau membuka mulutnya hingga suapan demi suapan dapat masuk ke mulutnya.

Dalam sekejap pancake itu habis tak bersisa. Bahkan piring milik Renjun. Karena Nara sangat lapar dan menginginkan pancake lebih, Renjun dengan sangat terpaksa memberikan pancakenya.

"Mandilah, kau terlihat seperti nenek lampir saat ini." Renjun berdiri dan mengangkat kedua piring yang sudah kosong tak bersisa itu dengan kedua tangannya.

"Tidak mau." ucap Nara dengan nada ketusnya.

Tanpa aba-aba Renjun mendekati Nara dan mencium dahinya.

"Selanjutnya di bibir jika kau tidak menurut padaku." kata Renjun dengan kerlingan nya yang membuat Nara seketika takut dan jijik bersamaan.

Nara beranjak dari duduknya dan berlari kecil menuju kamarnya. Untuk apa? Tentu saja mandi.
























TBC

Ini part tersantai yang pernah kubuat.

Btw, DON'T FORGET TO VOMENT

Thanks💕

lost | renjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang