Buku harian ibu

38 2 0
                                    

Pernikahan kami berjalan lancar. Tidak ada permasalahan. Karena aku dan keluarga Arkan sudah saling mengenal.

Orangtuanya menyukaiku, begitupun nenek tidak mempermasalahkannya.

Resmilah hari itu, aku menjadi istrinya Arkan. Setelah prosesi pernikahan, ku tatap wajah teduh dan tampan suamiku.

Betapa bahagianya, tidak ada yang lebih membahagiakan, selain bisa hidup dengan orang yang kita cintai.

Setelah larut malam, hingga semua orang lelap untuk membuang semua lelah setelah seharian bekerja.

Malam itu, aku dan Arkan masih terbangun. Aku duduk di sudut ranjang pengantin, sembari mataku menatap malu ke arahnya. Begitupun, Arkan memandangku dengan lama, ia tersenyum. Kita saling diam dengan hati yang saling bersuara.

Dia mendekatiku ,"Aku mencintaimu, Alexa".
Aku mengangguk haru, tanpa sadar mataku basah. Hening malam, membuat hati dan mataku saling menyatu, terharu dengan kebaikan Tuhan yang telah mempersatukan kami. Bertahun - tahun, aku sabar menunggu semuanya, hingga hari ini, impianku terwujud.

"Aku teramat mencintamu, Arkan".
Alex mengangkat tangannya ke arah mataku, menyapu semua air mata haru itu.

Dia semakin mendekatiku, hatiku berdesir. Angin berhembus tidak lagi terdengar bersuara, hanya suara jantungku yang berdetak semakin kencang.

Alex mengecup keningku. Aku hanyut dalam kecupan itu. Tidak pernah kurasakan kecupan dari seorang laki -laki, karena ayahku sudah meninggal sedari kecil.

Dia membawaku malam itu, kepada malam yang paling nikmat sepanjang hidupku.

***
Terimakasih kepada pembacaku, Bahagia selalu.
Kepada pembacaku, engkau jiwa-jiwaku. Terimakasih.
------------------------------------------------------
Like share n comment guys :)

Misteri- USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang