Siang itu, seusai olahraga Aly duduk di bangku depan kelas biasanya. Namun bedanya kini disampingnya ada Erza yang setia menemani. Ditambah dengan satu nyamuk yang tak bisa diam. Rozi.
Kebetulan jadwal olahraga kedua kelas yang berbeda jurusan ini sama. Sama-sama guru, sama-sama jam. Menguntungkan bagi Aly juga Erza.
"sudah jangan marah" bujuk Rozi, Erza tak dapat berkata apa-apa selain kata Maaf andalannya.
Rozi yang dikenal menjadi sahabat Erza ditambah dengan satu makhluk bernama Alfin membuat persahabatan mereka lengkap pada kalanya.
Alfin si lelaki dewasa yang mendewasakan sahabatnya yang lain dengan petuah, Erza si pendiam yang tidak benar-benar pendiam seperti semestinya, juga Rozi yang urakan namun selalu bisa mencairkan suasana adalah perpaduan yang pas. Semua tau itu. Termasuk Aly.
"aku tidak marah" jawab Aly dengan nada sedikit menyentak.
"terlihat sekali kau masih marah"
"urusi saja kak Anin jangan urusi aku" balas Aly kesal.
"ah kau marah diberi foto romantis saja sudah lunak" ejek Rozi.
Memang benar, Erza memberinya oleh-oleh dari gunung. Oleh-oleh sederhana berupa foto pasir di ranu kumbolo bertuliskan nama kecilnya.
Dan dengan beberapa foto pemandangan ranu kumbolo yang indah, membuat Aly jatuh cinta. Pada gunungnya juga pada pengirimnya.
Rozi lalu pergi membiarkan Aly dan Erza berdua.
"maaf"
"iya sudah kumaafkan" senyum Aly.
"memang benar aku pernah bersamanya, tapi tetap saja sekarang aku sudah milikmu. Dia juga sudah tau." jelas Erza meyakinkan.
"tapi kulihat-lihat tipemu sama. Mantanmu diluar dengan disini wajahnya hampir sama" heran Aly.
Erza memang memiliki dua mantan yang mirip. Pertama, Bella adalah mantan yang mendaki bersamanya kala itu. Mereka bersama saat masih duduk di bangku SMP. Kedua, ada Reni, teman sekelas Erza yang dipacari karena hanya ingin lupa dengan mantan terdahulu bernama Salma.
Aly pusing mempelajari sejarah mantan Erza yang berjibun itu. Yang pasti intinya Erza berusaha lupa dengan mantannya bernama Salma dengan cara memacari banyak perempuan sampai menemukan yang pas. Dan kini tapaknya berhenti pada Aly. Entah kini ia sudah benar lupa seperti perkataannya saat ini atau ia hanya pura pura lupa.
****
Sayang sekali saya tak bisa menunjukkan foto nama dengan ranu kumbolo yang mendampinginya. Karena foto yang sejak dulu saya simpan telah hilang. Bukannya terbuang, hanya saja Tuhan seperti tak mengijinkan saya menyimpannya. :)