Drama

41 3 0
                                    


Kejadian ini terjadi hampir empat tahun lalu. Dengan kenangan yang berbekas seperti kemarin, saya mencoba menorehkan kembali kisah yang memberi kesan bagi hidup saya hingga sekarang.

Cerita ini bukan hanya sekedar cinta monyet remaja namun kisah remaja bertajuk pendewasaan di dalamnya.
Saya berusaha sebisa mungkin menginspirasi kalian dengan cerita yang mungkin masih belum tertata apik, disini saya akan mengajak kalian berpetualang menuju alur kehidupan saya terdahulu. Dimana saya menemukan arti persahabatan, dimana saya terluka, dimana saya terjatuh dan berusaha bangkit dengan segala kemampuan.

Semoga kalian dapat menjumpai hikmah dan semangat yang tersimpan didalam cerita ini. Semoga yang disemogakan :).

****

Matahari terik membuat kulit Aly memerah. Dia segera berlari untuk berteduh di bawah pohon rimbun, bukannya ia takut legam hanya saja ia tak suka berkeringat.

"kemana saja kau?" tegur Santi.

Aly melirik Santi yang sumringah berbanding terbalik dengan dirinya yang kehausan. Saat Aly menyadari apa yang ada di tangan Santi, langsung saja ia sambar.

"hati-hati tersedak amandel kau sendiri" sumpah Santi yang tak menghentikan Aly menenggak semua air itu kedalam tenggorokannya. Tetes terakhir membuatnya bernafas lega, tanpa pikir panjang Aly membuang botol air mineral kosong itu kedalam tong sampah.

"matilah kau. Aku baru saja minum setenggak" Santi memukul keras tangan Aly. Namun perhatiannya teralih saat mereka mendengar gelak tawa semua orang.

Pandangan yang beradu beralih pada seorang laki-laki yang setengah matang sedang berteriak geli diatas panggung. Ia kurus, kering macam satu batang lidi dengan baju pinknya juga suara melengkingnya membuat tawa semua orang berhamburan.

Aly yang lelah berdiri memilih duduk dilantai marmer putih sekolah mereka.

Tanpa memperdulikan marmer yang sudah kotor karena terinjak-injak seharian, Aly langsung duduk diantara siswa yang lain diikuti Santi.

Laki-laki diatas panggung makin menjadi, Aly sedikit terganggu dengan gelak tawa dari siswa disebelahnya.

"bisa diam tidak?" tegur Aly sarkas.

"apa urusanmu?" jawab laki-laki itu, Aly yang kesal hanya membuang muka tak mau tau.

Aly yang mulai bosan memilih untuk memandang sekitarnya, disampingnya ada siswa yang urakan, ditambah dengan geng yang sama urakannya. Ia lihat satu persatu lelaki yang ada di dekatnya bukan ada niatan untuk menggoda hanya saja mata nakal Aly tidak bisa berhenti menatap setiap orang yang ada di dekatnya. Namun, saat matanya melihat ke bagian belakang nampak laki-laki yang tersenyum hangat. Hal itu membuat mata Aly yang keparat berhenti sejenak menatap ciptaan Tuhan yang indah.
Lelaki yang merasa ditatap pun ikut menatap Aly, sejenak mata mereka bertemu.

"kau tidak makan?" ah sial, rutuk Aly dalam hati.

"aku sudah kenyang, kau saja" panggilan Santi membuatnya mengalihkan pandangan untuk menatap aci dicolok tepat di depan wajahnya.

"yasudah" Santi langsung melahap aci malang itu ke dalam mulutnya yang lebar. Aly menyumpahi Santi dalam hati.

Sinar matahari yang terik mulai berubah jingga, acara drama di panggung pun selesai. Masa SMA Aly terasa menyenangkan hanya dengan tidak mentaati peraturan dia merasa menjadi ratu bandel di sekolah.

Semua siswa memakai seragam putih abu-abu kebanggaan mereka, namun Aly dan Santi memilih memakai kaos oblong dengan rok ketat panjang yang mencetak jelas badan mereka.

Tapi mereka bersyukur karena sekalipun mereka tidak pakai baju tidak akan ada yang tertarik pada tubuh mereka.

Tubuh Santi yang sedikit gemuk dan berisi membuat lelaki sedikit tak tertarik tapi jika dilihat dari segi wajah Santi memiliki kulit putih dan paras cantik, matanya yang lebar menambah nilai plus untuknya.

Sedangkan Aly yang mempunyai postur tubuh kecil berlenggok, serta wajah hitam manis menambah kesan imut nya membuat lelaki yang sejenak bertatapan dengan Aly tadi tak bisa mengalihkan tatapannya hingga senja menjelang, dan kios tertutup.

Meski begitu, dalam hati kecil yang terdalam, lelaki itu berharap matahari esok dapat mempertemukan mereka. Lagi.

****

Hai kalian, saya membuat cerita baru dengan nuansa berbeda.

Tetap tentang romansa, tapi lebih bertajuk dewasa. Semoga waktu lenggang kalian dapat terisi dengan tulisan yang ala kadarnya ini.

LAKUNA •Basedontruestory•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang