CHAPTER 16
Rothenberg ob der Tauber adalah kota yang terletak di distrik Ansbach, Bayern, Jerman. Kota itu adalah salah satu kota yang masih mempertahankan nuansa abad pertengahan. Jika selama ini Christa hanya dapat menyaksikan keindahan seperti ini melalui televisi ataupun media lainnya, saat ini ia justru berdiri di tempat ini.
"Indah sekali..." Bisik Christa, namun pendengaran tajam Manuel dapat menangkapnya. "Iya. Tempat ini indah, seindah dirimu." Tak pelak wajah Christa merona mendengar kalimat Manuel, bahkan Christa semakin merona saat mengingat ciuman yang Manuel berikan sesaat sebelum berangkat.
Baik Manuel maupun Christa tidak merasa kelelahan meski menempuh perjalanan darat kurang lebih tiga jam dari Munchen. "Kau tak lelah?" Tanya Manuel sembari menggenggam tangan Christa berjalan berdua menyusuri jalanan yang begitu indah, meski sebagian tertutup salju. Christa menggeleng semangat.
Manuel tersenyum dan mendaratkan ciuman di puncak kepala Christa yang dingin. "Mobilmu bagaimana?" Manuel tertawa pelan. "Tidak apa-apa, mobilku aman." Lelaki itu memakaikan tudung mantel Christa, agar tidak terlalu dingin.
"Bisa kau ulangi lagi nama tempat ini?" Christa kembali bertanya karena ia tadi terlalu senang, hingga tidak begitu memerhatikan papan nama di pintu gerbang masuk daerah ini. "Rothenberg ob der Tauber." Jawab Manuel. "Tempat ini dekat dengan Sungai Tauber, tapi kalau musim dingin seperti ini jarang yang ke sana, dinginnya berlipat." Lanjut Manuel menjelaskan pada Christa.
Christa mendongak mengamati kekasihnya. "Kau sering ke sini?" Manuel tersenyum tipis. "Baru sekali. Ini yang kedua kalinya." Hati Christa tiba-tiba tersengat perasaan tak mengenakkan. Jangan-jangan dulu Manuel pernah mengajak kekasihnya dulu.
"Apa ia kekasihmu? Maksudku apakah dulu kau juga mengajak kekasihmu?" Manuel menggaruk alisnya salah tingkah. "Itu masa lalu. Sekarang, saat ini, detik ini, kau yang bersamaku, Christa. Hanya kau dan aku, bukankah itu yang kau katakan tadi?" Christa terdiam, membenarkan dalam hati. Namun tetap saja, ada rasa yang tidak nyaman di sudut hatinya. katakanlah ia kekanakan, namun Christa tidak salah bukan jika merasakan perasaan tidak nyaman ---cemburu? Apalagi ia baru sekali merasakan memiliki kekasih.
Mereka berjalan mendekati kota tua, terlihat tembok dan gerbang batu kuno di kejauhan. Jalan masuknya pun terbuat dari bebatuan, meski sekali lagi sebagian badan jalan tertutup salju. Kesan tua segera tertangkap dari sini. Christa mengamati beberapa pegunjung yang terlihat mengabadikan perjalanannya, sesekali ia harus memilih jalan agar tidak tergelincir. Tangan kanannya masih setia dalam genggaman Manuel.
"Kalau malam di sana ada Christmas Market..." Manuel tiba-tiba kembali membuka suara, tangannya yang bebas menunjuk arah yang disebut Christmas Market. Christa melebarkan matanya takjub. "Waahh!! Berarti ada Sinterklas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Snowfall in Munich (ENDING)
General FictionHanya satu yang ada di benak Christa, jika selama ia kuliah di Jerman dan ternyata memiliki kekasih, ia akan berusaha menjaga keperawanannya. Bagaimanapun juga, pola pergaulan Eropa berbeda dengan Indonesia. Hingga suatu malam bersalju ia bertemu de...