CHAPTER 5

6.3K 337 30
                                    

CHAPTER 5


Christa bagai bermimpi, ia merasakan tubuhnya terasa hangat dan nyaman. Tanpa sadar ia semakin melesakkan wajahnya, mencoba mencari asal aroma yang menenangkan ini. Bahkan Christa melenguh pelan dalam tidurnya, sungguh Christa merasakan 'tempat tidur' yang benar-benar nyaman. Hangat dan kokoh. Bahkan Christa tersenyum dalam tidurnya. Apalagi saat pipinya dielus dengan begitu lembut. Ia semakin menyamankan dirinya.

Beberapa lama kemudian Christa tersentak dalam tidurnya, ia terbangun. Perlahan ia membuka mata. Dengan kening berkerut karena menyesuaikan cahaya lampu di dalam ruangan itu, Christa melebarkan matanya. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu ia merasakan pergerakan di sampingnya.

Seketika ia menoleh dan matanya terbelalak saat ada tiga bayi yang sedang bergerak asyik di... Christa mengedarkan pandangannya. Ternyata ia di tempat tidur super besar, dan banyak terdapat pernak pernik khas bayi. Sungguh sebuah ruangan yang lucu.

Christa tanpa sadar tersenyum melihat tingkah bayi-bayi menggemaskan itu. Tapi tunggu... Dimana ia sekarang?

"Alhamdulillah, Mbaknya udah bangun." Suara itu membuat Christa menoleh dan melihat Dora yang langsung duduk di pinggir ranjang. "Mbaknya masih sakit?"

Christa membuka mulutnya hendak menjawab namun mengurungkannya. "Memangnya aku kenapa, Mbak?"

"Mbaknya tadi pingsan, duh...aku sampai takut, Mbak. Lain kali kalau sakit jangan dipaksain jalan sendiri. Coba kalau tadi masih di jalan, atau nggak di sini. Duh..." Christa tersenyum mendengar celotehan dari perempuan mungil itu.

"Syukurnya aku pingsan di sini ya, Mbak." Tutur Christa kalem. Lalu mulut Dora terkatup rapat. Lalu mengangguk persis anak kecil. Christa melihat ketiga bayi menggemaskan itu. "Ini anaknya Mbak?"

Dora berbinar dan menatap sayang ketiga bayinya. "Iya, Mbak. Ini anak-anakku. Hihi.. kembar tiga, yang cowok 2, yang cewek 1."

Christa begitu takjub, bagaimana perempuan mungil seperti Dora mampu 'membawa' dan 'mengeluarkan' ketiga malaikat itu. Tangan Christa terulur untuk menyentuh salah satu tangan gembul bayi itu.

Lalu seperti tersadar akan sesuatu, kalau Christa tadi pingsan, berarti ada yang memindahkannya sampai di kamar ini. "Tadi yang angkat aku ke sini siapa, Mbak?"

Seketika mata Dora berbinar. "Ya ampun, tadi tuh..."

Perkataan Dora terpotong saat mendengar pintu yang diketuk dari luar. Lalu Dora menatap Christa. "Sebentar ya, Mbak. Kayaknya Mas Danny deh."

Christa tersenyum dan menganggukkan kepalanya, meski ada pertanyaan di hatinya. siapa yang mengangkatnya? Dan mengapa ia tadi seperti merasakan adanya seseorang yang memeluknya?

***

Manu tampak melihat pantulannya di cermin, ia membenarkan letak dasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Manu tampak melihat pantulannya di cermin, ia membenarkan letak dasi. Namun tak dapat dipungkiri pikirannya masih menjelajah beberapa saat yang lalu. Manu melihat kedua tangan dan lengannya. Tangan dan lengannya ini tadi mengangkat tubuh mungil yang begitu ringan. Bahkan ia mengusap pelan dadanya yang tadi sempat menjadi sandaran wajah cantik itu. Manu menghembuskan nafasnya kasar, hal itu tidak luput dari pandangan Robert. Bahkan lelaki paruh baya itu sempat menciut saat menelepon Manu agar segera kembali karena ada pertemuan mendadak. Manu yang menjawab telepon di seberang tampak menahan marah.

Snowfall in Munich (ENDING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang