Terhenyak dalam diam. Menenangis tersedu - sedan, tanpa air mata, juga luka yang membekas. Rasanya perihnya, lukanya terasa begitu luas menganga, namun tak berdarah. Beginilah luka tak berdarah yang sering tersebut.Seumuur hidupku, aku dibelikan apapun, hanya sebagai hadiah kepatuhanku. Tiap hari, aku berangkat sekolah hingga sore, malamnya mengerjakan tugas sekolahku, setelahnya diperiksa, bahkan dipaksa untuk belajar, meski tanpa Pr. Hari minggu, hari dijejeli dengan les ini dan itu, aku hanya bisa menurut pasrah.
Bukan ketika menjadi boneka hidup dari ibuku, sekarang kenyataan yang harus ku terima bahwa ia adalah ibu angkatku.
Aku tidak bersedih, saat masa kecilku tidak seindah anak - anak lain, mereka punya waktu belajar dan bermain, sedangkan aku hanya berteman buku dari bangun tidur hingga tidur lagi.
Aku tidak memarahi pernah membenci ibuku, ketika ia mengomeliku saat diam - diam menonton TV atau main games. Aku tidak pernah kecewa kepada ibu yang sekarang ibu angkatku.
Hanya saja, aku aku terhenyak dan rasanya terhempas hingga dibenturkan ke kedalaman lautan, membuatku sesak tidak bisa bernafas. Aku sakit, menerima kenyataan bahwa ibu kandungku tiadaa dan ayah kandungku entah dimana, mengapa setelah dewasa semua ini terbaca, membuatku berat untuk menerima.
Aku hanya ingin bertemu mereka, memeluknya, walau sedetik saja, aku ingin melihat wajah orangtuaku, namun apalah daya, ibuku sudah tiada, hanya ada ayah Harapanku, semoga ia masih hidup.
Ku peluk diary ibuku. Ku peluk lutut dan membenamkan mata yang mengalir deras air bening yang tak bermuara. Rasanya ingin saat itu, waktu seketika berhenti.
Entahlah, semuanya terasa begitu sunyi.
Aih, air mataku jatuh perlahan, bukan karena kebingunganku, melainkan rindu kepada sosok yang memiliki nama yang sama denganku.
Aku memeluk lutut, erat, kebas seluruh tubuhku, selama ini. Aku mengharapkan kasih, dari seorang wanita yang bukan ibuku. Entah kenapa, ibu mencurigai wanita itu, adalah penyebab kepergian ayah. Aku harus mencari tahunya.
Malam itu ku ambil Handphone, ku kirimkan pesan singkat kepada Alex, untuk tidak berkunjung ke rumah mencariku, karena aku sudah pergi, aku memintanya untuk tidak pernah datang ke rumahku.
Semoga Alex tidak mencariku, aku takut, jika ia mencariku, bisa membuatnya terperangkap dalam lingkar kejahatan Rosmi, ibu angkatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri- US
Teen FictionSuatu hari kita dipertemukan oleh hujan, di bawah hujan, kita saling pandang. Kau ibarat payung, membuatku merasa teduh setiap kali dingin mengigilkan. Kita adalah sepasang rindu tanpa ikatan. Seringkali aku membatin, haruskah ku tanyakan perihal...