35. cemburu 2

3.5K 277 14
                                    

"Pak Bono Susannya ada?"

"Lho? Mas Andrew? Saya kira Mas yang jemput Mbak Susan tadi."

"Memang Susan ke mana?"

"Tadi keluar."

"Sama siapa?"

"Saya kira sama Mas Andrew, pantas mobilnya beda!"

"Pak Bono lihat orang yang jemput Susan?"

"Ndak lihat saya, orangnya ndak keluar mobil."

Andrew merogoh ponsel untuk menghubungi Susan.

"Kamu di mana? Aku di kos kamu, tapi kamu enggak ada."

Tidak ada jawaban dari Susan sesaat, kemudian, "Hm..., aku... aku lagi jalan sama Naya, Mas."

"ke mana?"

"Mal yang biasa."

"Aku susul ya?"

"Jangan!"

"Kenapa?"

"Hm, hm, pokoknya jangan. Aku enggak lama, kok."

"Ya sudah. Kamu hati-hati."

Baru hendak melangkah pulang, Andrew melihat Naya keluar rumah dengan setelan pakaian rumahan.

Naya menyapa Andrew yang masih terlihat bingung, "Mas Andrew, lama enggak ketemu. Cari Mbak Susan ya? Tadi barusan pergi."

Pikiran Andrew menerawang, Pak Bono mengatakan bahwa Susan pergi dijemput seseorang, tapi Susan mengatakan sedang pergi dengan Naya. Tapi Naya ada di sini. Mana mungkin ada dua Naya? Ini jelas suatu kebohongan. Kemungkinan besar Susan pergi dengan seseorang yang menjemputnya. Tapi siapa orang itu?

____

"Mas, dengerin aku dulu!" Susan menyusul langkah Andrew. Menyamai dengan berusaha membuat Andrew mau mendengarkan penjelasannya.

Tak dihiraukan suara Susan yang sedari tadi minta diperhatikan. Ia terlalu malas menghadapi pembohong.

Susan kewalahan dengan Andrew yang berjalan cepat. "Mas, please! Aku bisa jelasin!" Susan memohon, mencoba meraih tangan Andrew, namun sang punya tangan menepis kasar. Susan menyerah, dilihatnya punggung kekasihnya yang kian menjauh.

Harusnya ia menjelaskan dari awal, bahwa Danu ingin menemuinya untuk urusan Ratih. Tapi sudah terlambat. Andrew telanjur memyaksikan hal seharusnya bisa dibicarakan. Di sini, di mal yang biasa mereka kunjungi, Andrew tersulut cemburu. Danu mengkhianatinya dan Susan berpaling.

Walaupun Danu belum mengetahui hubungan istimewa antara Andrew dan Susan, tapi kenapa Susan malah lebih memilih Danu. Andrew tak habis pikir, Susan tak sepolos yang ia kira.

___

"Susan, kamu ke mana aja sih? Saya cariin." Danu melihat Susan tidak seperti tadi, saat ini wajah Susan tampak sedih, "Kamu kenapa?" tanya Danu dengan nada khawatir.

"Pacar saya, Pak, dia marah lihat saya jalan bareng Bapak." Susan menyeka sisa keringat di dahinya, duduk di hadapan Danu dengan raut murung.

"Pacar kamu? Kenapa saya baru tahu kamu punya pacar?" Danu sedikit menyelidik.

Tidak mungkin ia mengakatakan bahwa pacarnya adalah Andrew, teman Danu sendiri. Susan dan Andrew telah sepakat untuk tidak menginformasikan pada siapapun tentang hubungan mereka. Mungkin hanya beberapa orang saja yang tahu. Tidak termasuk Danu.

Meski sebenarnya Andrew tidak keberatan orang lain tahu bahwa mereka berpacaran, tapi Susan tidak ingin menjadi pusat perhatian dan menjadi bahan gosip orang-orang.

Waiting for You (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang