✠No, not me who leaving you. And not you who leaving me. We're the one who leaving each other✠
Nara melangkahkan kakinya menelusuri jalanan kota Paris yang indah -dan seram- ini.
Nara berhenti berjalan ketika ponselnya berdering.
"Halo, paman?"
"Nara, aku sudah menemukan identitas kelima orang yang kau cari."
"Benarkah paman? Beritahu aku sekarang!" ucap Nara bersemangat
"Aku akan memberitahumu secara garis besar saja. Orang-orang yang kau cari identitasnya itu mempunyai hubungan dengan musuhmu
Jennifer Lee."
"Hah?!"
Tiba-tiba saja ponsel Nara ditarik dan mulut Nara dibekap oleh sapu tangan yang sepertinya sudah diberi obat bius.
➖➖➖➖➖
Mata Nara mulai terbuka, ia mengerjakan matanya beberapa kali. Di hadapannya sekarang ini ada Jennifer dan beberapa orang berbau hitam.
Jennifer nampaknya sadar akan keadaan Nara. Ia segera melangkahkan kakinya untuk mendekati Nara.
"How was your sleep Alexa? Nightmare?" katanya diikuti gelak tawanya.
Nara menatap tajam Jennifer. Diculik ternyata memang tidak enak. Diikat di kursi, mendapat lebam dan sayatan lumayan banyak, dan bisa saja mati.
Nara berdecak kesal ketika Jennifer mengambil sebuah pisau dan akan menggoreskannya ke wajah mulus milik Nara.
Tanpa Jennifer ketahui, Nara telah membebaskan ikatan tangannya. Ketika pisau milik Jennifer hampir menyentuh wajah Nara, Nara segera mengambil pisau Jennifer dan menodongkannya ke arah perutnya.
"Ck. Kau masih lemah ya ternyata."
Jennifer nampak kesal.
Nara dengan santai membuka ikatan kakinya hingga ia bisa berdiri. Ia segera berjalan melalui Jennifer. Jennifer hanya bisa mematung, orang-orangnya sudah ia suruh pergi sedangkan ia disini sendirian bersama sang dewi kematian.
Jangan salah, khusus hal perkelahian Jennifer mengakui kekalahannya. Nara terlalu kuat untuk dikalahkan.
Nara segera berlalu dari hadapan Jennifer. Ia membuka pintu gudang yang besar ini dan keluar dari sana.
Jennifer hanya berdecak kesal. Ia mengambil ponselnya dan mengetik beberapa angka disana. Ia menelpon seseorang.
"Dia lolos." kata Jennifer sambil melangkahkan kakinya keluar dari gudang itu.
"Lalu?"
"Kau punya rencana lain? Aku disini kan hanya membantumu."
"Ck, tentu saja. Kita buat mereka datang kepada kita."
"Oh, bagaimana caranya?"
"Huang Renjun."
-lost-
Nara berjalan agak pincang ketika dirinya telah menjauhi gudang tadi. Beberapa bekas sayatan terasa perih karena terguyur air hujan. Ia memilih untuk menghentikan langkahnya dan duduk di kursi minimarket.
Ia merogoh sakunya dan mengambil benda pipih berbentuk persegi panjang miliknya.
Ck, dasar bodoh, batin Nara yang ditujukan kepada Jennifer.
Ia segera menekan beberapa nomor disana dan meneleponnya.
"Ha--"
"Kau dimana? Aku mencarimu tau!"
"Ck, kau bahkan belum berkata halo. Aku di minimarket dekat taman Jardin, kau tau kan?"
"Tunggu aku, aku segera kesana."
Tut
"Dasar tidak sopan!" kata Nara kesal.
Tak lama, yang ditunggu pun datang dengan keadaan basah kuyup.
"Ayo pulang." kata renjun sambil mengulurkan tangannya ke arah Nara.
"Gendong aku, tangan dan kakiku sakit semua."
"Hhh iya." renjun menjongkokkan dirinya
Nara segera naik ke punggung Renjun. Saat merasa beban telah bertumpu di dirinya, renjun melangkahkan kakinya melewati hujan yang cukup deras ini.
"Bisakah kita bermain hujan sebentar?" tanya Nara pelan.
"Kau mau mati ya?"
"Pleaseeee." Nara memohon.
"Hhh, oke." Renjun membawa Nara mengelilingi taman sambil berlari.
Oh lihatlah, kedua insan ini nampak romantis untuk sesaat.
Hanya sesaat, oke?
TBC
Hi, sorry kalo update lama. Aku baru ganti hp jadi harus mindahin data dulu baru buka apps.
I'll happy if you voment!
Thanks❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
lost | renjun
Fanfiction❝yang dihapus lalu dibuang jauh dari bumi❞ ft. renjun nct second book.