Malam yang sunyi, tiada lagi suara selain jangkrik yang bernyanyi, sahut menyahut dengan cicak di kamarku, memamerkan siapa yang paling merdu dalam memainkan nada.
Malam itu, aku menggigil. Bukan karena kedinginan, melainkan perasaan takut yang menjalari seluruh urat nadiku.
Bahwa kenyataannya, wanita yang ku panggil Ibu selama ini adalah seorang monster, aku di di besarkan oleh monster yang memisahkan ayah dan Ibu kandungku.
Aku harus secepatnya pergi dari rumah ini. Sebelum ibu mencurigai tingkahku yang sudah mengetahui rahasianya.
Aku harus secepatnya melarikan diri, mencari pertolongan manten sahabat ibu, karena melawan ibu angkatku yang bernama Rosmi, tidak akan sanggup ku kalahkan sendiri. Meskipun selama ini dia dingin, tidak ku ketahui kekuatan apa yang dia miliki selama ini.
Aku melewati lorong - lorong rumah, berhati - hati agar tidak bersuara sedikitpun.
Sesempai di halaman rumah, hatiku sejenak ciut, membayangkan kehidupan yang akan ku alami nantinya, dengan modal membawa uang seadanya, tidak sempat mengambil banyak uang ibu angkatku, karena tidak punya waktu, selain itu tidak ingin ketahuan rencanaku. Aku hanya membawa hasil bongkar celengan.
Ku naiki pagar yang menjulang, malam itu seperti langit dan bumi bekerja sama untukku bisa meninggalkan rumah ini secepatnya.
Akhirnya keputusan minggatku adalah pengalaman nekadku sebagai remaja. Tidak ada seorangpun nanti yang akan percaya terhadap ide yang rumit ini.
Aku akhirnya berjalan menaiki bus arah kota. Sepi, dini hari menjelang subuh, hanya aku penumpang yang masih remaja, selebihnya penumpang dewasa yang berpakaian kerja.
8 jam perjalanan, tinggallah kota Ciamis. Tidak tahu arah, ku langkahkan kaki menelusuri Ibukota Jakarta.
Ketika itu, aku berhenti di di dekat masjid besar yang di sebut Istiqlal. Setelah melaksanakan shalat Dzhuhur, ku teruskan perjalanan mencari alamat yang di tulis ibu di buku hariannya.
Dalam buku itu, rumahnya di jalan Otista kp. Melayu. Disitu ayah dan ibu memadu kasih, sebelum kembali ke peristirahatan terakhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri- US
Teen FictionSuatu hari kita dipertemukan oleh hujan, di bawah hujan, kita saling pandang. Kau ibarat payung, membuatku merasa teduh setiap kali dingin mengigilkan. Kita adalah sepasang rindu tanpa ikatan. Seringkali aku membatin, haruskah ku tanyakan perihal...