Jenguk

9 2 1
                                    

Erza terbaring di kamarnya, tapi ketentramannya terganggu saat mendengar teriakan ibundahara.

"Erza!! Turun!!" dengan malas Erza turun dari kasur, ia melangkahi anak tangga dengan sangat perlahan, takut kakinya ikut patah.

"ada apa?" tanyanya mendongak melihat si Ibu bersedekap di bawah.

"ada teman-temanmu menjenguk" dengan sedikit semangat empat lima Erza menuruni tangga.

Saat sampai di ruang tamu, teman-teman Erza yang ramai menjadi senyap seketika. Mereka sontak melihat tangan Erza yang digendong seperti bayi.

"hai" sapa Erza mencairkan suasana.

"wah.. Kebanyakan racing sih, makanya tangan jadi model begitu" goda Tander salah satu teman Erza.

"oh iya ingat cewek yang dulu kita omongin gak Za?" Erza mengangguk, tentu ia ingat, baru saja dikamar ia memikirkan perempuan itu.

"wah wah. Baru masuk SMA udah mau dapet gebetan nih anak. Siapa? Siapa?" Tander memulai pembicaraan.

"Aly itu lo" jawab Rozi menimpali Tander.

"cepat sembuh, Aly bertanya keadaanmu. Dia panik setengah mati" ucap Oka turut menimpali.

"iya iya" jawab Erza, mereka hening sejenak menunggu ibu Erza meletakkan minuman diatas meja.

"lagi ngobrolin apa?" tanya ibu Erza.

"lagi ngobrolin gebetannya Erza buu" jawab mereka serempak.

Ibu Erza tertawa "yasudah diminum dulu" ia pergi masuk ke dalam.

"ayo cerita bagaimna bisa kalian kenal Aly?" tanya Oka. Ia penasaran, karena setau Oka ia tak pernah bercerita pasal Aly.

"ah sebelum kau kenal, kita sudah kenal lebih dahulu. Betulkan Za?" Erza mengangguk mengiyakan.

"jadi waktu drama sekolah aku dan Rozi melihat Aly minum air mineral, ia sama-sama menarik perhatian kami."

"lalu?" giliran Ana yang bertanya, mereka semua sedang penasaran dengan cerita perkenalan Aly, Rozi, dan Erza.

"aku dan Erza berebut Aly. Aku mau mendekati Aly tapi Erza melarangnya, katanya buat dirinya saja" Rozi mulai menyulut rokoknya.

"lalu kau mengalah begitu saja?" Oka bertanya

"hei! Kau lupa Rozi sudah ada kak Anin?" Ana mengingatkan.

"ah benar. Lantas kenapa kau ingin mendekati Aly? Dasar buaya" ejek Frista. Ia kenal dekat dengan perempuan yang bernama kak Anin. Wajar saja ia tak terima.

"aku sudah bosan dengan Anin, Anin hanya marah setiap hari. Ia terlalu cinta padaku, aku tak bisa hidup begitu" Rozi berkata sambil menyembulkan asap ke udara.

"Daripada kau mempermainkan Aly, lebih baik Aly denganku" ucap Erza yang diangguki oleh semuanya.

"yasudah aku ikhlaskan"

"ihiyy siap siap minta pajak" teriak Tander.

"dasar bunga bangke" Erza mengatai Tander.

Erza akan masuk besok, sudah seminggu ia libur dan itu cukup. Tangannya tak akan membaik jika dibiarkan lunglai didalam gendongan. Dan ia akan mengajak obrol Aly didunia nyata bukan hanya via titip menitip salam.

****

Well fyi. Cerita diatas saya dapatkan dari perkataan lelaki bernama Erza itu sendiri. Dan hal yang membuat saya terkejut, ternyata Erza lebih dulu tau akan Aly dibanding Aly tau akan Erza. Memang dari awal mereka jodoh tapi tidak tau diakhirnya.

Kalian berharap bagaimana?

LAKUNA •Basedontruestory•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang