Sekadar Tau

30 4 0
                                    

Aly berjalan lemas menuju kantin, dia memilih mencari asupan makanan untuk perutnya yang meraung-raung kelaparan.

"ah sial, makan apa aku dengan uang gambar Frans Kaisiepo ini" Aly mengambil satu botol air mineral. Ia harus hemat tapi ia lupa kalau belum makan seharian ini. Setidaknya air bisa memanipulasi cacingnya yang demo keras-keras itu.

"mau?" Aly menoleh pada sumber suara. Santi berdiri dengan menyodorkan satu buah aci dicolok tepat di depan mulutnya. Dengan cepat Aly langsung melahap aci dicolok itu sampai air liurnya terkena tangan Santi.

"ih! Tanganku kena air liur kau!" Santi menggosokkan jari telunjuknya ke kaos oblong abu-abu milik Aly.

Acara sekolah hari ini tidak terlalu menarik bagi Aly maupun Santi, makanya mereka memilih duduk di kantin menikmati aroma makanan yang sangat menggugah selera. Sayangnya hanya aroma yang bisa mereka nikmati, makanannya? Sudahlah cukup dibayangkan saja.

"bagaimana? Kau sudah tau nama laki-laki yang kau incar waktu itu?" Santi menoleh kanan kiri mencari penampakan lelaki yang dimaksudkannya, siapa tau ada.

"belum". Aly sibuk memperhatikan satu siswi yang dari tadi berlarian di koridor dengan merek air mineral menjuntai di bagian belakang pantatnya. Sepertinya siswi itu sedang dikerjai tapi dia tidak sadar dan tetap percaya diri berjalan kemana-mana dengan ekor merek air mineral dipantat.

"mau aku tanyakan pada Oka?" tawar Santi yang masih terus saja membahas laki-laki kemarin.

"ah tidak usah repot-repot" ucap Aly sambil melambaikan tangan.

Santi beranjak memanggil Oka teman yang konon katanya juga dekat dengan lelaki yang kemarin sore itu. Santi memang begitu sangat suka menjodohkan teman-temannya, mentang-mentang dia sudah punya pasangan.

"ini dia orangnya" tunjuk Santi ke mukaku.

"Hai" sapaku dengan senyum. Tidak enak bukan kalau ada kenalan tapi aku tidak perduli, jadi kutunjukkan saja senyum terpaksaku padanya.

"kamu mau tanya temanku yang mana?" tanya nya dengan menunjuk beberapa gerombol siswa yang urakan sama seperti kemarin.

"hmn yang itu" jawabku santai dengan menunjuk salah satu lelaki yang duduk diantara lelaki-lelaki lain.

"yang pakai jaket hitam? Ah dia sudah punya pacar" ucapnya dengan nada sedikit memelas, walau aku tau sebenarnya dia tidak ada niat memelas sama sekali padaku.

"bukan, tapi yang satunya" siswi yang bernama Oka itu celingukan, lalu dia kembali menatap Aly.

"ah dia. Katanya sih dia juga sudah punya pacar" kenapa setiap laki-laki yang aku tunjuk selalu Oka jawab dengan kata sudah punya pacar? Padahal Aly sama sekali tidak perduli mau mereka sudah punya pacar atau duda.

Dengan berusaha menjaga kesopanan Aly menjawab "ah... Aku tak bermaksud mencari pacar. Hanya ingin berkenalan saja siapa tau dia jadi sedikit cerewet jika berteman denganku." goda Aly sekenanya.

"oh begitu. Yasudah nanti aku salamkan padanya." ucap Oka

"siapa namanya?" bukan Aly yang bertanya tapi Santi yang kembali pada habitatnya. Kepo.

"Erza Saputra" Aly dan Santi hanya manggut-manggut seperti pajangan mainan yang ada di dalam mobil.

Oka berpamitan dia ingin segera kembali pada kawan perempuannya.

"cie.. Sudah sikat saja" Santi mendorong pelan pundak Aly.

"sikat gigi?" Aly kembali melanjutkan meminum air mineral yang sungguh nikmat tanpa menghiraukan kicauan Santi.

Erza Saputra. Sekadar tau nama pun sudah cukup bagi Aly.

LAKUNA •Basedontruestory•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang