10

154 15 0
                                    

Setelah hampir 2 jam aku bertemu dengan Minjung, aku mengantarnya pulang. Lalu aku bergegas menghubungi Eunhyuk untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.
Aku pergi ke rumahnya untuk menyelesaikan masalah ini.

"Hyung" Eunhyuk membukakan pintu rumahnya dan aku langsung menerobos masuk dengan kesal

"Apa yang kau katakan pada Minjung ? Fitting baju pernikahan ? Besok ? Apa kau sudah gila ? Aku yang akan menikah, bukan kau Eunhyuk! Kenapa kau jadi seenaknya memutuskan ?!Aku sudah tidak bisa mengontrol amarahku.

"Kau yang gila hyung. Sebentar lagi kau akan menikah, tapi kenapa kau malah bermesraan dengan wanita lain ?"

Aku terkejut, bagaimana Eunhyuk bisa tahu ?

"Apa yang kau bicarakan ? Aku tidak-"

"Ayahmu selalu mengawasimu.."

Aku hanya menatapnya kosong, masih mencerna apa yang barusan dan sedang ia coba jelaskan.

"..sejak awal kau jadi Kim Yesung, ia membayar orang untuk mengawasimu dan melaporkan semua tentangmu kepadanya"

"Kenapa ?"

Lagi-lagi ayahku bertindak seenaknya. Selama ini ia selalu seenak jidat(?) menjodohkanku dengan beberapa putri rekan kerjanya, dan selalu berakhir sama, pengkhianatan. Para wanita itu hanya gila harta, mereka tidak benar-benar mencintaiku. Itulah, yang membuatku menjadi Kim Yesung. Mencoba menjadi pria biasa-saja untuk mencari wanita yang benar-benar mencintaiku, bukan karena harta semata.

Aku pikir setelah ia mengizinkan ideku itu, ia benar-benar akan lepas tangan soal kehidupan pribadiku, tapi ternyata ia masih saja seperti itu. Apa yang sebenarnya dia mau ?
Dasar orang tua yang sangat menyebalkan.

"Kau tahu, kemarin lusa ayahmu bertanya padaku 'kenapa Jongwoon bersama wanita lain ? Padahal sebentar lagi ia akan menikah?' .."
"..aku kira itu hanya omong kosong sampai aku memutuskan untuk membuntutimu, dan ternyata benar apa yang dikatakan ayahmu. Ia langsung memintaku untuk mempercepat pernikahanmu, jadi aku langsung menghubungi Minjung noona.."

Aku masih terdiam.
Aku benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa pada situasi seperti ini.

"..kau ini kenapa hyung ? Apa Minjung noona melakukan sesuatu yang salah sampai-sampai kau menduakannya?"

Aku tak bisa berkata-kata.
Aku memang salah.
Aku memang telah menduakan Minjung, calon istriku.
Aku memang salah, telah jatuh cinta dengan Yera.

"Aku.." aku menggigit bibirku dengan kesal mengingat betapa bajingannya aku ini

"Kau harus meninggalkan gadis itu hyung" ucap Eunhyuk memegang pundakku dengan tatapan sedih. Aku mengerti, ia hanya tidak ingin hyung nya ini salah jalan. Tapi, apa boleh buat, ini semua telah terjadi.

"Aku tidak bisa"

"Apa gadis itu tahu kalau kau akan menikah ?"

"Tidak. Dia tidak tahu"

"Hyung, tolong jangan seperti ini. Kau hanya akan membuat keduanya sakit. Kau harus melepaskan gadis itu"

"Aku tidak bisa. Aku mencintainya"

"Bagaimana dengan Minjung noona ? Kau juga mencintainya kan ?"

"Aku.." aku membuang muka dan mengepal tanganku kesal
"..aku sudah tidak tahu lagi"

"Hyung. Kau-"

"Biar aku sendiri yang mencari jalan keluarnya. Tolong jangan ikut campur lagi, Eunhyuk" aku langsung berdiri dan bergegas pergi.

•••

Seperti beberapa kali sebelumnya, aku menemukan Yera sedang berdiri depan rumahku, menungguku pastinya.
Aku benar-benar lupa untuk menghubunginya.

Aku berjalan menghampirinya sambil memaksa bibirku membuat senyuman palsu.
Ia pun tersenyum melihat kedatanganku.

"Kau dari mana Ahjussi ? Kau tahu, aku sudah bertahun-tahun menunggumu disini sampai lumutan(?) seperti ini" ucapnya bercanda sambil menyenggolku(?)

"Maaf. Tadi aku ada urusan dengan teman kerjaku. Di luar dingin, ayo kita masuk" ajakku sambil merangkulnya.

Aku menyiapkan laptop dan dvd di posisi yang nyaman untuk kami nobar(?) sedangkan Yera menyiapkan beberapa cemilan dan minuman di dapur.

Tak lama kemudian,kami mulai menonton film bersama. Ia bersandar di bahuku sembari menonton dan sesekali ia menyuapiku chiki komo(?).

Mataku menatap layar laptop yang sedang memutar film, tetapi pikiranku entah kemana.

Penyesalan terus saja melintas di pikiranku
"Yera" panggilku, dan ia hanya diam

"Seandainya aku mengenalmu lebih awal, pasti-" ucapanku terhenti setelah mendengar suara dengkuran kecil. Ternyata, Yera sudah tertidur pulas di bahuku sembari tangannya memelukku.

"Ciih dasar pelor(?)" ucapku sambil mencubit pipinya.

Aku menidurkannya(?) di tempat tidur dan akupun ikut mengambil posisi tidur di sampingnya. Aku terus menatapnya, wajah yang terlihat tanpa dosa itu saat tidur, benar-benar terlihat cantik. Sesekali aku mengelus wajahnya dan menyingkirkan rambutnya yang terus jatuh menutupi wajahnya.

Terbesit apa yang dikatakan Eunhyuk tadi 'melepaskan Yera'.

"Bagaimana aku bisa melepaskanmu jika aku semakin mencintaimu seperti ini, Yera ?"
Aku mengecup keningnya.  Lalu aku memeluknya, membiarkannya tidur dalam pelukanku.

•••••

Ahjussi | Yesung SJTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang